AH-22

12.6K 595 15
                                    

Syifa tak henti hentinya memanjatkan doa kepada sang ilahi untuk keselamatan sang suami, air matanya tak berhenti mengalir sejak dari tadi

"Sudah sampai bu" syifa mengedarkan pandangannya keluar jendela,nampak disana sebuah mobil kontener dengan mobil polisi terparkir bebas di tengah jalan dan para polisi nampak sedang berkeliling memasang garis kuning

"Ini pak,sisanya ambil aja" ucap syifa sembari memberi uang dua lembar berwarna merah lalu turun dari taksi dan berlari menuju kerumunan itu

"Maaf bu, ibu tidak bisa mendekat" cegah seorang polisi wanita saat syifa menerobos kerumunan itu

"Bu, tapi itu suami saya bu" ucap syifa dengan air mata yang bercucuran

"Baiklah kalau begitu, ibu bisa ikut kami" syifa pun berjalan dengan tenaga yang sudah hampir habis

"Jadi ibu benar istri dari bapak duha ?" Tanya seorang polisi pria yang bername tag BUDI APRILIANO

"Iya pak" jawab syifa

"Jadi begini bu, mobil yang ditumpangi bapa duha dan temannya itu mengalami rem blong, dan mobil melaju cukup kencang saat itu, mungkin karena panik bapak duha tidak bisa mengendalikan mobil dan akhirnya menabrak pembatas jalan lalu-"

"LALU APA PAK?!!" syifa mengeluarkan unek unek nya

"Mobil bapak duha masuk kedalam jurang dan sampai saat ini belum ditemukan, karena kondisi jurang yang sangat dalam dan sangat curam" sambung budi

Bagai di sambar gledek, syifa tak mampu lagi menahan air matanya untuk kedua kalinya, rasanya ada batu yang menimpa bahunya hingga membuatnya tak sanggup untuk bangkit

"Astagfirullah, duha hikss hikss duhaa" syifa jatuh terduduk di tanah, dia tak memperdulikan gamis yang dipakainya lagi

"Bu,ibu yang tenang, kami akan berusaha untuk mencari pak duha dan temannya, dan ibu perbanyak berdoa kepada allah" ucap polisi wanita itu sambil membantu syifa untuk bangkit

"Sekarang saya antar ibu pulang ya" syifa mengangguk lalu berjalan sambil di bopoh oleh polisi wanita itu kedalam mobil polisi

"Kenalin nama saya dherra, ibu bisa panggil saya dher atau ra" kenalnya

"Saya syifa mbak" balas syifa sambil mencoba tersenyum meskipun sakit rasanya

"Mbak yang sabar ya, allah itu tak mungkin menguji hambanya melampui batas hambanya" mendengar itu air mata syifa kembali pecah

"Ya allah, astagfirullah, kenapa ya allah kenapa?" Syifa menundukkan kepalanya di lututnya

"Tenang mbak tenang" dherra mencoba menenangkan syifa

"Mbak,udah sampe ayo kita turun" syifa mengangkat kepalanya lalu menghapus air matanya dan turun dari mobil

"Makasih ya mbak derra udah nganterin saya sampai rumah"

"Iya mbak syifa, udah jadi tuga saya untuk melindungi masyarakat" balas dherra lalu memeluk syifa dan dibalas erat oleh syifa

"Yang kuat ya mbak, saya selalu mendoakan yang terbaik buat mbak syifa, saya pamit dulu assalamuallaikum" tak terasa dherra menitikkan air matanya

"Makasih mbak, waalaikumussalam" balas syifa

SYIFA POV

Kediaman duha sangat ramai malam ini, bukan untuk berpesta ataupun arisan keluarga, tetapi ramai dengan tangisan keluarga yang seketika petjah saat aku memberi tahu kalau duha kecelakaaan

"Mah, mama yang sabar ya, syifa selalu disamping mama" ucapku sambil memeluk mama

"Syifa, duha syifa hikss hikss " mama memelukku sangat erat

Tok tok tok

"Biar syifa yang buka" akupun berjalan menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang malam malam begini

"Mbak dherra?" Agh ternyata mbak dherra yang datang malam-malam begini, tapi kenapa dia membawa sebuket bunga(?)

"Maaf mbak syifa, malam malam datang mengganggu, kami datang kesini untuk memberikan sebuah informasi tentang tragedi yang menimpa bapak duha" akupun langsung mempersilahkan mbak dherra serta komplotannya masuk kedalam

"Siapa nak?" Tanya umi

"Mbak dherra umi, dari kepolisiaan" ucapku sambil mepersilahkan mbak dherra duduk

Akupun izin kebelakang untuk mengambil air minum

"Diminum mbak"

"Gak usah repot-repot mbak syifa" ucapnya sambil menaruh sebuket bunga mawar berwarna merah itu diatas meja

Melihat bunga itu, aku jadi teringat akan duha, merah(?) itu adalah warna kesukaannya. Tak terasa setetes air mata jatuh kembali dari mataku dan membasahi cadarku

"Jadi gini mbak, bu, pak, kami kesini untuk memberikan informasi tentang tragedi yang telah menimpa bapak duha dan temannya yang bernama akmal" terang mbak dherra

"Iya mbak, truskan" sahut abi

"Jadi, setelah kami survei tempatnya, kami menemukan sebuah bucket bunga ini tergantung atau terselip diantara pepohonan, awalnya kami mengira ini adalah sebuah bucket bunga biasa yang dibuang oleh seseorang tetapi kami menemukan sebuah note kecil ini" mbak dherra memberikan sebuah note kecil berwarna putih itu kepadaku

Dear istriku, Syifa

Sayang, bunga ini aku berikan untukmu sebagai tanda terimakasihku untukmu yang telah menemaniku sepanjang hidupku, merwatku dan mengasihiku dengan setulus hatimu. Maafkan suamimu ini jika tak becus mengurusmu sayangku. Istriku, aku sangat sangat mencintaimu, ingatlah sayang kelak kita akan dikumpulkan di jannah-Nya, insyaallah.

From,
duha
your Handsome husband

Baiklah, pecah syudah air mataku. Tak mampu lagi ku tampung.

"Duha, hikss hikss duha" air mataku semakin menjadi-menjadi dan trus mengalir derash

"Sabar mbak syifa, allah selalu ada buat mbak dan kami disini juga selalu ada buat mbak syifa dan keluarga" kupeluk erat mbak dherra dan mengucapkan terimaksih atas dukungannya

"Untuk saat ini kami mohon untuk tidak memberi tahu kepada para wartawan atas tragedi ini pak, karena ini bisa mengancam perusahaan yang bapak miliki dan juga usaha yang telah dirintis oleh bapak duha" saran mbak dherra kepada ayah mertuaku

"Baik mbak dherra, terimaksih atas sarannya" bala ayah

"Ma, antar syifa keatas ya, suruh dia istirahat" ucap ayah mertuaku

Mama dan umi pun membawaku ke lantai atas, tepatnya kamar aku dan duha.

_______________________

HAI TEMAN TEMAN

KETEMU LAGI SAMA AKU

SIIIIIII

AZWAAA YANG IMUTTT

WKWK

AGHHH SEDIH DEHHH

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA TEMAN TEMAN

HARGAI AKU YANG SUDAH BERJUANG WKWK

SEE YOU TEMAN TEMAN

ASSALAMUALLAIKUM HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang