11. Dasar lelaki buaya!

10.6K 621 25
                                    

Oh jadi kamu selingkuh dibelakang aku-Alisha-

"Sayang..." Sudah beberapa kali Patrick memanggilku.

Aku masih diam sambil tetap mengetik di komputer, tanpa melihat kearahnya.

"Alisha..." Kali ini, aku mendengar kalau dia melangkah. Duh! Aku sangat malas berurusan dengannya hari ini.

Apa dia tidak bisa diam sebentar saja? Sudah dari tadi pagi dia membuatku sengsara, memaksaku ikut bersamanya, menemaninya kemana-mana. Emangnya aku babu apa?

Sepertinya dia memang niat balas dendam karena perkara aku menendangnya semalam.

"Bisa diam gak sih?!" Bentakku kesal.

Patrick menaikan satu alisnya, bibir merahnya mengerucut. Mataku fokus kesana.

'Astaga apa yang lu pikirin Alisha?' batinku menyadarkan.

"Gak usah sok ngambekkan gitu! Kamu itu udah tua." Ejekku.

Jariku kembali mengetik dengan lincah tanpa memperhatikan Patrick yang sudah berada tepat di sampingku.

"Sayang, nanti malam ada acara penting. Temani aku yah?"

"Acara apaan emang?" Balasku acuh.

"Pernikahan temen aku, rekan bisnis temani aku yah?"

Aku menggeleng cepat.

"No! Nanti malem aku mau baca novel yang baru aku beli."

"Jadi, kamu lebih milih novel kamu daripada aku?"

Aku tidak menjawab, aku malas mengajaknya berdebat. Membuatku sakit kepala saja.

"Lihat saja nanti."

Suara dingin khasnya mengisyaratkan kalau dia marah. Memangnya aku peduli? Oh baiklah aku mulai ketakutan.

Aku menoleh, mendapati Patrick sudah duduk manis di kursi kebesarannya. Dengan wajah datar andalannya tapi tetap terlihat tampan  dimana sajah. Dasar cogan!

-

Aku mendesah lega, karena perkerjaanku akhirnya selesai juga. Kupikir aku akan lembur hari ini. Mengingat pekerjaanku yang sudah menumpuk dari semalam. Ahk, menjadi asisten saja tetap membuat otakku lelah.

Aku menatap jam di tanganku, jam 7 Loyalitasku sejam. Aku tersenyum kecil merapikan tas. Mataku menyapu tempat Patrick.

Pria itu sangat serius bermain dengan  tabnya, seperti biasa. Kacamata yang menghiasi wajahnya benar-benar membuatku terpesona seketika.

"Lis."

"Astag-"

"Ngelihatin saya dari tadi?"

Aku menggeleng keras lalu berjalan. Kudengar suara dibelakang. Oh dia ikut. Barusan dia berbicara formal?

Apa dia masih marah perkara masalah tadi?

"Naik." Titahnya.

Aku menggeleng pelan. "Aku mau naik angkot ajah."

"Jangan ngebantah Alisha!"

Baiklah. Biarkan aku mengalah kepada lelaki sialan ini.

"Jangan melihat kearah jendela Lisha."

Aku mendengus kasar, mendengar ocehannya. Demi apapun. Apa dia tidak bisa diam barang sedetik pun?

Telingaku bisa-bisa merah karena suaranya yang tidak bisa berhenti sejak pagi tadi.

"Alisha..."

"Iya-iya."

Sesampainya di kontrakan aku hanya diam.

Boss And Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang