'Pada akhirnya, bahagia akan selalu pergi. Hingga pada akhirnya, luka yang akan datang kembali.'
--AZZRIES--
---
Azzura bagaikan raga tanpa jiwa. Langkahnya gontai, tatapannya sendu, tarikan napasnya terdengar begitu berat.
"Ra, udahan dong galau nya, gue kesepian nih." Sama seperti sebelum-sebelumnnya, ucapan Sarah akan mengambang diudara bersama angin. Azzura tak pernah menanggapi.
Tiga minggu belakangan ini Azzura seakan kehilangan dunianya, detak jantungnya seakan tak lagi berarti, denyut nadinya seakan tak lagi bermakna.
Tak pernah Azzura merakasan patah hati sesakit ini, tak pernah Azzura merasakan kehilangan yang sepahit ini.
Sesakit ini kah berharap pada manusia?
Bel istirahat tak kunjung membuat Azzura berbicara sepatah kata pun.
"Ke kantin yuk!"
Sarah sebisa mungkin menganggap semuanya baik-baik saja, Sarah sebisa mungkin menganggap bahwa Azzura masih sama. Walau dalam lubuk hati ia tahu bahwa sahabatnya ini sedang jauh dari kata baik-baik saja.
Di kantin Sarah berinisiatif untuk memesan sendiri dan Azzura yang mencari meja.
Berjalan gontai ke arah meja kosong, tapi mata Azzura menemukan punggung yang telah lama selalu berjalan menjauh darinya. Entah dengan alasan apa Aries kini malah berjalan memunggunginya, meninggalkannya. Seharusnya Aries tak usah seperti itu, karna itu terasa begitu menyiksa Azzura.
Azzura tahu, diantara dirinya dan Aries pasti tak lagi sama, tapi setidaknya tak usah beranjak pergi dan menjauh dari sisinya.
----
Hari-hari Aries kini memang jauh lebih berwarna, tapi seperti ada tempat yang kosong di hatinya. Walau bahagia tapi hidupnya seakan hampa sekarang, seakan ada yang hilang dari jiwanya.
"Jadi lo mau ajak si Ica tunangan kalo udah kuliah nanti?" Alvi bertanya sambil menyendokan batagor ke mulutnya.
"Ho'oh."
"Gile! Gercep amat, mau cepet grepe-grepe ya lo?!" Dengan hebohnya Alvi berkata demikian.
"Yee! mikirnya kejauhan lo, ogeb!" Aries tak bisa menahan tangannya untuk tak menggetok kepala Alvi.
"Ah, tukang bo'ong lu mah, bilang aja gengsi ngaku!" Tak pernah mau kalah memang si Alvi ini. "Ohiya, ngomong-ngomong, si Azzura laknat apa kabar ya?"
Skak!
Pertanyaan Alvi barusan seakan mengingatkan Aries pada sesuatu yang telah lama ia cari tahu.
"Gatau, jarang ketemu."
Aries terlalu sibuk dengan dunianya yang telah kembali, ia sampai lupa pada sahabatnya sendiri.
----
Karna mendapat telpon dari Bundanya, Azzura langsung pulang. Mendengar suara Bundanya yang sedikit bergetar membuat Azzura ingin cepat sampai rumah.
Sampai di pelataran rumah, Azzura menemukan mobil bundanya yang terparkir rapi, mobil Marina yang juga terparkir rapi, dan satu mobil yang Azzura ingat tapi tak tahu siapa pemiliknya.
Sudahlah, tak penting juga membahas perkara mobil.
"Assalamu'alaikum." Ucap Azzura saat memasuki ruang tamu yang sedikit......tegang?
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZRIES [COMPLETED]
Teen FictionAzzura dekat dengan Aries atas status sahabat. Mereka bersahabat karna insiden Aries yang diputuskan oleh Amanda. Iya, Amanda cewek tak tahu diri yang dengan gampangnya melupakan semua kelakuan baik Azzura. Memang sudah hukum alam jika diantara cewe...