Gomawo chingu

9.4K 480 16
                                    

[Aku tuh seneng loh kalo kalian mau komen disini. Pengen banget bacain komen kalian dan balesin satu-satu😭😭. Komen yaa, komen apapun boleh kooo]





Tubuh rasanya tak mau berpisah dari kasur dan selimut. Mungkin itu yang gadis berusia 20 tahun ini rasakan saat ini. Dihari minggu siapa yang mau bangun pagi?. Mungkin mereka memilih tidak membuka mata untuk sekejap pun. Tapi tidak dengan gadis ini, hari ini dia harus bangun pagi karena, PRAANGG. Astaga suara apa itu?. Gadis itu turun dari kamarnya menghampiri asal suara, yang ia yakini berasal dari dapur rumahnya.

"Ada apa?" tanya si gadis.

"Maaf nona muda, ahjumma tidak sengaja, nona muda Nayeon badannya panas dan hidungnya terus mengeluarkan darah, ahjumma ingin menyiapkan kompres untuknya, tapi tidak sengaja menjatuhkan panci karena terburu-buru, maafkan ahjumma sekali lagi nona muda" jelas si ahjumma dengan sesekali membungkukkan badan rentanya, karena ia sudah menginjak usia kepala lima. Pembantu yang bekerja sejak pemilik rumah ini menikah.

"Ahjumma jangan berlebihan, itu hanya hal kecil, tidak apa-apa ahjumma, dan sejak kapan Nayeon demam?" tanya gadis itu.

"Tadi saat ahjumma ingin membangunkannya, dia tidak mau bangun, dan tubuhnya panas sekali" jelas si ahjumma.

"Apa eomma dan appa juga belum pulang?" tanya si gadis

"Belum nona muda"

"Aish, ahjumma sudah kubilang jangan panggil aku nona muda, panggilan itu seakan panggilan pembantu untuk majikannya, sedangkan aku sudah menganggap ahjumma itu nenekku sendiri" jelas si gadis.

"Maafkan ahjumma Jisoo-ya"

"Dimana kompresnya biar aku yang melakukannya"

"Ini, jika kau butuh apa-apa panggil ahjumma ya"

"Nee ahjumma"

Jisoo berlari dengan membawa wadah berisi air hangat dan kain untuk mengompres. Menghampiri adik kesayangannya yang sedang sakit.

"Nayeon-ah, are you okay?" tanya Jisoo yang duduk disamping ranjang adiknya, sembari menyiapkan kain kompres.

"Taehyung oppa, Taehyung oppa, Jungkook oppa" kata itu yang sedari tadi terucap dari bibir mungil Nayeon. Ia masih dengan mata tertutupnya, terus memanggil-manggil nama itu.

"Nayeon-ah, jangan buat dirimu seperti ini" kata Jisoo sembari meletakkan kain kompres didahi adiknya.

"Eonnii, Nayeon ingin melihat mereka, sekali saja eonni, Nayeon ingin, sebelum penyakit ini mengambil Nayeon" kata Nayeon memohon pada kakaknya.

"Yak, apa yang kau katakan?, kau akan sembuh, jangan sekali-kali kau mengatakan itu lagi" kata Jisoo yang sedikit membentak gadis 7 tahun lebih muda darinya itu.

"Maukah eonni berjanji padaku?"

"Berjanji apa?" tanya Jisoo.

"Temukan aku dengan mereka sebelum aku pergi" Pinta Nayeon.

"Tapi..." kata Jisoo terhenti saat ahjumma menepuk pundak Jisoo.

"Baiklah eonni janji pada Nayeon, akan mempertemukan Nayeon pada mereka, tapi Nayeon juga harus berjanji pada eonni, jika Nayeon akan sembuh" lanjut Jisoo.

"Janji, Nayeon akan semangat untuk sembuh" jawab Nayeon.



Jisoo duduk disalah satu bangku dirumah makan, ia sedang menunggu seseorang.

"Yeoboseyo Jennie-ah, aku sudah menunggumu ditempat makan yang kau maksud"

"Nee, aku akan segera sampai, tunggu sekitar 10 menit lagi mungkin" jawab seseorang dari seberang sana.

"Baiklah" Jisoo mematikan sambungan ponselnya dan memasukkan ponselnya kembali kedalam tasnya.

Memang sahabatnya tadi mengatakan akan sampai 10 menit lagi. Dan setelah 30 menit ia baru saja sampai.

"30 menit" kata Jisoo dingin pada sahabatnya itu, yg sekarang sudah duduk didepannya.

"Maafkan aku Jisoo-ya, jalan tadi ada hambatan" jawab Jennie sembari mengeluarkan cengirannya dan menggaruk tengkuk belakangnya yang sama sekali tidak gatal.

"Terserahlah,,, jadi bagaimana, dengan kuliahmu?"

"Baik-baik saja, hanya saja semakin hari tugasnya semakin berkembang biak" jawab Jennie.

"Iya, aku juga membenci itu" keluh Jisoo.

"Oh ya, aku ingin bertanya padamu" lanjut Jisoo.

"Apa?"

"Taehyung, Jungkook mereka tinggal dimana?" tanya Jisoo.

"Apaaaaa, kau menjadi seorang army, yyeeeeyyy akhirnya virusku bermanfaat" teriak Jennie, yang akhirnya banyak orang melihat ke arah mereka. Jennie begitu karena ia adalah seorang penggemar BTS, dari dulu ia menyukai boygrup itu. Tapi tidak dengan Jisoo, bahkan Jisoo tidak mengenal setiap member BTS. Padahal mereka hampir setiap hari muncul dilayar televisi, tapi Jisoo tidak pernah melihatnya.

"Astaga, Jennie-ya, apa yang kau lakukan, pelankan suaramu, banyak orang disini" Jisoo.

"Eoh mianhae, aku bahagia Jisoo" jawab Jennie yang masih sedikit histeris.

"Bukan aku yang menyukai mereka,,, adikku, kau tahu kan adikku memiliki penyakit itu, ia ingin bertemu dengan mereka" jelas Jisoo

"Ooh, bukan kau ya, tapi tidak apa-apa"

"Hey, kau belum menjawab pertanyaanku, dimana mereka tinggal?" tanya Jisoo kembali.

"Di dorm" jawab Jennie singkat.

"Mwo?, tempat apa itu?, apa ada tempat yang namanya dorm?" tanya Jisoo polos.

"Astaga dorm saja kau tidak tahu, dorm itu tempat semua member BTS tinggal" jelas Jennie.

"Apa kau tahu alamatnya?" tanya Jisoo penasaran.

"Sayangnya aku tidak tahu" jawab Jennie

"Aish, eottokae Jennie-ya" rengek Jisoo pada Jennie.

"Tapi letak gedung BigHit aku tahu dimana" kata Jennie girang.

"Tempat apa lagi itu?"

"Gedung agensi Bighit, sudahlah tidak perlu ku jelaskan, besok kau kerumahku ya, akan kuantar kau kesana"

"Jinjja?, baiklah, gomawooo Jennie-ya, aku menyayangimuuu, saranghaee" kata Jisoo sambil memeluk tubuh Jennie.

"Astagaa Jisoo, aku susah bernapas" Jennie.

"Ah maafkan akuu hehehe"

Aneh?, koment klo ceritanya aneh, ini ff ke-3 gw, gw slalu nyoba terooss, ampe suksess

How A.R.E M.E?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang