Part 5- being so crazy

2.1K 313 80
                                    



_At Mouse & Rabbit Café_

Sore ini gue menyempatkan buat mampir ke kafe bersimbol tikus dan kelinci, tempat Yuta bekerja. Kafe ini milik kakak sepupu Yuta, namanya Kim Jong Woon, tapi lebih akrab dipanggil Yesung. Gak nyambung? Memang, gue juga merasa gitu tapi balik lagi ke yang punya nama sih, suka-suka dia kan. Di samping owner, Kak Yesung adalah seorang barista.

Nah, kafe ini baru buka tiga bulan yang lalu. Yuta part time di sini, sambil belajar cara meracik kopi. Yuta itu maniak kopi, ketika dapat tawaran kerja di cafe, ya langsung terima aja.

"Minum," Yuta membawakan secangkir Moccacino buatannya.

"Ah! Cantik," pekik gue girang, udah kayak anak kecil yang dapet mainan baru, pake tepuk tangan segala. "Gak tega minumnya." Rasanya dua bintang keluar dari kedua mata gue saat melihat hasil karya Yuta.

Dia bikin bentuk bunga pakai sirup coklat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia bikin bentuk bunga pakai sirup coklat. Busa susunya apalagi, paling menggoda buat dicicip. Gue excited gini karena Yuta yang buatin. Untuk pemula, ini pencapaian yang patut diacungi jempol.

"Padahal baru anak kemaren sore, tapi hasilnya udah kayak pro aja." Puji gue setelah menyeruput kopi buatannya. Gak sia-sia dia punya manual brewing V6 di rumahnya. Ya itu tadi, saking maniaknya sama kopi.

"Gue kan gak kayak lo yang susah mempelajari hal baru." Jawabnya dengan smirk andalan. Yuta duduk sandaran di kursi sambil menyilangkan tangan di dada. Kerut-kerut kesombongan mulai tampak di garis wajahnya.

"Iya hina aja gue sepuas lo." Mumpung lagi berbaik hati, dibanding menimpali mending menikmati harumnya si kopi.

"Gak usah manyun, makin jelek. Cepet habisin terus pulang!" 

"Gue gak manyun."

Yuta menaikan bahunya acuh. Kedua sikunya menumpu di atas meja dengan jari-jemari yang saling bertaut satu sama lain.

"Oiya, nanti malem Kak Airin dan Kak Joy ke rumah sama suaminya. Lo diminta dateng juga sama Mama dan Papa. Kan lo sekarang tunangan gue."

"Oke."

"Tadi gue juga ketemu sama Sana." Yuta merubah ekspresi wajahnya saat gue menyebut nama Sana.

"Kenapa lo mutusin dia?" tanya gue penasaran.

"Cepet habisin kopinya terus gue anterin lo pulang!"

"Gue bisa pulang sendiri. Jawab dulu," paksa gue.

"Gue gak suka dia." Yuta membuang muka.

"Bohong."

Dia menoleh dengan satu alis terangkat. Cuman diam, tanpa reaksi apapun.

"Tahu darimana tentang Taeyong yang cegat gue pas pulang sekolah?"

"Winwin."

"Terus apa yang lo lakuin ke Taeyong?"

WHISPER - {Nakamoto Yuta}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang