'Memang kadang sahabat itu lebih ngertiin daripada keluarga'
----
Azzura terbangun dari tidur tidak nyaman nya, ia melirik jam dinding di sebelah kanan nya. Jam 10. Azzura masih emosi atas kejadian tadi, bisa-bisanya Bundanya menamparnya karena anak sialan tadi? sungguh bila diingat ia merasa hatinya sakit.
Apa ia kabur saja? Ide bagus!.
Lebih baik Azzura pergi saja, dari pada harus terluka lahir dan batin. Dirinya sudah lelah menahan beban dan sakit ini. Jika luka tak bisa ditolak, maka Azzura akan menghindar sementara.
Azzura kemudian bangkit dari duduknya lalu mengemasi seragam dan bukunya untuk besok, tak lupa ia membawa handphone, kunci mobil dan powerbank.
Azzura pun menyambar sweater yang tergantung di belakang pintu setelah selesai dengan sweater Azzura mengenakan sepatu sekolahnya dan menggendong tasnya.
Jalan mengendap ngendap seperti maling, itulah yang Azzura lakukan di rumah nya sendiri. Selamat! Azzura selamat mencapai pintu utama, tapi ada satu tantangan lagi-- Azzura harus menghadapi satpam rumah nya yang agak, konyol.
Ia pun mengintip pos satpam kecil, terdengar suara dengkuran keras.Huh, ternyata satpamnya sudah terlelap. Lagi-lagi Azzura harus mengendap-ngendap untuk menuju ke gerbang tinggi berwarna hitam itu.
Beruntung lagi, gerbangnya belum terkunci. Oh iya, bagaimana dengan mobilnya? Lama Azzura terdiam di pijakan nya.
"Ah mening gak usah bawa mobil dah, pesen ojeg online aja."
Setelah memesan, Azzura menunggu cukup lama itu juga sudah untung ada yang mau ambil orderan-nya.
"Dengan Mbak Azzura?" Tanya pria yang duduk di atas motornya.
"Iya, udah ayo cepetan."
----
"Makasih ya." Ucap Azzura setelah menyerahkan sejumlah uang pada pria tadi.
Azzura pun berbalik menatap gang yang tak terlalu kecil, tapi gelap--Gang itu tercipta karna disebelah kanan nya ada Indomaret dan sebelah kirinya ada rumah warga.
Azzura menelan ludah terlebih dahulu. Lalu mengeluarkan handphone nya, jarinya tergerak untuk mencari kontak seseorang.
'Halo Ra'
"Halo, gue mau nginep di rumah lo sekarang, udah di gang"
'Oh, oke'
Azzura pun menyimpan handphonenya di tas, lalu menelan ludah lagi. Ada dua hal yang membuatnya takut, satu ia takut tiba-tiba ada hantu pocong, dua ia takut ada orang jahat. Ya, walaupun alasan yang pertama lebih kuat.
Setelah memantapkan diri, ia pun mulai melangkahkan kaki untuk menyusuri gang gelap itu. Sengaja ia membuat langkah-langkah panjang agar cepat sampai.
Peluh nya bercucuran membasahi kening, ia berusaha agar tidak panik, toh ini hanya gang pendek. Nafas Azzura terengah, ia seperti sudah melakukan lari marathon. Jantungnya beretak begitu cepat.
Akhirnya ia berdiri di depan pintu kontrakan berwarna coklat, Azzura pun mengetuk sebanyak dua kali, dan pintu pun pangsung terbuka menampilkan seorang gadis yang berpakaian piyama sederhana.
"Ayo masuk" Gadis tadi mempersilahkan Azzura untuk masuk ke rumah kontrakan kecilnya.
"Maaf ya, malem-malem gue ganggu lo" Azzura berucap ketika keduanya sudah berada di dalam.
"Santai aja kali, gue juga belum tidur kok" Gadis tadi tersenyum ramah.
"Oh iya, Mar, gue tidur disini ya? sehari aj" Azzura memberikan tatapan memelasnya.
"Iya-iya, udah gak usah kek gitu mukanya jijik gue!" Jawab gadis yang Azzura panggil 'Mar' dengan malas.
Maria, adalah teman dekat Azzura sama seperti Sarah. Dulu ibu Maria pernah bekerja di rumah Azzura sebagai asisten rumah tangga, sebelum akhirnya saudara Maria menawari pekerjaan yang lebih baik walaupun hanya bisa pulang satu minggu sekali. Ayah Maria memutuskan untuk bercerai dengan ibunya sekitar 3 tahun lalu, beruntung Maria tidak menjadi remaja broken home akibat kejadian itu.
----
HALO SEMUA, MAAF-MAAF NIH BARU UPDATE SETELAH SEKIAN LAMA. HEHE,
YAUDAH, VOTEMENT NYA DONG♡
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZRIES [COMPLETED]
Teen FictionAzzura dekat dengan Aries atas status sahabat. Mereka bersahabat karna insiden Aries yang diputuskan oleh Amanda. Iya, Amanda cewek tak tahu diri yang dengan gampangnya melupakan semua kelakuan baik Azzura. Memang sudah hukum alam jika diantara cewe...