-Sosok Wonder Woman-

1.4K 75 6
                                    

'Jadi cewek tuh harus kuat kaya Wonder Woman, biar gak disakitin terus!'

Azzura Aprilna

----

Mobil Azzura yang dikendarai Aries berhenti di garasi rumah Azzura.

"Lo pulang giamana?" Azzura bertanya sambil membuka seatbelt nya.

"Gue naik ojeg online." Ucap Aries sambil membuka seatbelt nya.

"Udah order?"

"Belum, ini baru mau" Jawab Aries sambil tersenyum.

Ih jangan senyum terus dong ah!

----

Dengan senyum yang mengembang Azzura masuk ke rumah nya. Luka-nya sudah di perban. Ia dan Aries jadi seperti anak kembar yang memiliki luka di tempat yang sama hanya saja ia di atas alis kiri sedangkan Aries di atas alis kanan.

"Ara sini." Suara Marisha terdengar tegas saat Azzura sampai di ruang keluarga. Tanpa banyak bicara Azzura pun menghampiri Bundanya lalu duduk di sofa sebrang Marisha.

"Tadi Bunda dipanggil ke sekolah," Marisha berkata dengan penuh penekanan.

Azzura sudah yakin pasti ini yang akan di bicarakan, tapi Azzura merasa kesal, tidak bisakah Bundanya itu menanyakan keadaan nya terlebih dahulu?

"Oh." Jawab Azzura singkat.

"Kenapa kamu berantem?! kamu itu cewek Ara! Dan kamu harus tau, Rama masuk Rumah Sakit!" Sentak Marisha.

Azzura tercengang mendengar Rama masuk Rumah Sakit, padahal tadi ia terlihat baik-baik saja--walaupun tidak bisa dikatakan seperti itu---bagaimana Rama bisa baik-baik saja ketika keadaannya semenyedihkan tadi.

"Bunda gak tau ceritanya dan Ara yakin Bunda ga akan percaya." Azzura merasakan matanya memanas.

"Bundaaaaa!" Gadis sialan itu datang di waktu yang tidak tepat!

"Ada apa sayang?" Tanya Marisha lembut pada Azahra sedangkan pada Azzura?

"Bun aku mau beli tas ya?" Ucap Azahra manja.

"Iya nanti ya,"

"Heh gila! Gue lagi ngomong sama Bunda ya!" Celetuk Azzura.

"Ara! Bunda gak pernah ajarin kamu kayak gitu!" Sentak Marisha dengan suara meninggi.

"Belain aja terus Bun! Bunda harus tau satu hal, aku berantem sama Rama itu gara-gara belain Bunda! Ara gak suka ada orang yang hina-huna Bunda karna aku gak punya Ayah!" Azzura bangkit dari duduk nya dengan marah. Marisha dan Azahra hanya melongo.

"Emang ayah kemana sih Bun? Kalo emang masih ada tolong temuin aku sama dia, tapi kalo emang udah gak ada anterin aku ke makam nya," Lanjutnya masih tetap menahan tangisnya mati-matian.

Bukannya menjawab Marisha malah bangkit dan melenggang pergi, Azzura bisa melihat satu tetes cairan bening keluar dari mata Bundanya yang memancing tetesan-tetesan lain ikut keluar.

Azzura tak tinggal diam, ia menyusul Bundanya yang sudah agak jauh.

"Bun aku ini anak haram ya?!" Sentak Azzura saat ia sudah menggapai Marisha tepat di ambang pintu kamar Marisha.

plak!

Dan jawaban nya adalah tamparan. "Jaga omongan kamu Ara!" Marisha menunjuk wajah Azzura dengan mata yang masih berderai air mata. Azzura merasakan pipinya yang sedikit sakita akibat tamparan pertama dari sang Bunda.

"Terus kalo aku bukan anak haram terus mana Ayah, Bun? mana?!" Wajah Azzura memerah.

"Bunda gak ajarin kamu buat ngelawan sama orang tua!" Marisha tetap marah dan Azahra berada di sebelahnya berlagak menenangkan amarah Marisha.

"Oke! Kalo emang Bunda gak suka sama aku, gausang anggap aku anak Bunda lagi, Gampang! Oh ya, Bunda tinggal urus aja anak setan ini!" Azzura menunjuk wajah Azahra sebelum melenggang pergi.

Belum sempat melangkah tangan Azzura dicekal Marisha yang membuatnya harus berbalik.

plak!

Satu tamparan lagi yang menyakitkan bagi Azzura. Bundanya yang dulu sangat menyayanginya kini menamparnya.Marisha merasa tangannya kebas karna terlalu kencang menampar Azzura.

Tak ada kata-kaya lagi yang keluar daru mulut Azzura, air mata mulai turun dari matanya, tanpa ba-bi-bu lagi Azzura langsung berlari ke kamarnya.

----

Aries cemas sekarang, pasalnya Azzura belum juga membalas pesan nya. Ladahal Aries sudah melakukan spam-chat, tapi Azzura belum kunjung membalas.

Apakah Azzura kehabisan kuota? tidak mungkin! Azzura cukup mampu bahkan sangat mampu untuk membeli paket kuota.

Habis batrai? tidak mungkin! jika habis batrai Azzura pasti langsung akan menge-cas nya dengan power bank.

Ah! Aries jadi frustasi, oh! apa mungkin Azzura ketiduran? tidak mungkin ini kan baru jam sembilan kurang, Azzura biasa begadang. Aries seperti memiliki keterikatan batin dengan Azzura, entahlah.

----

Setelah kenyang menangis Azzura beranjak menuju meja belajarnya ia pun duduk di kursinya, ia bukan tipekal cewek yang suka mencurahkan isi hatinya di buku diary, apalagi habis nangis seperti ini mana mau ia menulis? Lebih baik banting-bangting barang.

Azzura pun meraih replika patung Wonder Woman yang ia beli beberapa bulan lalu, ia suka dan langsung tertarik saat pertama kali melihat nya.

Azzura pun meraih replika patung Wonder Woman yang ia beli beberapa bulan lalu, ia suka dan langsung tertarik saat pertama kali melihat nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue 'kan selalu mau kaya Wonder Woman yang kuat, gak menye, dan selalu luar biasa," Ucap Azzura dengan sesegukan.

"Wonder Woman 'kan gak nangis."Azzura mengusap pipinya yang kembali basah oleh air mata.

Ia pun lama memandang replika tersebut lalu ia menyimpannya di tempat semula.

"Kalo aja gue ada Ayah, pasti semuanya bakal baik-baik aja"

Azzura pun akhirnya menelungkupkan tangan nya di permukaan meja lalu menenggelamkan wajah kusutnya disana, hingga akhirnya ia terlelap.

----

Ada yang kangen sama cerita ini?

AZZRIES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang