'Karna hidup adalah suatu kejutan yang tak akan pernah habis.'
Azzura menceritakan insiden saat ia putus dengan Galang pada Sarah dengan kesal. Sarah sudah berada di rumah nya, tepatnya dikamar nya.
"Gila emang tuh si Galang!" Sarah menggeleng-geleng kan kepalanya saat Azzura selesai bercerita.
"Stress emang!"Azzura masih sangat kesal, tapi rasa kesal nya sudah sedikit mereda karna seseorang.
"Gue pulang ya? udah jam 8 nih besok sekolah" Sarah melirik jam tangan pink yang melekat di pergelangan kirinya.
"Oke, gue anter sampe bawah ya? eh btw lo pulang naik apa?"
"Di jemput pacar,"Sarah sengaja menekankan kata 'pacar' berniat memanas-manasi Azzura.
"Oh, oke."Azzura malah terlihat baik-baik saja.
----
"Alva, makan malemnya udah siap Nak."Ucap seorang wanita di balik pintu berwarna putih itu.
"Iya Ma, aku turun bentar lagi."Cowok tadi menyahut dengan suara agak keras agar terdengar jelas.
Cowok tadi pun meletakan ponsel nya ke saku celana pendeknya lalu bergegas keluar dari kamar kesayangan nya.
----
Masih Pagi. Itulah yang Azzura katakan dalam hati saat ia sampai di sekolah, suasana sekolah msaih sepi hanya ada beberapa siswa rajin yang sudah datang dan tentunya Pak Warno Si penjaga sekolah.
Dari pada bosan menunggu seorang diri di depan kelasnya yang kosong, Azzura lebih baik menghampiri pria tua itu.
"Pagi, Pak Warno,"Sapa Azzura dengan cengiran lebarnya.
"Eh, pagiNeng,"Pak Warno terlihat kaget saat Azzura yang tiba-tiba berada di samping nya.
"Pak cape ga?"Azzura memandangi sapu lidi besar yang di genggam tangan keriput itu.
"Enggak kok Neng, udah biasa,"Pak Warno menampakan senyum tulusnya.
"Mau saya bantu?"Azzura menawarkan.
"Eh, ngaa usah Neng, lagian dikit lagi."
Jujur Azzura selalu ingin berlaku baik pada semua orang, tapi perilaku nya yang agak kasar membuat sebagian orang takut. Tapi ini Azzura, ia selalu berusaha menjadi diri sendiri tanpa pusing harus menanggapi omongan orang.
----
"Ih Al, kembaliin dong hape gue , gue mau chat seseorang nih!"Aries cemas. Sangat. Ponselnya tak ada di saku saat ia mengeceknya di jam pelajaran pertama tadi.
"Ya ampum Ar, lo segitunya nuduh gue,"Alvi terlihat sangat dramatis dengan mengubah mimik wajahnya menjadi menyedihkan.
"Ih Al, gue seriusan!"Aries terus saja mengecek saku celana abu-abu yang dikenakan Alvi, kadang ia mengecek ke kolong bangku, walaupun hasilnya tetap saja sama yaitu....tidak ada.
"Lo lupa bawa kali."Alvi masih saja meyakinkan Aries bahwa ia sedang tidak jahil. Aries duduk dan mendesah frustasi.
----
"Right now i'm in the state of mine, I wann-"Tiba-tiba tangan cewek yang sedang bersenandung itu disentuh oleh seorang wanita.
"eh?"Azzura menengok.
"Emm, Saya mau tanya, boleh?"Wanita tadi tersenyum.
"Boleh, mau tanya apa Bu?"Azzura membalas senyum tadi.
"Kamu kenal Alva?"
"Alva?"Azzura mengerutkan dahinya, selama sekolah disini ia tak pernah kenal dengan 'sosok' Alva.
"Kelas berapa ya Bu?" Mungkin saja Alva yang di maksud ibu ini adalah kelas 10, Azzura tak begitu tahu nama anak kelas 10, kecuali sepupunya. Rion.
"Kelas dua belas."
Azzura kembali mengerutkan dahinya, ia tak pernah mendengar nama itu. Azzura memang lumayan populer di sekolah ini, ia hampir tahu semua nama kakak kelasnya.
"Nama panjang nya?" Mungkin Azzura bisa tahu dari sini, mungkin saja Alva yang ibu ini maksud adalah Alvamidi, Alvamaret, atau mungkin murid yang Alva nya banyak.
"Aries Alvaro."Jawab wanita tadi.
"Ohhhhh, Aries, kenal dong Bu! Ibu siapanya? ada perlu apa?"Azzura meringis saat menyadari kata-kata tak sopannya.
"Saya ibunya. Nama saya Amira, mau anterin ini ketinggalan, dari tadi bunyi terus."Wanita tadi menunjukan benda pipih berwarna hitam.
'Wanjerr ibunya cantik gini, pantes anaknya guwanteng banget,eh?'
"Bisa tolong anter saya ke kelas nya?"Lanjut wanita tadi.
"Bi-bisa Bu,"Sebenarnya Azzura terpaksa melakukan ini, ia malas jika harus melewati keridor kelas dua belas yang rata-rata anak ceweknya berdandan layaknya ondel-ondel. Jika ini bukan jam istirahat Azzura akan dengan senang hati mengantar ibu ini, tapi ya sudah lah.
Akhirnya sampai di hadapan kelas Aries, setelah 'perjuangan' melewati koridor kelas dua belas yang ngeselin nya minta di banting.
Setelah mengetuk pintu yang tertutup Azzura dan Amira menunggu pintu itu terbuka dari dalam. Lalu keluar lah sosok guru pria yang usianya masih sangat muda, Pa Agan.
"Eh Azzura, ada apa? oh mau ke Aries ya?"Sungguh menyebalkan Pak Agan ini! tidak tahu apa bahwa di sebelahnya ada Ibunya Aries.
Tanpa diminta Pak Agan sudah meneriaki Aries dan menyuruhnya kemari, sungguh menyebalkan!
"Ada apa Pak? Eh Mama?"Aries diam sesaat. Pak Agan pun izin masuk untuk meneruskan pelajaran yang baru dimulai. Azzura baru menyadari bahwa bel masuk istirahat sudah berbunyi.
"Ini hape kamu ketinggalan di meja makan, bunyi terus dari tadi berisik."Amira menyerahkan benda itu dan di terima oleh Aries, Aries pun lantas menoleh pada Azzura.
Duh, salting Gue!
"Yaudah Mama cuma mau kasihin itu aja."
Apa hape nya Aries bunyi terus gara-gara spamchat dari Gue?!
"Oh yaudah Ma, Aries masuk dulu. Azzura Gue masuk ya,"Aries tersenyum manis. Tak ada jawaban dari Amira maupun Azzura.
----
"Lama amat ke kantor nya?"Sarah bertanya saat Azzura sudah duduk di sebelahnya .
Tak ada jawaban Azzura malah cengar cengir sendiri, memang tadi ia habis dari kantor untuk menyerahkan tugas pada guru sejarah, tapi---ah sungguh tak terduga bisa bertemu dengan sosok tadi, apalagi saat Ibunya Aries bilang gini;
"kapan-kapan main ke rumah kalo emang iya kamu deket sama Aries, Tante suka liat kamu deket sama Aries, kamu baik dan cantik lagi."
"Woy di tanya tuh jawab!" Sarah gemas melihat Azzura malah nyengir kuda.
"Gue abis ketemu sama seseorang".
----
Follow my instagram: @ara.story
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZRIES [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsAzzura dekat dengan Aries atas status sahabat. Mereka bersahabat karna insiden Aries yang diputuskan oleh Amanda. Iya, Amanda cewek tak tahu diri yang dengan gampangnya melupakan semua kelakuan baik Azzura. Memang sudah hukum alam jika diantara cewe...