Please...jangan baperin gue mulu. Gue tuh gak bisa diginiin-Alisha
"Udahan marahnya?"
Aku menarik nafasku dalam. Lalu menghembuskannya kasar.
"Diem!" Ucapku dengan nada tinggi.
Mulut Patrick terkunci rapat dia menatapku cemas, lalu mengelus rambutku dengan penuh kasih sayang.
Gimana aku gak baper cobak, hiks!
Sesaat aku terdiam menikmati perhatiannya padaku, tapi kuusahakan agar aku tidak jatuh. Jatuh hati tentunya.
"Pak, sebaiknya kita kerja. Udah jam 10." Ucapku mengingatkan.
Patrick menatap arlojinya lalu berdiri. Dia berniat menarik tanganku tapi langgsung kutepis dan berjalan diluan.
"Alisha..." Suaranya tertahan.
Oke, aku mengalah. Aku bergerak mundur kebelakang, lalu berdecih pelan. Sebelum menyamakan langkah kami.
"Jangan dipegang." Ucapku sambil menarik tangan yang mau digenggam olehnya.
"Kenapa kamu harus peduli dengan orang sih?" Ketusnya.
"Tentu saja saya harus peduli pak, ini tempat kerja. Profesional dong!" Sinisku.
"Alisha!!"
Suaranya tidak asing, siapa?
Jantungku berdegup kencang. Disana Raffa berdiri di dekat lobby hotel. Dia melambaikan tangan lalu berjalan menghampiri kami.
Ya ampun! Aku menatap Patrick menangkap raut wajah tidak suka yang begitu ketara di wajahnya.
"Jadi kamu kerja disini?" Tanya Raffa sambil menatapku. Mengabaikan tatapan Patrick yang kupikir tajamnya melebihi pisau.
"I-ya." Balasku gugup.
"Ngapain anda disini?"
Itu suara Patrick, suaranya benar-benar dingin dan berat.
"Oh! Aku udah ngehubungin om sama tante. Aku udah tahu. Jadi ini tunangan kamu Lis?" Tanya Raffa.
Lagi-lagi mengabaikan pertanyaan Patrick. Aku meneguk salivaku.
Wajah Patrick berubah menjadi sangar dalam seperkian detik.
"Raffa kami pergi diluan yah," ucapku dengan tidak enak hati.
Lantas bagaimana lagi? Aku tidak mau mereka ribut seperti lusa yang lalu. Dilihat dari pakaian Raffa kemungkinan dia meeting disini. Tapi ah sudahlah. Untuk sekarang aku harus menghindarinya sebelum terlepas dari iblis ini.
Raffa memasang tampang kecewa lalu tersenyum masam, aku melihat Patrick. Wajahnya tak kalah cemberut.
"Yaudah Lis, hati-hati yahh."
Patrick mengeram. Bukan aku tidak sadar bahwa Raffa menekan kata "Hati-hati" tadi. Aku hanya bisa menggeleng. Bingung dengan sikap mereka berdua.
Aku berjalan mendahului Patrick, malas berurusan dengan pria sepertinya. Kekanakan. Kami dengan Raffa kan hanya sahabatan, lalu untuk apa dia bersikap seperti itu?
"Alisha."
Aku memutar bola mataku malas, lalu melepaskan diri dari rangkulannya.
"Jangan mencoba menghindari aku Alisha, kamu mau aku gendong kayak tadi?"
Deg!
Spontan. Kakiku berhenti, aku menatap Patrick. Memamerkan senyumannya padaku. Dia maju lalu meraih pinggangku dan mendekatkan tubuhku ke dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss And Me (End)
RomancePunya Bos galak, sombong, dan angkuh. Plus membuatmu berada di dalam drama, lingkaran kehidupannya. Kalian pikir aku baik-baik saja? Catat baik-baik, aku Siti Alisha. Membenci Patrlick Aliardo.