AH-34

12.4K 358 46
                                    

MAAF BANGET BARU BISA UP SEKARANG
DIKARENA DUNIA NYATA BEGITU PADAT

DAN MAAFKAN JIKA UP KALI INI TIDAK MEMUASKAN HASRAT DAN NAFSU MEMBACA KALIAN 🌝

TAPI TERIMAKASIH ATAS KESETIAN KALIAN SEMUAAAA LOP LOP LOP ❤️❤️❤️

JANGAN LUPA VOTE COMMENT AND SHARE YA GAES

JANGAN LUPA KRITIK DAN SARANNYA JUGA YA ❤️

SELAMAT MEMBACA ❤️❤️💛💛

______________________________________________________

  Kehidupan memang tak selalu bercita rasa manis,terkadang ia pun bercita rasa pahit. Tapi pahitnya kehidupan akan memberikan kita sebuah pengajaran,tentang bagaimana kita menghadapi pahitnya kehidupan, bagaimana kita menyimpan rasa manisnya kehidupan disaat kepahitan sedang melanda.

  Begitupun juga dengan perjalanan rumah tangga,tak selalu mulus. Terkadang ada pertengkaran didalamnya,tetapi kembali kepada diri mereka masing-masing apakah pertengkaran itu akan mereka jadikan sebagai pelajaran atau mungkin sebagai pengakhir semuanya.

"Aku mau kerumah Bu Suki dulu,mau nganter jahitan" Syifa berjalan keluar kamar sambil menenteng kantung plastik berisi pakaian yang hendak dijahitnya

"Sebentar" tangan Syifa terhenti saat hendak menutup pintu kamarnya,dilihatnya duha sedang berjalan kearahnya dengan penampilan yang tak lagi memakai piyama tidurnya.

"Aku antar" Syifa hendak menolaknya,namun Duha mengisyaratkan kalau dia tak menerima penolakan

"Syifa,kamu mau keluar kan ?" Syifa mengangguk,lalu mamahnya mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah

"Mamah nitip obat mamah ya,diapotik biasa. Tolong ya syifa soalnya mamah gak kuat bawa motor sendiri kesana" syifa mengangguk lalu menyimpan uang itu dikantung gamisnya dan bergegas menuju luar

DUHA POV

  Sebagai seorang pria,aku tau pasti wanita selalu benar meskipun secara harfiah kami yang benar,tetapi kaum wanita tetap tak mau disalahkan.

"Sabuk pengamannya dipakai" Sebenarnya aku tak mau bersikap dingin seperti ini,tetapi mau bagaimana lagi. Aku sudah meminta maaf padanya tetapi dia belum memaafkanku

"Gak usah lewat jalan gede ya,lewat jalan biasa aja biar deket" aku mengangguk lalu mulai mengendarai mobil keluar dari halaman rumah menuju jalanan.

TLINGG!!

  Aku melirik kearah handphone sabrina yang berada diatas dashbord mobil,dia tak menghiraukan handphone yang berdenting,sampai dentingngan yang ke-10 barulah dia mengambilnya dan membukanya.

"Siapa ?" Aku penasaran dengan siapa dia chattingan,karena raut wajahnya nampak sangat senang sekali

"Bukan siapa-siapa" aku hanya mengangguk,tak ingin memperpanjang masalah nantinya.

"Udah sampai,mana bajunya ?" Dia memberikan kantung plastik yang dibawa tadi lalu kembali fokus pada handphonennya

"Jangan kemana-mana,tunggu bentar" ucapku sebelum menutup pintu,dan hanya dibalas anggukan olehnya.

'Memangnya mau pergi kemana dia ?sedangkan fikirannya saja fokus pada handphone'

***

  Jarum jam sudah menunjukkan pukul 3 sore,aku masih setia berbaring dan memeluk guling pink bermotif hello kitty ini.

"Syifa?" Aku tak mendapati syifa berada didalam kamar,tadi siang dia masih tidur disampingku. Kemana dia ?

ASSALAMUALLAIKUM HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang