Shannon terus terdiam menatap jendela, suasana malam ini sangat dingin sehingga membuatnya harus sempurna tertutup selimut, apalagi ia dari tadi hanya membulak-balikan badannya mencari posisi yang nyaman.
"Sye, udah sampe 23 notifikasi dari Jin oppa gak kamu bales juga, aku nih ya yang bales," ujar Reva yang kesal dengan tingkah sahabatnya yang mendadak aneh.
Pasalnya, sejak pulang dari dorm Bangtan, kekasih sahabatnya itu terus mengirimkan pesan untuknya, namun tak ada niatan bagi Shannon untuk membalasnya.
"Kamu kenapa sih? " Reva mencoba mendekati ranjang sahabatnya, namun Shannon tetap melamun menatap ke luar jendela.
"Semenjak selesai dari atas, kamu gak banyak ngomong, emang sama Jungkook ngapain? "
Kini Shannon menolehkan kepalanya,
Menatap mata penasaran dari sahabatnya sekarang, ia terus berfikir apa ia harus menceritakannya pada Reva tentang yang tadi ia lakukan dengan Jungkook.Entah mengapa tadi Shannon tidak bisa menolak Jungkook.
Oppa, aku tidak berniat selingkuh darimu.
"Woi!"
"EH! Apaansi Revaa.. "
"Kenapa ngelamun? Bales tuh chat pacar, kasian bias gue jangan di kacangin. "
"Ish bawel, yaudah sini mana hp-nya. "
Reva pun memberikan ponsel Shannon yang sejak tadi ia mainkan, dan benar saja ada banyak notifikasi dari Jin yang menumpuk di ponsel nya. Ini adalah pesan terakhir dari Jin.
Jin oppa : sye
Jin oppa : kenapa tadi lgsg pulang? Ga nunggu aku?
Jin oppa : bisa ketemu malam ini sweetheart?Ugh, no more.
Batin Shannon,
Shannon : im sorryy
Shannon : i cant
Shannon : aku agak cape sayang, besok aja yaYang kemudian Shannon lakukan adalah menaruh ponsel nya ke bawah bantal dan kembali menatap keluar jendela.
"Aku ingin melupakanmu."
Kalimat Jungkook barusan terus terngiang di kepala Shannon, seakan-akan membuat sedikit penyesalan baginya karena dulu pernah mengabaikan perasaan Jungkook.
Namun jika harus melihat kenyataan, ini bukan waktu yang tepat untuk mengenang kembali perjuangan Jungkook dulu, dan bagaimana acuhnya ia terhadap Jungkook.
Dan saat Jungkook mulai melupakannya, rasa sedih pun seeakan membakar hatinya.
Salah satu sisi, ia pun sudah memiliki kekasih.
~
"Hey,"
Shannon menoleh ketika seseorang menyentuh pundaknya.
"Kau memanggil ku kesini? Kenapa? Ini masih waktu sekolah, tidak biasanya kau memanggiku. " ucap Jin menatap mata Shannon sambil memainkan puncak rambut gadis itu.
Shannon hanya terdiam menunduk, belum berani mengeluarkan kata-kata.
Tangan Jin tergerak menyentuh dagu gadis itu, lalu mengangkatnya agar keduanya dapat saling melihat, "What's wrong with you? Are you sick? "
"Im fine, i just. "
"Tell me. "
Shannon memberanikan dirinya menatap mata Jin, tangannya meraih kedua tangan Jin lalu menggenggam nya dengan erat, Shannon memiringkan kepalanya, "I love you, so much. " bisik Shannon pelan.
"Why are you crying? Are you get hurt? " Jin mulai panik melihat mata Shannon yang berkaca-kaca.
"Yesterday, i kissing with Jungkook. "
Jin terdiam, lebih tepatnya terkejut, ia tak dapat mengatakan apapun, matanya terus menatap mata Shannon yang sudah mulai mengeluarkan air mata, tangannya tanpa sadar terkepal membuat tangan Shannon sedikit kesakitan karena terkena tekanan otot dari tangan Jin yang bertautan dengannya.
"Aku minta maaf, tolong jangan marah pada Jungkook. " Shannon sudah menangis kali ini. "Aku minta maaf oppa, Aku sangat mencintaimu, itu terjadi tidak sengaja, dan-"
"Berapa lama? Berapa lama kalian melakukannya." Jin sama sekali tidak menatap Shannon.
Shannon menangis di dada Jin, "itu-lama. " kejujuran Shannon membuat hatinya sedikit lega, namun ia tau Jin dalam keadaan yang sangat marah.
"Tolong jangan marah pada Jungkook, aku-aku berjanji padamu aku tidak akan melakukan nya lagi dengan siapapun sayang, tolong maafkan aku. " Shannon bersimpuh pada dada Jin.
Jin terdiam mendengarkan penjelasan Shannon, sebenarnya jauh dalam lubuk hatinya ia ingin marah pada Jungkook, ia ingin mencari pria itu dan menonjok pipi Jungkook, namun dirinya melemah melihat Shannon yang menangis di dadanya.
Tangan Jin tergerak untuk memeluk Shannon, membawa gadis itu ke dalam pelukannya, "Tolong jangan lakukan lagi." setelah itu Jin melepas pelukan keduanya, mengusap air mata Shannon dengan tangannya.
"Give me your smile, baby. " pinta Jin.
Shannon akhirnya tersenyum lebar sambil menatap Jin dengan tatapan bahagia, ia sangat bangga karena memiliki kekasih yang dewasa, bahkan sama sekali tidak marah dengannya.
"I love you, all of you. " ucap Jin.
Shannon tersenyum, "Me too. "
Setelah sedikit masalah terselesaikan Jin berniat mengantarkan Shannon ke kelas, namun dengan tegas Shannon menolak tawaran Jin karena ingin menghindari konflik yang terjadi dari Army.
Tangan mereka masih berpautan, Shannon memberikan senyum lebarnya untuk Jin, "Aku ingin keluar dari sini." ucap Shannon tiba-tiba.
"Mwo?!"
"Aku serius sayang,"
"Maksudnya keluar dari sini? Saae? "
Shannon mengangguk.
"Aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu tanpa adanya rasa takut dan khawatir. " jawab Shannon.
Jin terpaku dengan jawaban Shannon, ia sangat sedih mendengar nya, entah sampai kapan mereka harus melakukan gaya pacaran seperti ini.
"Aku akan bersamamu, itu pasti. " hanya itu yang bisa Jin katakan, sedetik kemudian ia mencium dahi Shannon untuk waktu yang lama.
"Dont ever leave me, even you have to. " bisik Jin.
~•~
Thank you votement nya readers ku tersayang ❤
