Part 2- Boom!

3K 393 26
                                    

@SMA 1 Neo Culture

Seperti biasa, gue memasuki halaman sekolah bersama Yuta. Selagi dia parkirin sepeda, gue mampir ke kantin buat beli air mineral. Efek buru-buru jadi lupa buat bawa botol minum di kulkas.

"Iya, kemarin gue liat mereka berduaan di aula olahraga."

"Ya kalian tau sendiri si Lala kalo ama Yuta kerjaannya nge-bully. Tapi, kemarin keliatan mesra."

"Kabar-kabarnya juga mereka ... tunangan."

Oh! Apa-apaan nih! Gue yakin mereka sadar ada gue disini. Makanya ngomongin. Ck, beraninya di belakang doang.

Perlu kah diperingati? Nggak! Karena yang mereka bicarakan itu benar adanya. Lebih baik pergi, kali ini nggak bisa mengelak fakta.

Pertanyaannya, tahu darimana kalo gue dan Yuta tunangan?

"La," panggil Yuta yang duduk di bangku di deket pintu kantin.

"O, Yuta." 

"Kenapa, nggak santai gitu mukanya?" tanyanya sambil main ponsel. Biasa cuman buka tutup grup WA aja.

"Tadi pas dikantin kita diomongin, dan mereka juga tahu tentang pertunangan. Dari siapa ya?"

Yuta menanggapi tenang. Kepalanya mengangguk-angguk santai, Seolah hal itu dianggapnya biasa aja. Beda banget sama kemarin.

"Lo nggak kesel?" tanya gue lagi saat dia tak kunjung menjawab. Hm,

Kita jalan beriringan menuju kelas. Tapi sungguh, keadaan ini rasanya canggung. Melewati koridor sekolah, beberapa pasang mata anak-anak memandang intens kearah kami.

"Biasa aja," jawabnya kemudian.

"Kok bisa?"

"Ya terus gue harus kena panic disorder karena berita itu?"

"Gak gitu juga."

Yuta memutar bola matanya malas sebelum dia kembali menjabab. "Gue udah tahu dari kemarin. Beberapa temen futsal juga ada yang tanya," ungkapnya setelah cukup lama terdiam.

"Kemarin? Ini aneh nggak sih. Info semalem langsung tersebar hari esoknya."

Ada yang nggak beres.

Dia mengangguk tanda setuju atas pernyataan gue. Wajahnya bertaut serius, tapi nggak lama. Karena setelah itu tiba-tiba tersenyum kecil...

"Cuek ajalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cuek ajalah. Lagian, lo nggak punya gebetan kan?" alisnya gerak naik-turun, bibirnya juga mencetak smirk menyebalkan.

Ngangguk atau geleng nih enaknya?

Ngangguk

Geleng

"Nggak," eh, tunggu! Kepala gue kok ngangguk sih.

"Punya?" mata Yuta melebar. Ck,

"Nggak." Kali ini bener-bener gelengin kepala.

"Jujur lo. Kok gue nggak pernah tahu lo pun—"

"Ngga punya ih! Udah ah! Gue ke kelas duluan."

Eh, gue nggak keliatan sensi kan? Biasa aja kan? Normal?

Srett

Tas gue ada yang narik! Saat menoleh ke belakang dan ... siapa kalau bukan si Nakamoto.

"Jangan ada rahasia di antara kita," suara mendesisnya menggelitik indera pendengaran gue. Masuk dari telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri.

"Jangan ada dusta di antara kita yang bener, bang."

"Gue nggak mau jadi plagiat."

Srekkk grepp

Sekali tarikan, dapet rangkulan. Bukan ini yang gue mau. Tapi, sekali tarikan, dapet duit. ATM kali, La!

"Lepas, Yuta!" tubuh mungil ini berusaha buat lepas dari rangkulan lengannya di bahu, tapi susah T.T

"Wah, mereka kayaknya bener jadian deh bukan sahabatan lagi."

Bukan sahabatan pala lo!

"Potek hati gue, potekk!! Padahal gue udah naksir Lala setahun belakangan ini."

Wanjay. Gue punya fan. Masa? Demi apa?

"Udah, sekarang lo nemu jawabannya. Ga usah ngarepin dan khayalin si Yuta lagi. Dia udah diikat ama si tukang bully."

Nggak ada gelar yang lebih elegan selain 'tukang bully'? Padahal gue nggak ngerasa suka bully. Itu hanya halusinasi mereka, iya gitu.

"Kok Lala diem aja sih dirangkul-rangkul gitu, tendang kek kayak biasanya!"

Ide baguss!!

Baru kaki ini mau bergerak menendang, tapi telinga gue geli karena udara yang membisik di sana,

"Lo denger kan? Mereka udah bisa menyimpulkan sendiri bagaimana hubungan kita sekarang. Jadi, biasa aja. Stay calm!"

"Ini kalem kok."

"Halah, mata lo gerak-gerak gitu. Bohong namanya!" Ejeknya sambil mengacak gemas rambut gue.

"Sekarang lo hobi berantakin rambut ya!"

"Bakal jadi habit sih."

"Gue jambak lo sebagai balesannya. Biar impas!"

Dia ketawa. Nyebelin. Dia beda banget, hanya dalam waktu satu hari. Pakai obat apa coba?

Grettt

"Arrghhh!!!"

"Emang enak!" gue memeletkan lidah kearah Yuta dan berlari kencang menjauhinya. Ngajak main-main sih, udah tahu situasi lagi kacau.

"Berantem lagi mereka."

"Udah pacaran masih jadi korban bully, kasian nasib lo, Yut."

"Masih sama, sadiss."

Sabodo teuing lah.. silakan bercuit-cuit ria, gibahin deh sekalian biar dosa gue berkurang.

__

Lala punya gebetan kah?

 Makasih buat yang udah kasih vomen :))see ya next eps.. :D

WHISPER - {Nakamoto Yuta}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang