25. Junior Aliardo (End)

5.5K 353 14
                                    

Patrick membuka pintu rumah, pria matang hampir 30 tahun itu mengernyit saat tidak menemukan sang istri yang biasanya berada di ruang tamu.

Matanya menyapu ruangan, lalu bergerak menghampiri Siti yang kelihatan sedang membersihkan jendela.

"Sri?"

"Iya, Tuan."

"Di mana istri saya?" tanya Patrick.

"Nyonya lagi di kamar, Tuan."

Patrick mengangguk singkat lalu bergerak ke kamar, rasa rindu membuat kakinya melangkah dengan cepat, berdehem singkat saat melihat Alisha yang sedang sibuk membaca novel.

"Sayang?"

Alisha menoleh, menatap Patrick seperkian detik sebelum kembali fokus membaca novel.

"Baru pulang kamu, mandi gih."

Patrick tau ini lebay, tapi hanya itu? Mereka tidak bertemu hampir seminggu tapi reaksi rindu tak diterima olehnya. Alisha bahkan ogah-ogahan melihatnya, tersenyum gamang. Patrick menghela nafas lelah, lalu berlalu ke kamar mandi.

Usai membersihkan diri, Patrick semakin sedih saat melihat istrinya itu sudah tertidur di ranjang, padahal Patrick ingin mengajak Alisha keluar barang sebentar. Memijat kepala, Patrick merebahkan dirinya di kasur, memeluk Alisha dari belakang, sesekali pria itu mengelus perut istrinya yang sudah mulai membesar, lalu terlelap.

-

Patrick terbangun, karena merasa perutnya kelaparan, pria itu menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam, kaget saat mendapati gelas kosong sisa susu di nakas, Alisha biasa minum susu sesudah makan, artinya istrinya itu makan malam tanpa membangunkannya. Padahal Alisha, biasanya ditemani olehnya. Suasana hati pria itu semakin buruk, dia mengusap wajah lalu melangkahkan kaki ke ruang makan dengan gelas kosong di tangan, pria itu melihat menu yang tersaji di meja. Makam dalam diam. Cukup enak, tapi tak membuat Patrick merasa lebih baik, meski perutnya mulai terisi tapi tidak dengan suasana hati.

"Sial!"

Patrick mengumpat saat melihat sekelilingnya gelap, pria itu mencoba bergerak mengambil senter di laci, mengurungkan niat berteriak memanggil Asep karena teriakannya bisa membangunkan sang istri.

"Di mana, sih?!"

Gelisah, karena pria itu juga belum menemukan senter.

Patrick membulatkan mata, saat tiba-tiba lampu menyala, menampakkan wajah banyak orang di sekeliling ruangan disusul suara yang menusuk indra pendengarannya.

"Happy birthday, happy birthday to you."

Patrick menyapu ruangan, disana ada kedua mertuanya, mama, papa bahkan para sepupunya, Sri dan Asep juga di sana, sudut mata pria itu berkedut saat melihat Alisha berdiri memegang kue ukuran large dengan sepasang lilin 29, tak tau harus berkata apa, pria itu masih dilanda rasa kaget. Secepat kilat, lilin ditiup. Aneh, Patrick tak tau kapan lilin itu dinyalakan. Pria itu tak peduli, mengambil kue itu lalu meletakkannya di meja, lalu beralih ke wajah Alisha, kemudian mencium istrinya di depan semua orang.

Suara seruan disusul decakan terdengar bak protesan, tapi pria itu tak juga mengusaikan lumatan bibirnya, berhenti saat Alisha mencubit perutnya.

"Malu! Kamu ini, apa-apaan sih!"

Berdecak pelan, Patrick mengelus rambut istrinya yang berantakan. "Siapa suruh, ngerjain suami sendiri sampek kayak gini." Gemas, Patrick kembali mengecupi wajah sang istri.

"Udah, udah. Kamu ini, Pat. Urat malunya, udah putus apa gimana?" lerai mama Patrick.

Mereka terbahak bersama sebelum menyalami Patrick bergantian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boss And Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang