"Aku membawakanmu teh hangat, minumlah. Disini sangat dingin" Ucap Hoseok menyodorkan segelas teh hangat pada Jisoo.
"Terima kasih" Ucap Jisoo menerima teh pemberian Hoseok.
Jisoo menyeruput teh sembari menikmati pemandangan indahnya sungai Han. Seperti perjanjian Jisoo dan Hoseok dulu.
"Hoseok oppa---"
"Jangan terburu-buru, mengobrol dulu" Potong Hoseok.
Jisoo hanya menuruti perkataan Hoseok. Mereka mulai membuka pembicaraan, membicarakan topik yang sekiranya cocok dengan suasana saat ini.
"Oh ya?, jadi kau suka bubble tea?"
"Hm. Aku sangat menyukainya. Apalagi jika oreo" Jawab Jisoo.
"Aah aku lebih suka yang red velvet. Tapi aku akan suka jika kau suka" Ucap Hoseok menampilkan senyum manisnya.
"Hahahaha"
"Oppa..." Panggil Jisoo.
"Hmm?"
"Bisakah kita cukup seperti ini saja?. Maksudku---"
"Hey bicarakan itu nanti saja, kita mengobrol dulu. Kita bicarakan hal yang---" Ucap Hoseok terpotong.
"Oppa, dengarkan aku---"
"Masih banyak waktu Jisoo-ya. Kau bisa menjawabnya kapan saja. Besok kau bekerja 'kan?. Jadi kau bisa---"
"Oppa dengarkan aku..."
"...Maaf oppa aku tidak bisa" Jisoo menggenggam erat tangan Hoseok, menatapnya dalam. Dengan mata setengah berkaca-kaca.
Hoseok menatap Jisoo seolah dia meminta penjelasan dari jawaban Jisoo.
"Apa kau juga menyukainya?" Tanya Hoseok.
Diam adalah andalan Jisoo disaat seperti ini.
"Aku tahu ini akan terjadi hahaha" Ucap Hoseok tertawa garing.
"Oppa... " Lirih Jisoo, karena pertahanan air matanya hilang saat mengingat bagaimana baiknya Hoseok padanya.
"Aku tidak akan kecewa jika kau memilihnya. Dia baik, penyayang, aku yakin dia akan menjagamu dengan baik"
"Maafkan aku" Lirih Jisoo.
"Huh disini sangat dingin. Aku ingin pulang. Kau kemari dengan supirmu 'kan?. Aku pulang dulu" Hoseok beranjak dari posisinya.
"Ini pakai jaketku, jaketmu tidak bisa menahan dingin dengan baik. Aku pulang" Hoseok meninggalkan Jisoo dengan jaketnya yang terpasang dipundak mungil Jisoo.
Jisoo menangisi jawabannya sendiri, dia merasa bersalah karena mengatakan itu pada Hoseok. Jisoo merasa seperti orang jahat, walaupun Hoseok menerima semua jawaban Jisoo.
Hanya saja air matanya tidak berhenti saat mengingat kembali semua kebaikan yang Hoseok berikan padanya, bagaimana dia tulus membantu Jisoo disaat kesulitan menghampiri Jisoo.
Ddrrttt ddrttt
Ponsel Jisoo bergetar diwaktu yang tidak tepat.
BigHit Staff
-Agensi mengabulkan sesuai permintaanmu Jisoo-ssi. Hubunganmu dan Taehyung resmi berakhir, sudah dipublikasikan 1 menit yang lalu. Kau besok diminta kemari untuk menandatangani berakhirnya kontrak.Bukannya senang dengan berita yang Jisoo minta. Tapi malah air matanya yang bertambah banyak. Jadi setelah ini dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Taehyung. Sosok pemuda yang berhasil membuatnya hampir setiap hari tertawa, membuatnya jadi mencintai diri sendiri. Sosok pemuda yang berhasil membuat adiknya perlahan-lahan membaik.
Jisoo mulai membuka laman internet dan semua laman berita yang mengumumkan berakhirnya hubungan yang memang dari awal dimulai dari kebohongannya dengan Taehyung.
Jisoo mengusap pipinya yang dibasahi dengan air asinnya itu.
Agensi BigHit dengan resmi mengumumkan bahwa hubungan Taehyung dan Jisoo telah berakhir
Komentar netter tentang berakhirnya hubungan Taehyung dan Jisoo yang sudah diketahui 3 bulan yang lalu
---
Jisoo berjalan menyusuri jalan yang biasa dia lewati menuju BigHit. Masih sama seperti dulu, Jisoo menjadi bahan omongan dibeberapa orang yang melihatnya, tidak sedikit juga memandang Jisoo dengan tatapan seperti ingin memakan. Jisoo seperti ingin berteriak "BEBASKAN AKU!".
Jisoo berjalan memasuki gedung yang sudah lebih dari 4 bulan dia datangi.
Jisoo berjalan menuju ruangan PDnim. Namun saat dipertengahan jalan dia dihadang oleh seseorang. Seorang pemuda dengan pesona yang tampan, menatapnya dalam seolah mengikat manik indah Jisoo untuk tidak berpaling darinya.
"Annyeong" Satu kalimat yang lolos membuat jantung Jisoo seakan berhenti.
"Annyeong" Balas Jisoo.
"Apa kabar?"
"Tidak terlalu buruk. K-kau sendiri?" Suasananya seakan canggung dengan sendirinya.
"Tidak lebih baik darimu"
"Soo-ya..." Panggilan yang sudah sangat Jisoo rindukan terdengar dari pemuda bernama V itu.
"A-aku merindukanmu" Singkat padat jelas menusuk masuk sempurna ke dalam hati Jisoo.
"Jangan membuatku menangis karenamu lagi!" Ucap Jisoo menghindar dari hadapan Taehyung, namun dengan sigap tangan kekar Taehyung berhasil menahan Jisoo.
"Soo-ya ayo buat kebohongan ini menjadi nyata" Ucap Taehyung.
"Taehyung pabbo!. Kenapa kau membuatku mencintaimu?. Taehyung pabbo pabbo pabbo!" Ucap Jisoo berusaha melepas genggaman tangan Taehyung.
Tadinya ada seorang staff yang ingin memanggil Jisoo menyuruhnya segera menemui PDnim. Namun melihat pemandangan seperti ini, alangkah baiknya dia pergi.
"Soo-ya..."
"Lepaskan aku!. Dan jangan pernah katakan hal konyol seperti itu lagi!" Jisoo masih meronta dari genggaman Taehyung.
"Aku membencimu!" Bentak Jisoo dihadapan Taehyung.
"Jangan katakan hal seperti itu" Mata Taehyung mulai memerah dengan air mata yang perlahan mengalir, dan itu tak jauh berbeda dengan Jisoo.
"Aku membencimu!" Tangisan Jisoo pecah saat itu juga.
Taehyung mendekap erat Jisoo dalam pelukannya. Seolah Taehyung tidak membiarkan Jisoo pergi jauh darinya. Menyalurkan semua rasa sayangnya pada Jisoo.
"Jangan katakan hal seperti itu" Suara rendah Taehyung menenangkan Jisoo dalam dekapannya.
Dikit lagi tamat
Makasih ya udah mau baca FF receh aku ini😭
KAMU SEDANG MEMBACA
How A.R.E M.E?
Random"Taehyung pabbo!. Kenapa kau membuatku mencintaimu?" - Kim Jisoo. "Aku akan mendapatkanmu, aku bersumpah untuk itu" - Kim Taehyung. Rank #1 taehyungjisoo