3. Care?

13.5K 771 16
                                    

Jangan diperhatiin, entar gue baper gimana-Alisha

-

Menurut kalian apa yang terjadi padaku, setelah seharian bekerja? Bukan hanya bekerja secara fisik, tapi secara rohani.

Setelah semalam, aku mengantar segala sesuatu keperluan Patrick, si bos dingin alias lusifer musuh besarku itu, duh--kepalaku sakit. Bahkan hanya mengumpat dalam hati, mampu membuatku pusing kembali.

Lihat kelakuannya?

Karenanya, aku terserang sakit. Pagi ini, seluruh tubuhku sakit dan kepalaku benar-benar pusing. Ditambah ponselku yang berdering entah untuk kesekian puluh kalinya. Emangnya siapa lagi yang menghubungiku sampai segila itu?

Patrick Alardo.

Yah, hanya manusia jadi-jadian itu. Lagian untuk apa dia menghubungiku? Karena aku tidak datang bekerja? Cmon! Dia punya lebih dari 200 staf yang bisa kapan saja menghubungiku, lalu kenapa harus dia?

Apa dia tidak bisa membuatku tenang, sehari saja? Oh...aku melupakan fakta, bahwa sedetikpun aku tidak bisa bahagia di lingkarannya.

Aku berjalan ke dapur, setelah mematikan ponselku untuk menghindari si pria gila itu. Aku membuka kulkas.

Shit!

Kemana semua isinya? Kosong. Lihat! Ini efek dari seorang Patrick Alardo, bahkan kulkasku pun tak sempat kuisi.

"God..." desahku.

"Yaampun!" aku memukul kening, berlari kecil kearah kasur.

Aku meraih ponselku, menghidupkannya, dan meminta ijin kepada atasanku--yang pasti bukan Patrick Alardo.

Setelah semuanya selesai, aku kembali mematikan ponselku. Aku mencoba berjalan kearah pintu, meski tertatih, perutku kosong. Setidaknya, aku membeli sesuatu untuk dimakan. Knop pintu kuraih, "arghhhh!!" teriakku spontan.

Katakan aku bermimpi?

Please!

Didepanku berdiri, sesosok lelaki dengan jas biru kehitaman, Tuhan..aku sedang bermimpi?

"Pa-k Pa..trick?"

Wajah khas tengil, tapi tampannya, terlihat jelas disana.

"Yah, ini saya." Jawabnya dingin, tegas, seperti biasa.

Demi dewa yunani! Seorang Patrick datang ke kontrakanku? Kontrakan lusuhku? Untuk apa?

"Kenapa pak? Saya sudah ijin de-"

"Masuk." potongnya, lalu mendorongku pelan, dan mengarahkanku kearah kasur?

Tunggu..

Mau apa dia?

"Bapak mau ngapain?!" Sentakku.

Bahkan aku tak yakin, suaraku keras, mengingat aku sedang sakit sekarang.

"Lagi sakit ajah, tetep bawel!" sinisnya.

Dia beralih memegang dahiku dengan telapak tangan putihnya, sumpah sebenarnya dia kenapa?

"Panas-" Dia diam beberapa saat, lalu membuka mulutnya," kamu tunggu disini, jangan bergerak dari kasur, atau saya akan murka sama kamu."

Jleb!

Entah kenapa, aku hanya diam, dan menuruti katanya. Kelihatan kalau dia emang tukang perintah.

Lima belas menit kemudian, Patrick datang membawa plastik putih. Mengeluarkan bubur ayam instan dari sana, dan beberapa obat-obatan.

Boss And Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang