"Kamu gak boleh egois gini dong!" Teriakku murka.
Mataku, masih menatap pria yang sebentar lagi genap 28 tahun itu. Dia tersenyum lembut, lalu menjulurkan tangannya untuk meraihku.
"Ini semua juga demi kita, Sayang."
Patrick, pria dengan dengan segala egoismenya itu menatapku dalam. Tak tertebak.
"Aku cuman gak mau pisah sama kamu," jawabnya. Pria yang dulunya bos galakku itu, memelukku lembut.
Sialnya, pelukan hangat itu berimbas dengan aku yang mulai tenang.
"Tapi, bukan dengan cara nikah 2 minggu lagi Pat, kamu ngehargain aku gak sih?"
Pelukan kami terurai, lalu sebuah kecupan lembut mendarat di kening.
"Aku sayang banget sama kamu, cuman kamu wanita yang benar-benar bisa buat aku jatuh cinta. Kamu udah berencana ninggalin aku 2 hari yang lalu, aku gak mau terus-menerus frustasi kalau tiba-tiba kamu milih pisah sama aku. Gak, gak boleh Sha. Kamu itu cuman milik aku, Patrick Alardo."
"Kamu gak mikir apa yang buat aku gak tahan sama kamu?" Sinisku.
Patrick terkekeh pelan. "Oh ayolah sayang, aku ini pria tampan dan mapan. Sudah pasti dikelilingi banyak wanita. Lagian, hatiku cuman sama kamu seorang, Siti Alisha."
Aku memasang raut wajah mau muntah, tapi entah kenapa pipiku ikut memerah.
Tanpa ba-bi-bu, Patrick menciumi pipiku dengan gemas. Menimbulkan gelenyar aneh di dada, yang sialnya mendebarkan dan menyenangkan.
"Jangan cium-cium!'' sungutku pura-pura kesal.
Entah kenapa, aku merasa aneh dengan sikapnya yang terkesan bucin sekarang. Dulu itu, Patrick cool pakek banget, ngomong tuh gak bisa disaring, suka buat aku sakit hati bahkan jiwaku.
Bayangin, siapa yang tahan dengan pria arogan, galak ini dulu? Nothing .
For God shake. Dari dulu aku sudah menghindarinya habis-habisan. Tapi pria yang menjabat sebagai general manager ini, selalu mencari perkara denganku. Hingga rasanya aku sulit bernafas, sesederhana hanya karena menatap mata hitam pekat itu. Kalau diingat-ingat, kejam emang.
But, setelah dia dilanda bucin dan mengakui cintanya padaku. Awalnya aku tak nyaman, you know dia itu sudah kuanggap musuh semenjak dia suka menghina dadaku yang datar lah, ngatain aku kurus lah. Uhh, padahal dadaku masih enak dipegang. I feel.
"Jadi, kamu setuju kan?"
Suara Patrick mengembalikan kesadaran ku. Spontan aku mengangguk.
"Yes! Thank honey. Love you."
Dengan semangat 45, Patrick bersorak-sorai. Kekanakan sekali, efek cinta emang menggelikan.
"Buk-"
Cup
Pria itu dengan cepat mengecup bibirku, menjilat sudut bibirku pelan, lalu berbisik. "Gaada tapi-tapian. Aku udah gak sabar sah sama kamu baby."
Astaga, jantungku berdegup kencang. Rasanya lututku lemas semua, seperti jeli. Entah kenapa, akhir-akhir ini Patrick gencar menggodaku. Sehingga beberapa reaksi spontan tubuhku, tidak tersembunyikan. Seperti blusing, gugup, dan blabla.
"Jangan menggoda mulu!" Ketusku.
"Sayang, aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu. Kuharap kamu gak akan marah."
Mendadak perasaan ku gak enak, semoga yang dibicarakan tidak memancing amarahku. Kebetulan aku sedang periode sehingga emosiku meledak-ledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss And Me (End)
RomancePunya Bos galak, sombong, dan angkuh. Plus membuatmu berada di dalam drama, lingkaran kehidupannya. Kalian pikir aku baik-baik saja? Catat baik-baik, aku Siti Alisha. Membenci Patrlick Aliardo.