Kamu tuh overprotektif banget ke aku!-Alisha-
"Alisha..."
"Alisha."
Sayup-sayup kudengar suara pria. Suaranya tidak asing. Dia menepuk-nepuk pipiku. Sesaat aku menggumam tidak jelas. Lalu mataku perlahan kupaksa terbuka.
Pemandangan pertama yang kulihat adalah, sesosok pria tidak asing. Patrick? Menatapku heran bercampur khawatir.
"Patrick?"
Aku bertanya bingung kemudian melihat ke sekeliling. Bukankah tadi kami kecelakaan. Lalu kenapa aku bisa berada di dalam mobil dalam keadaan baik-baik saja.
"Kenapa aku masih hidup?"
Rasanya aku ragu bahwasanya aku masih hidup. Aku memegang pipiku sendiri lalu mencubitnya pelan. Terasa.
"Maafin, aku Lis."
Patrick menarikku kedalam pelukannya. Mengecup ubun-ubunku beberapa kali lalu menatapku.
"Kecemburuanku tadi membuatku kalap dan tak terkendali. Syukur. Kita tadi gak kecelakaan karena aku dengan cepat memutar stir mobil dan me-remnya cepat. Setelah itu kamu pingsan. Dan aku benar-benar khawatir. Aku baru saja ingin membawa kamu ke RS."
"Tapi, bagaimana bisa? Tadi aku merasakannya benar-benar nyata." Gumamku.
"Itu karena kamu berada dalam ketakutan yang tinggi. Hingga kamu berhalusinasi."
Aku mengangguk, sepertinya iya. Karena memang ketika kami tadi pulang dan dia yang menyeret ku. Sudah membuatku ketakutan.
Diperjalanan aku hanya diam. Jujur aku masih takut suatu waktu Patrick marah padaku.
Bahkan hingga kami sampai di Rumah dia bungkam. Tapi sesekali menatapku seperti ingin mengatakan sesuatu. Yang pastinya bukan hal lucu. Melainkan hal yang serius.
"Masuk." Suara dingin Patrick membuatku bergeming.
Aku hanya mengangguk lalu masuk mengikuti langkah besarnya. Ah Tuhan. Apa dia akan menghukum ku?
"Mandi sana." Perintahnya.
Ini Rumahku, ini kontrakanku. Tapi sekali lagi aku harus disadarkan bahwa aku sudah menjabat sebagai tunangannya. Dia sudah mengajakku tinggal di apartemen miliknya.
Aku menolak lantaran kami belum sah. Meskipun kemarin aku sempat hampir kalah melawan argumennya. Yang mengatakan kami beda kamarlah. Kami juga sudah terikatlah. Terserah. Yang jelas aku tidak mau, sebelum dia menghalalkanku. Eh.
"Sini, aku bantu keringkan."
Baru saja aku keluar dari kamar mandi. Dia menarikku untuk duduk di meja rias. Lalu mengambil handuk dan mulai mengeringkan rambutku dengan telaten.
"Pak."
"Patrick!" Peringatnya.
"Iya, maaf. Aku bisa sendiri." Ucapku gugup.
Jujur, aku merasa aneh dengan perlakuannya. Membuatku bingung saja.
"Alisha...siapapun pria tadi. Kuharap kamu tidak menemuinya lagi."
"Tap-"
RIP Raffa. Hiks.
Dia mengehentikan tangannya, lalu membalikkan badanku perlahan.
"Kamu ngehargain aku gak sih Lis?"
Aku hanya mampu mematung mendengar ucapannya.
Menghargai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss And Me (End)
RomancePunya Bos galak, sombong, dan angkuh. Plus membuatmu berada di dalam drama, lingkaran kehidupannya. Kalian pikir aku baik-baik saja? Catat baik-baik, aku Siti Alisha. Membenci Patrlick Aliardo.