Part 11- Emo

1.4K 244 18
                                    

*Jangan lupa Vote + komennya :)

__

Pulang sekolah, gue sengaja gak langsung ke rumah. Toh, rumah juga gak ada orang, bosan. Daripada kesepian mendingan main ke rumah Yuta. Syukurlah bukan hari dimana dia ada kerjaan. Tapi, tak ada bedanya juga semisal gue pulang dan di rumah sendirian dengan keadaan sekarang, yang situasinya lagi di rumah Yuta, ada orangnya tapi gak menganggap tamunya.

"Yut,"

"Hm."

Gue memicing kesal pada sosok yang sejak tadi memberikan tanggapan, gak lebih dari kalimat, "Hm." "Ya?" "Apa?"

Awalnya sih tidak mempermasalahkan, gue bisa menyibukan diri dengan gadget juga, cuman lama-kelamaan lelah dan bibir ini pengen banyak gerak. Sedangkan, satu-satunya orang yang gue harapkan bisa diajak berkomunikasi, malah asyik dan heboh dengan gadget miliknya.

Setelah gue observasi, satu fakta yang menakjubkan dan bikin tercengang adalah .... Yuta nge-game!

NGE-GAME GAES! Gaya mainannya Hago sekarang!!

Selama kenal dia, Game itu satu hal yang paling gak menarik minat dan sangat dijauhi oleh Yuta. Gue pikir dalam hidupnya pengetahuan dia tentang fungsi smartphone sekadar untuk chat, video call, dan googling-an itu udah cukup. Selebihnya, dia gak ingin memperdalami fitur-fitur atau keanekaragaman apa aja yang tersedia, seperti game misalnya. Kuno, tapi itulah Yuta.

Yuta and gadget don't really mix well

Gue bisa bilang seperti itu, karena pada kenyataannya itu benar. Ada satu cerita dimana dia pertama kalinya nge-post foto makanan di instagram dan gue minta ke dia buat tag gue. Beberapa menit dia terdiam sambil memandangi layar dan dahi mengkerut. Gue awasi, tapi gak juga bertanya. Sampai akhirnya dia menyerahkan handphone-nya ke gue sambil bilang, "Gue gak tau caranya nge-tag, lo aja. Takut salah." Heol!

"Arghh! Capek gue!" dia merebahkan punggungnya ke sofa. Bibirnya mengerucut sambil melirik gue dengan mata lelah.

"Kesambet apa lo sampai mau-maunya mainan game?"

"Winwin. Udah tahu gue gak mau main game, malah dipaksa nyoba."

"Lo pernah diajak main PS kak Johnny tapi gak terpengaruh."

"Winwin pake mantra kayaknya. Tolong uninstall, La!" ia melemparkan handponenya ke gue.

Cara satu-satunya supaya gak terus kecanduan itu ya meng-uninstall aplikasinya. Gue jamin, itu mujarab buat diaplikasikan!

"Oke," jawab gue.

"Gue laper."

"Sama."

"Bikin makanan, gih!"

"Baru aja gue mau nyuruh lo, gue kan tamu di sini."

"Ya lo kan perempuan, udah sepantasnya masuk dapur."

"Tamu itu Ratu, jadi gak perlu bawa-bawa gender soal melayani tamu."

"Dasar, penganut 'perempuan itu selalu benar'"

"Eh sorry, gue fair. Kalo pihak laki-laki benar, gue akan terima. Sayangn—"

"Gue masakin ramen, pedes atau ngga?"

__

"Kan gue bilang jangan pedes, Yutaaa!! Bibir gue bengkak cuman makan sesendok doang!"

"Salah sendiri gue tawarin ikut ke dapur gak mau, kan bisa ngawasin di sana."

WHISPER - {Nakamoto Yuta}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang