18. Nyesek itu

9.8K 654 71
                                    

-ketika seseorang sudah mulai jatuh ke dalam pesonanya, dan saat itu juga seseorang itu menghempaskannya. Itu adalah bagian tersakitnya- Delima-

*
Aku menatap langit, lalu tertawa hambar. Mataku menyapu taman ini, beberapa pasangan terlihat mesra dan ada juga yang sedang merokok dan sebagainya.

"Goblok." Desisku pelan.

Samar-samar, aku membayangkan gadis bernama Zarra tadi. Dia sangat cantik, tubuhnya tinggi, kulitnya begitu putih dan mulus. Sedangkan aku ini? Hanyalah gadis yang biasa yang beruntung bekerja di Hotel besar. Dan mengantarkanku ke dalam drama murahan bersama seorang Patrick Alardo.

"Kenapa harus sesakit ini?" Gumamku pelan. Entah pada siapa aku mengaduh, berharap hujan datang dan membasuh tubuhku.

Aku tersenyum miris, dulu aku selalu jijik kepada teman-temanku yang selalu lebay jika patah hati. Belum lagi dari mereka ada yang mengakhiri keperawanannya demi balas dendam, ada yang berubah dan ada yang menangis berhari-hari.

"Cinta memang membuat manusia menjadi goblok!" Desisku sebal.

"Bukan cinta yang salah Nona, tapi individunya." Sebuah suara terdengar, aku menoleh menatap seorang wanita berkemaja.

Kutaksir usianya, 28 tahun dan sudah memiliki anak satu atau dua. Terlihat dari badannya, seperti itu.

"Siapa kau?" Tanyaku bingung.

"Kau, sedang patah hati bukan?" Dia bertanya, sambil memperbaiki letak kacamatanya yang sudah melorot.

Aku hanya mengangguk, bingung ingin berkata apa. Dia duduk di sampingku, lalu tersenyum.

"Bukan cinta yang salah, tapi invidunya, cinta tidak pernah melakukan apa-apa, cinta tidak pernah membuatmu terluka, cinta tidak seburuk yang kau pikirkan, cinta itu indah."

Aku menggeleng, tidak membenarkan ucapannya. Aku sakit hati sekarang.
Wanita itu terkekeh kecil.

"Kau tahu gula?"

Aku mengangguk.

"Ketika kau memakannya, rasanya akan manis. Jika kau terus merasakan manis, maka kau akan muak. Begitu juga cinta, tidak melulu ada hal romantis, cintamu perlu warna, dan pasti ada masalah didalamnya. Ketika kau berani mengkonsumsi gula banyak, maka kau akan siap sakit nantinya. Seperti itu juga cinta. Ketika kau berani memulai cinta, maka rasa sakit, senang, sedih, dan sebagainya. Kau harus siap menerimanya. Itulah cinta yang sesungguhnya."

Aku terenyuh, itu benar.

"Bagaimana kalau dia selingkuh?" Tanyaku, dengan nada mengaduh.

"Apa yang kau lihat, belum tentu sama dengan kenyataannya. Sudahkah kau mendengar penjelasan kekasihmu itu?"

Deg.

Aku tertegun, jantungku berdegup cepat. Tidak, aku tidak mendengarkanya. Tapi bukankah dia sudah bohong padaku? Dia salah, dan aku benar.

"Jika dia berbohong?" Aku balik bertanya.

"Tergantung." Jawabnya simpel.

"Tergantung apa?" Tanyaku tak sabaran.

"Tergantung, dia berbohong untuk menjaga perasaanmu atau untuk hal lain. Who know?"

Aku terdiam, mencoba meresapi kata-kata wanita ini.

"Baby, kau darimana saja?" Seorang lelaki paruh baya menghampiri kami.

"Oh maafkan aku dad, aku hanya menemani gadis manis ini." Balas wanita tadi.

Boss And Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang