-Pertandingan dan Kenangan-

1.4K 75 1
                                    

'Aku harap aku akan selalu bahagia. Bukan sekedar baik-baik saja.'

Azzura Aprilna-

----

Dua minggu ternyata bukan waktu yang lama. Aries sudah siap. Siap bertanding hari ini, di depan banyak orang ia akan membuktikan bahwa ia bisa.

Sudah lama ia tak mengikuti tanding antar sekolah, terakhir adalah sebelum ia patah hati, sekitar dua tahun lalu. Patah hatinya berdampak begitu besar pada kelangsungan hidupnya. Kenangan demi kenangan kembali muncul dalam tempurung kepalanya kala matanya memindai seluruh isi tempat pertandingan ini.

Bangku penonton. Salah satu tempat yang menyimpan kenangan paling dalam.

"Alva! Aku udah teriak-teriak buat semangatin kamu!" Ucap gadis cantik itu berapi-api.

"Makasih ya! Berkat teriakan kamu aku jadi menang," Aries tersenyum lebar.

Sial! Lagi-lagi bayangan itu menghampiri nya.

Sudahlah, ia harus fokus pada pertandingan ini agar ia dapat membanggakan sekolahnya dan juga Mamanya. Dan, satu cewek yang bersembunyi dalam kata sahabat.

----

Azzura terlihat tergesa, terbukti dari caranya berlari dan menatap gedung besar dihadapannya ini. Dengan secepat kilat Azzura memasuki gedung itu. Banyak orang. Kemarin seseorang telah memberitahunya untuk masuk ke salah satu ruangan besar dalam gedung tadi.

Suasana ricuh yang Azzura dengar saat ia masuk kedalam ruangan pertandingan.

Matanya memindai, mencari tempat duduk kosong paling strategis untuk menonton.

Setelah Azzura duduk dengan nyaman matanya menatap dua orang yang sedang saling melawan. Azzura tak tahu mereka melakukan apa, tapi yang ia lihat cowok tampan itu sedang melakukan gerakan-gerakan teratur yang mampu membuat lawannya tumbang.

"YEAHHHHH!!" Jeritan para penonton kembali memekakan telinga saat Aries mampu membuat lawannya terkulai lemas.

----

Setelah istirahan sekitar lima belas menit, Aries kembali melanjutakan pertandingannya. Dengan lawan yang lebih berat tentunya.

Lima menit pertama memang Aries yang unggul, tapi di menit selanjutnya Aries kewalahan. Lawannya terlalu kuat, apa memang Aries yang telah capek.

Dirinya dijatuhkan beberapa kali, dibanting, dipukul. Azzura tegang sendiri melihatnya, jantungnya beritme tak beraturan. Dan sedikit
......khawatir?

Hingga Aries tumbang sekali lagi, tubuhnya lemas. Tapi sekelebat bayangan muncul seperti film yang diputar lambat. Semua suara terasa tersedot oleh dimensi lain.

"Alva! Ayo bangun! Kamu pasti bisa, aku yakin!"

Kalimat tadi terus terngiang di telinganya, seperti suntikan energi, Aries bangkit dan langsung menerjang lawannya. Melayangkan pukulan bertubi-tubi.

Akhirnya Aries yang memenangkan pertandingan. Azzura menghela napas lega dan bersorak gembira.

Terimakasih, Aries ucapkan untuk seseorang di masa lalu yang 'menyuntikan' semangat lewat sekelebat kenangan. Biarlah, Aries mengenangnya untuk kali ini saja. Ia lelah berpura-pura bahwa semua berjalan baik-baik saja, bahwa ia memang tidak terluka, bahwa ia akan mudah lupa.

Setelah berganti baju, Aries keluar dari gedung. Matanya menemukan gadis cantik yang tengah tersenyum hangat menatapnya.

"Selamat ya!" Azzura mengulurkan tangan pada Aries.

"Makasih," Aries menjabat tangan tadi.

"Aries! Tadi gue udah teriak-teriak buat semangatin lo!" Azzura berujar dengan berapi-api.

Deg!

Kata-kata tadi, kata-katanya sama hanya kosa katanya berbeda. Aries menatap Azzura dengan tatapan rindu, tapi tak tahu untuk siapa. Di detik selanjutnya Aries memeluk erat Azzura yang membeku di tempatnya.

Sadar diperhatikan banyak orang Aries melepas pelukannya. "Sori, sori, gue kelepasan." Aries nyengir tampan.

Gapapa kok gapapa! Boleh ko peluk aja lagi! Gue yang menang banyak.

Azzura berteriak dalam hati. Tapi ia hanya tersenyum maklum.

"Dicariin, tau nya disini," Alvi berujar ketus.

"Eh, kirain lo udah balik duluan." Aries menanggapi sekenanya.

"Oalah, ada Princessnya ternyata." Alvi berujar datar saat melihat Azzura yang nyengir.

"Sebagai simbol kemenangan, kalian berdua gue traktir. Soalnya, gue sayang sahabat gue." Aries tersenyum lalu berjalan duluan.

"Gue yakin, sayangnya dia ke gue sama ke elo itu beda, Ra," Alvi berkata pelan sambil melenggang pergi. Menyisakan Azzura dengan butterfly sindorm di perutnya.

----

"Dulu gue sering kesini," Mata Aries menjelajah seisi ruangan.

Warung nasi soto yang tak jauh dari gedung tadi. Warung yang juga ikut andil dalam sekelebat kenangan di kepala Aries.

"Aku laper banget, makanya ajak kamu kesini dulu." Gadis cantik tadi nyengir kuda.

"Gapapa, aku ikutin apapun yang kamu mau," Aries tersenyum tulus pada gadis dihadapannya.

"Uhuyy! Udah kenyang juga kalo dapet makanan gratis mah gue laper lagi," Seruan tak biasa dari Alvi membuat Aries kembali ditarik dari dimensi kenangan.

"Lo suka?" Mata Aries menatap Azzura sambil bertanya.

"Su-"

"Suka banget dong, apalagi di traktir elo," Alvi. Itu Alvi yang menjawab.

Aries mendengus dan Azzura hanya terkekeh pelan. "Suka kok, gue suka-suka aja kalo soal makanan," Jawab Azzura kemudian.

Bahkan sekarang Aries menganggap bahwa Azzura adalah gadis cantik dan lugu itu. Tapi Aries tak boleh seperti ini, ia harus mulai berdamai dengan masa lalunya. Mungkin melupakan memang tak bisa, tapi minimal mengganti dengan yang baru. Mencintai orang baru. Menyayangi orang baru.

Azzura adalah Azzura. Aries tak boleh menganggapnya sebagai cewek lain.

----

HEYOOOOOO!

GIMANA-GIMANA?

With Love,
Auroracantik

AZZRIES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang