'Karna berdiri di atas luka tak semudah menciptakan bahagia.'
Azzura Aprilna-
----
Menyebalkan. Menyebalkan.
Alvi memang menyebalkan, bagaimana bisa Alvi mengembalikan motor Aries dalam keadaan lecet di bagian body? Ya, walaupun cuma sedikit tetap saja harus 'dirawat' selama sehari di bengkel. Dan walaupun biaya bengkel Alvi yang tanggung, tapi tetap Aries kesal bukan main.
"Gue gamau pinjemim lo motor lagi." Aries berujar kesal saat Bu Betty keluar dari kelas.
Orang yang di ajak bicara hanya diam melamun. "Alvi, tai, ih!" Aries berujar gemas. Entah yang keberapa ia mengumpat pada Alvi. Tapi tetap responnya hanya dehaman atau lirikan sesaat.
Entah sudah berapa kali Aries menanyakan kenapa Alvi bisa jatuh yang menyebabkan motor dan tangannya lecet, tapi tetap pertanyaannya akan mengambang tanpa jawaban.
"Dia tega." Setelah diam beberapa lama akhirnya Alvi buka suara.
Keberuntungan sedang berada di pihak mereka, karna pelajaram Kimia jamkos. UHUYYYY.
Aries diam, mencoba menyimak dengan baik. "Dia tega tinggalin gue," Alvi berujar dengan pelan.
Sekarang Aries mengerti arah pembicaraan ini.
"Setelah semua yang udah kita lewatin, dia ninggalin gue gitu aja?" Alvi lalu tertawa hambar. Aries belum membuka suaranya, ia memberikan celah untuk Alvi terus bercerita.
"Katanya dia janji, apa pun yang terjadi, kita bakal tetep sama-sama." Alvi kembali bercerita.
Ini berbanding terbalik dengan sosok Alvi yang biasanya. Tak ada binar jenaka, tak ada cengengesan, dan tak ada hal-hal nyeleneh lainnya yang biasa ada pada diri Alvi.
"Dia tinggalin gue karna gue jarang mau temuin dia, padahal seminggu sekali kita ketemuan." Alvi menghela napas berat. Sejenak matanya menerawang pada kejadian kemarin.
"Dan yang paling bikin gue ancur, dia udah punya yang baru. Dua hari sebelum kita putus, dia udah sama yang lain." Alvi mengakhiri ceritanya dengan kalimat tadi.
Aries hanya diam, kenapa? Kenapa Alvi juga harus mengalami hal yang sama. Sama sama hancur melebur, sama sama rusak tak berbentuk. Sakit yang teramat dalam ini sedang Alvi alami, kesakitan yang pekat kini mengikat hatinya, kekecewaan yang besar kini menguasai dirinya.
Pada dasarnya semua manusia akan mendapat luka dan mengalami kecewa. Terlebih apabila dikecewakan oleh orang yang paling kita sayang, orang yang kita percaya untuk menjaga hati kita, orang yang kita percaya untuk tempat jatuhnya hati kita.
Hancurlah sudah hati Alvi, hilanglah sudah semua harapannya. Semua janji-janji sialan itu malah membuat Alvi semakin kesakitan. Lukanya memang satu, tapi sakitnya begitu parah.
Tetuntuk orang-orang yang telah berjanji, tolong tepati. Karna melanggar sama saja dengan mengecewakan.
----
"Baca Sar, bentar lagi masuk!" Azzura memperingatkan Sarah untuk yang kesekian kalinya karna Sarah terus memainkan ponsel.
"Iya-iya, ini bentar lagi." Sarah tak mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Dasar, generasi nunduk!" Azzura mendumel kesal.
"Ekhem..." Suara bariton milik Pak Husnul mengintrupsi semua murid termasuk Sarah yang langsung melempar ponselnya ke dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZRIES [COMPLETED]
Genç KurguAzzura dekat dengan Aries atas status sahabat. Mereka bersahabat karna insiden Aries yang diputuskan oleh Amanda. Iya, Amanda cewek tak tahu diri yang dengan gampangnya melupakan semua kelakuan baik Azzura. Memang sudah hukum alam jika diantara cewe...