Pasca 'Yes or No?' yang terucap dari bibir Yuta seminggu yang, percaya atau tidak gue belum ketemu sama dia lagi.
Di samping gue menghindarinya, dia juga gak menemui gue. Gak ngerti, ada apa? Gak ada apa-apa atau perasaan gue aja yg dia ada apa-apa.
"La, selfie yuk!"
"Males."
"Yaelah, yang pegang hape juga gue. Lu cuman tinggal natap kamera doang."
"Bener cuman tatap kamera doang?"
V yang mengerti maksud perkataan gue, langsung mengeluh lelah.
"Ya gak datar juga. Kenapa lo? Aura lo buruk hari ini. Harusnya kan seneng ini bimbelan terakhir." Protesnya lalu berpindah duduk di depan gue. Mukanya ia sandarkan pada punggung kursi dan menatap gue intens.
Risih, gue menoyor wajahnya supaya menjauh.
"Pms nih gue. Jangan ganggu!" Bohong gue.
"Selfi dulu. Kuy!" V menunjukkan deretan gigi putihnya. Sayang, gue malah semakin ingin menampolnya :)
Oke, maafkan. Gue sedikit agresif sepertinya. Sebenarnya terusik aja sih saat dia sok kepoin gue. Gak ngerti, rasa-rasanya gue gak bersemangat apa-apa.
"Eh, Yuta?"
"Mana Yuta? Mana?" kutolehkan kepala cepat ke segala arah. Yang ada malah gue dipelototi beberapa anak yang semula khusyuk membaca materi selanjutnya, karena suara gue.
"Hmpsst!"
Alis gue mengernyit, dan leher gue tertarik ke arah V yang sedang mengempet tawanya.
Sialan!!
"KITA GAK USAH TEMENAN LAGI AJA YA!"
___
Hari gue makin bete akibat ulah V yang keterlaluan. Sampai-sampai masih belom gue maafkan, padahal sampe akting ngeluarin air mata segala. Cih, air mata buaya itu si. Dikira gue anak batita yang mudah kebujuk gitu aja.
Makin betenya lagi, si bus yang biasa suka datang on time ini ngaretnya sejam lebih gak datang-datang.
Gue sendirian, hei! Orang-orang yang pada pulang kerja kemana? Dah pada kaya apa ya jadi ga butuh bus lagi? Makanya gue sendirian begini?
Perfect. Dunia kayaknya lagi ketawa-ketawa atas kebetan yang sedang gue alami ini.
Jgerr
Jir. Apaan lagi ini? Hujan nih?
Mulut gue gak berhentinya terus mendumal, mengkritisi apa yang terjadi selanjut-selanjutnya diikuti emosi.
Gak kebayang kalo gue pms beneran, ini halte bisa roboh karena gue, bakalan.
Gerimis datang gak berselang lama setelah suara guntur menggelegar.
Jalanan aspal yang awalnya gersang, mulai tercetak titik titik hitam yang berasal dari tetes dan cipratan air hujan.
Teduh, memang. Sesaat gue merasakan kedamaian hanya dengan mencium aroma petrichor yang menguar. Seolah menjadi healing atas emosi yang sempat naik.
Menyegarkan. Rintik demi rintik yang berirama teratur, menentramkan indera pendengaran ini.
Gue refleks memejamkan mata, membiarkan tangan menjulur terkena timpaan air langit. Anehnya, hati gue menghangat ketika merasa terpaan keras air dari atas jatuh mengenai telapak tangan.
"Bukannya pulang, malah mainan air."
"Ck, bukannya health malah halu. Dasar gue!"
"Siapa yang halu?"
"Bener, pikiran gue butuh di laundry ini si. Tolong Tuhan, datangkan orang ke halte ini, biar gue gak sendirian. Kalo gue jatuh pingsan kemudian menggila, seenggaknya ada yang bawa gue ke rumah sakit."
"Lala, lo gak lagi gila beneran kan?"
"Gue tau lagi halu. Tapi, kok sakit ya dikatain sama pikiran sendiri."
Nyorr~~~
Terasa nyata, ada sentuhan antara kulit dengan kulit juga dorongan cukup kuat di pelipis sampe kepala gue terhuyung ke samping.
Perlahan, gue buka mata. Gak ada siapa-siapa. Masih hujan gerimis yang lebat dan terbawa angin kencang, di hadapan gue sekarang.
"Lo kenapa?"
Gue menoleh ke sebelah. Betapa terkejutnya ketika melihat sosok yang telah hilang seminggu lamanya tiba-tiba berdiri di sebelah gue tanpa wajah berdosa.
Eh-wait! Berdosa? Emang dia berlaku salah sampai dijudge berdosa?
"Gak sehat lo. Bener. Pulang lah! Pulang!" tanpa babibu, dia menggeret lengan hingga badan gue rasanya kayak terlempar gitu. :(
"Dichat gak bales. Ditelpon gak angkat."
Terdengar nyata suara omelannya itu di telinga. Gue menahan lengannya yang masih 'menyangking' gue, sampai membuat jalan kami terhenti.
"Yuta?" Gue menyadari satu hal. Gue pikir ini bukan khayalan gue doang.
Yuta mengernyit gak paham.
"Lo beneran Yuta? Gue daritadi gak lagi halu berarti?"
Kini kelopak matanya menurun bosan -_-
"Melihat keadaan lo memprihatinkan begini, gue jadi ingin buru-buru ngebawa lo periksa."
"Periksa apa?"
"Periksa jiwa."
"Hih!" Gue geplak lengannya hingga dia mengaduh.
"Emang lo mau punya isteri sakit jiwa?"
Yuta diam. Gue masih mencerocos gara-gara bicaranya yang asal.
"Kok ... Bawa-bawa isteri?" tampak jelas sudut bibirnya terangkat membentuk smirk menyebalkan.
Sadar, dengan apa yang salah dari perkataan gue barusan. Agak tergagap gue mencoba meluruskan. Tapi,
"Udah-udah gak usah diklarifikasi. Gue tahu kok, lo rindu gak gue rusuhin seminggu."
Gerak bibir yang semula tergagap, mendengar pernyataan Yuta barusan gue semakin sulit mengeluarkan suara. Diam adalah akhir yang tidak bagus.
"Kalo kangen tuh ngasih tahu, coba. Bukan malah dipendem. Hampir gila kan lo."
Gak gue bales lagi, karena bibir gue gak bersahabat diajak bohong :(
Grep
Yuta tiba-tiba menyampirkan lengannya ke bahu gue, sekon berikutnya gue merasa kepala ini dipuk-puk.
"Segitunya ya lo, gak bisa gue tinggal sebentar." Katanya sambil ketawa.
Nyebelin :( tapi gue cuman bisa ngebatin.
Seperti roll film, otak gue kembali memutar reka adegan beberapa menit yang lalu. Adegan memalukan dan menurunkan derajat gue ... Di depan Yuta T_T
"Hampir gila kan lo.."
Kalimat itu terus berputar di atas kepala gue. Mengingat jelas apa aja yang gue katakan saat dengar suara Yuta menginterupsi, gue malu sendiri. Malu banget. Pengen kabur. Pengen anggap ini cuman mimpi, gak nyata.
Malunya luar biasa, mau kabur juga susah. Tangan gue akhirnya terangkat buat nutupin wajah.
"YUTA! LO EMANG NGESELIN PARAH!"
___
Hai semuanya.. Lama tak sentuh cerita ini, kuharap kalian masih ingat dengan alur dalam cerita ini :)
Btw, aku ingin bikin story baru cuman masih bingung mau pake castnya siapa.
Doyoung,
Winwin, atau
NoMinAda sarankah dari kalian? :)

KAMU SEDANG MEMBACA
WHISPER - {Nakamoto Yuta}
RomanceNggak ada perasaan cinta, Tapi gue maksa dia buat jadi calon suami. @03-08-2018