dziesięć | ten
❝i'm lost. there's no way i can get back home.❞
++
butuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai museum st. john. ketika mereka sampai, cuaca sedikit mendung dan angin musim semi terasa bagaikan angin musim dingin.
"kayaknya kita salah museum," ujar harry ketika melihat pemandangan yang ia lihat. kedua temannya mengikuti di belakang.
"ini museum st. john, harry. sekarang cari apa yang kamu cari sebelum hujan," ujar emily sambil merapatkan jaketnya.
"kamu mau pake jaket aku nggak?" terdengar suara luke yang berdiri di belakang harry.
"nggak usah," emily menjawab sambil tersenyum.
"kamu mau pake jaket aku nggak," harry menggerak-gerakkan mulutnya dengan gerakan menyebalkan, meniru ucapan luke tanpa suara dan memasang tampang mau muntah.
harry melirik luke dan emily yang sedang berdiri di depan kap mobil, menunggu harry untuk melakukan sesuatu.
"kalian tunggu sini aja," kata harry lalu dia berlari memasukki area museum lebih dalam.
harry menduga-duga ada sesuatu yang tidak beres sejak pertama kali dia menginjak tanahnya disini; dan ternyata terbukti saat dia berdiri persis di hadapan gedung itu.
kolamnya sudah tidak ada.
kolam air mancurnya sudah tidak ada.
terdapat bekas seperti bekas bangunan di tempat yang dulunya terdapat air mancur itu; dan harry mengira pasti air mancurnya sudah dihancurkan dan dirobohkan.
harry nyaris pingsan kalau saja dia tidak buru-buru menyadarkan diri. dia melihat sekeliling dan menemukan seorang office boy sedang membawa peralatan bersih-bersih di trolleynya.
harry mendekati orang itu. "pak, kolam yang tadinya buat hiasan disini dimana, ya?"
laki-laki muda itu mengerutkan dahinya. "air mancur raksasa itu? setau saya udah dibongkar enam tahun lalu, mas."
wah, bagus. sekarang orang-orang manggil gue 'mas', bukan 'dek' lagi.
"kenapa dibongkar?" tanya harry. sebelum sang office boy ingin menjawab, harry sudah melontarkan pertanyaan lagi. "boleh ketemu pemilik museumnya, nggak?"
"pemiliknya ya pemerintah, mas."
"ya, maksudnya yang bertanggung jawab atas museum ini."
"orangnya lagi dinas ke springfield," ujarnya serius.
harry menjambak rambutnya frustasi. "oke, makasih, deh."
tanpa basa-basi, harry segera pergi dari situ. dia menatap luke dan emily dari kejauhan dengan tatapan hampa.
tidak ada jalan pulang. dia akan terjebak terus disini; menjadi orang dewasa, menyelesaikan kuliahnya, mencari pekerjaan, menghabiskan waktu dengan kelsie...
dan melewatkan delapan tahun begitu saja.