12. Alisha Baper

10.4K 658 38
                                    

Jangan dibaperin, aku tuh gak kuat-Alisha-

*

"Lis..."

"Hm?"

"Lis?"

"Apaan sih?!"

"Kamu tahu gak, ada 2 hal dimana salah satunya terjadi jika seorang wanita marah."

"Ha?"

"Yang pertama mengerikan, yang kedua kelihatan sexy."

"Terus?"

Aku melongo mendengarnya.

"Dan kamu kelihatan sexy, kalau lagi marah."

Astaga, astaga, aku butuh pegangan sekarang. Please! Apa semua lelaki berbicara seperti ini. Frontal dan tidak tahu wanita bisa syhok kapan ajah jika mendengar gombalan mereka.

Pipiku sudah bersemu merah. Kenapa aku tidak marah-marah lagi seperti tadi?

Patrick Alardo.

Pria ini memang, mampu menjungkirbalikkan diriku sekarang. Kumohon, jangan katakan aku sudah jatuh. Jatuh kedalam kubangan lingkarannya.

"Cie bersemu." Patrick bersuara dengan nada mengejek, lalu mencubit pipiku pelan.

Kalian tahu apa yang terjadi jika pipi wanita dicubit prianya?

Rasanya. 50% deg-degan, 20% pingin teriak, 25% ingin jingkrak-jingkrak. Dan 5% kesal. Dan ini fakta.

"Tau ah, aku mau balik!" Ketusku.

Ayo Alisha kendalikan dirimu dari makhluk tampan ini, kuatkan dirimu. Sebelum-sebelumnya kau tidak pernah goyang karenanya. Lalu kenapa sekarang kau terombang-ambing karena godaan recehnya?

"Eh. Mau kemana? Ayok aku anter."

"Aku mau pulang sendiri!" Balasku kesal.

"Jangan membuatku marah Alisha." Kudengar suaranya mulai kembali dingin seperti es.

Kenapa tidak aku yang berkata seperti itu padanya? Duh Tuhan. Kenapa bisa ada manusia yang membuatku kesal setengah mati seperti ini?

"Aku mau pergi ke rumah temen. Dan kamu gak perlu ikut."

"Temennya pria atau wanita?"

Dia membuka jasnya lalu menaikkan satu alisnya. Aku menelan saliva. Kenapa dia selalu tampan apalagi pada saat membuka jas dengan coolnya.

Astaga. Selamatkan aku dari pria penuh pesona ini.

"Temannya pria atau wanita?"

"Ha?! Cowek!!" Balasku terkesiap.

Duh, kenapa pula aku harus melamun didepannya. Pakek natap dia segala lagi. Huuh.

"Cowek?" Baiklah. Dahinya sudah mengerut. Aku mengumpat dalam hati. Bagaimana mungkin aku salah huruf begitu.

"Wanita maksudnya." Aku memperbaiki kata.

"Dimana alamatnya?"

Apa-apaan ini. Kenapa dia mengintrogasi ku?

"Itu urusanku."

"Yah pergilah terserah, lagian ponselmu sudah kuambil ahli dan kukunci password. Jadi kamu tidak bisa lari dariku."

"Apa?!" Sukses aku memekik. Mataku menatap tajam wajah sok polosnya itu.

"Iya." Dia menekankan kata sambil tersenyum lalu mengedipkan mata jenaka.

Boss And Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang