-Bayangan Masa Lalu-

1.4K 72 0
                                    

Marisha sangat cemas, pasalnya Azzura tidak turun untuk sarapan dan sekolah. Ia sudah mengecek ke kamar putrinya itu, takut-takut jika Azzura belum bangun dan malah kesiangan atau bisa saja sakit, tapi waktu Marisha mengetuk pintu kamar berwarna putih itu tak ada sahutan dari dalam dan seperti tak ada tanda-tanda kehidupan disana.

Marisha sangat merasa bersalah atas apa yang ia lakukan tadi malam, hatinya terasa sakit saat bayangan Azzura menangis melintas beberapa kali di pikirannya.

----

Pulang sekolah, Aries langsung pulang kerumah. Rumahnya sepi, hanya ada dirinya dan Bi Jujum selaku asisten rumah tangganya. Mamanya baru akan pulang jam empat sore nanti, dan sekarang baru jam dua.

Aries menapaki satu persatu tangga yang akan membawanya ke lantai dua, tempat kamarnya berada.

Aries melempar tasnya dengan asal, lalu merebahkan diri di kasur empuknya. Memejamkan matanya, Aries malah mendapat bayangan gadis itu lagi.

"Ihhh, Alvaaaa, tunggu akuuu" Teriak gadis berumur 13 tahun itu.

"Kamu lama jalannya" Balas cowok yang sudah berada jauh di depan gadis itu.

"Yaudah kalo kamu ga suka aku jalannya lama, gendong dong" Ucap gadis itu manja.

Cowok tadi tak membalas ia langsung berjongkok dan mengisyaratkan gadis tadi untuk naik ke punggungnya. Dengan malu gadis tadi pun sudah berada di punggung Aries remaja.

"Ica janji ga akan tinggalin Alva" Bisik gadis tadi tepat di telinga kanan Aries.

3 BULAN KEMUDIAN

Gadis cantik itu terisak hebat, ia menyesal, sungguh.

"Aku kecewa." Dua kata itu sudah lebih dari cukup untuk mengekspresikan seberapa hancurnya hati Aries.

"Maaf Al, Maaf..." Ucap gadis tadi disela isakan tangisnya.

Bagaimana Aries tidak kecewa? gadis yang ia percaya sebagai pemilik hatinya malah menghianatinya?, gadis itu selingkuh dibelakangnya, tanpa sepengetahuannya.

Kurang apakah Aries? Apakah salah jika menanam cintanya terlalu dalam. Apa memang anak remaja ditakdirkan untuk memiliki cerita cinta yang pendek?.

Sungguh dadanya sangat sesak mendengar semua pengakuan yang keluar dari mulut gadis itu.

"Arrgghh" Aries mengubah posisinya jadi duduk lalu mengacak rambutnya.

Katakan lah bahwa Aries itu gagal move on. Ya, karna itu memang kenyataannya.

----

38 misscall, 180 sms, 23 chat Line, dan 5 missvideocall.

Azzura menghela nafasnya lelah. Ia lelah dengan keadaan ini. Duduk di kantin bukannya makan malah melamun sambil melihat notifikasi-notifikasi yang sebagian besar berasal dari Bundanya dan.... Aries.

Pulang? tidak? pulang? tidak? pulang? tidak?pulang? tidak? pulang? tidak? pulang? ti-

STOPP, tak akan ada ujungnya.

Jika pulang, ia malas dengan keadaan rumah yang membuat mood nya selalu memburuk.

Jika tidak pulang, ia akan tidur dimana malam ini?

Yasudah. Pulang saja.

----

Keadaan rumah Azzura sepi, seperti biasa. Bundanya kan sibuk mengurusi bisnis di butik.

Melangkahkan kaki ke dapur, Azzura mengambil minuman dari dalam kulkas. Tiba-tiba,

"Eh, udah pulang?" Tanya orang itu, tapi tak Azzura respon. Azzura bersikap seolah-olah ia hanya sendirian disini.

"Ditanya bukan jawab malah diem," Cibir orang itu lagi.

"Suka-suka gue, hidup-hidup gue, kok lo yang ribet sih, gembel." Sewot Azzura.

"Biasa aja kali anak durhaka!" Jawab Azahra sambil tertawa sinis.

"Dasar ga tau diri." Ketus Azzura lalu melangkah pergi sebelum Azahra bernasib seperti Rama.

----

Azzura menutup pintu kamarnya dengan kasar lalu melempar tasnya dengan kasar pula kesembarang arah. Lalu membaringkan tubuhnya yang masih terbalut seragam ke kasur empuknya.

Baru satu malam ia tak tidur disini tapi ia sudah rindu. Tak mau berlama-lama memakai seragam, Azzura pun berganti baju dengan baju kaos dan celana pendek selutut.

Saat akan merapikan isi tasnya, Azzura melirik piala-piala yang berjejer rapi di lemari kaca yang terletak di sebelah meja belajarnya.

Azzura pun membuka pintu lemari itu dan menyentuh piala yang terletak palin ujung.

JUARA UTAMA 1 OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SD

Azzura membacanya dalam hati, tapi ingatannya seolah ditarik ke masa lalu saat ia memenangkan piala itu.

"Bunda bangga sama kamu, sayang" Ucap Marisha.

"Makasih Bunda" Ucap Azzura riang.

"Yaudah, sebagai hadiahnya Bunda mau ajak kamu makan siang diluar, gimana?" Tanya Marisha lembut.

"Iya, mau Bunda!" Azzura terlihat sangat bersemangat.

Azzura dan Marisha pun masuj ke dalam mobil hitam mengkilap milik Marisha, di dalam mobil suasana begitu ceria, Azzura yabg berceloteh riang dan Marisha yang senantiasa mendengarkan.

"Eh tapi Bunda mau ke Alfamart dulu ya? ada yang harus di bayar". Marisha mengusap rambut lembut Azzura.

"Iya, Bunda, Ara tunggu di luar ya?"

"Iya, tunggu sebentar ya?"

Azzura hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sambil melirik kiri-kanan Azzura bersenandung kecil. Tapi matanya menangkap seorang gadis kecil yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri, lama ia memandangi gadis itu.

Gadis tersebut terlihat kumal, dengan baju yang kotor, rambut yang tak beraturan dan tanpa sandal.

"Ayo sayang, kita ke kedai es krim." Marisha yang datang tiba-tiba menyentak Azzura.

"Kamu liatin apa sih?" Marisha mengikuti arah pandang anaknya. Lalu tersenyum saat tau apa yang ditatap anaknya.

"Kamu mau samperin dia?"

Azzura mengangguk antusias.
Mereka pun pergi menuju anak kecil tadi.

"Kamu belum makan, Nak,?" Marisha berkata ramah. Anaka tadi terlihat ketakutan lalu menggleng.

"Ma, gimana kalo dia kita bawa kerumah, jadiin anak Mama, adik aku." Azzura berkata antusias.

Keinginan Azzura bagaika perintah mutlak bagi Marisha maka dari itu ia menuruti keinginan itu.

Sialan.

♡♡♡

DOUBLE UPDATE NIHH!

AZZRIES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang