Kuturun dari mobil, lalu melambaikan tanganku kepada Bi Lia yang sedang tersenyum kepadaku sambil melambaikan tangan kanannya. Bi Lia adalah bibiku, dia adalah orang yang sudah merawatku sejak aku masih bayi, dia adalah seorang bibi yang sangat baik dan pengertian kepadaku.
Kutunjukkan senyuman terbaikku kepadanya, bersamaan dengan Bi Lia yang mulai berjalan pergi meninggalkan sekolah. Kuhela nafasku pelan melihat mobil Bi Lia yang menjauh. Tak lama kuputar tubuhku, berjalan masuk ke dalam sekolah. Ya hari baru tapi tetap saja sama seperti kemarin.
Sekolahku bernama SMK Khatulistiwa, aku bersekolah di sekolah ini sudah lebih dari sebulan. Dan walaupun sudah lumayan lama aku bersekolah di sekolah ini, hingga sekarang aku masih belum mempunyai teman.
Kusedikit menundukkan kepalaku saat mulai berjalan di lorong sekolah. Jangan tanya kenapa, kau akan mengerti jika menjadi diriku.
"Eh, ada si Cupu."
"Tumben datang cepat Culun, haha."
"Kok diam saja? Eh Culun, haha."
Inilah aku jika pagi. Terus berjalan menuju kelas sambil mencoba tidak menghiraukan mereka.
"Culun, haha."
Kuhela nafasku berat. Sudahlah, aku memang tidak bisa menghiraukan mereka. Tetapi jujur, aku tidak tahu kenapa mereka seperti itu. Mungkin karena aku anak baru mereka jadi seperti itu, atau memang karena mereka tidak menyukaiku.
'Menyebalkan,' batinku sambil mempercepat jalanku menuju kelas, dengan air mata yang mulai menetes. 'Ayolah Cassie jangan nangis, kamu kuat,' batinku mengatur nafasku dan mencoba untuk menahan tangis.
Kumasuk ke dalam kelas. Sesaat setelah itu, aku pun langsung meletakkan tasku di meja. Duduk di tempat dudukku sambil meletakkan kepala dan tanganku di atas tas.
***
Bel berbunyi nyaring. Menandakan jika kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai.
Beberapa saat setelah bel berbunyi. Seorang guru masuk ke dalam kelas, membuatku seketika langsung mengeluarkan buku pelajaranku. Guru itu bernama Bu Mia, guru bahasa Indonesia di kelasku.
"Selamat pagi," sapa Bu Mia sambil masuk ke dalam kelas.
"Pagi, Bu," sahut semua murid.
Bu Mia duduk di tempat duduk guru. Dan lalu dia pun memulai kegitan belajar mengajar hari ini.
***
Pukul 12 siang bel pun kembali berbunyi, memberitahu setiap orang di sekolah jika telah masuk waktu istirahat. Semua murid di kelasku pun mulai berjalan keluar kelas satu persatu. Dan untukku, aku akan merapikan alat tulisku sambil menunggu kelas sepi. Setelah sepi, aku pun segera pergi ke kantin.
Kuberjalan dengan santai menuju kantin. Aku memilih keluar kelas terakhir, karena biasanya orang-orang berarti sudah banyak yang di kantin. Aku tidak tahu, tapi biasanya aku memang tidak akan diganggu jika mereka keluar kelas lebih dulu. Mereka seharusnya sudah di kantin, dan tidak akan menggangguku. Ya, aku harap.
Bugh!
"Aduh ...," lirihku pelan merasakan sakit di punggungku. Ya, aku rasa seharusnya aku memang tidak usah berharap.
Tak lama suara tawa pun terdengar. Membuatku seketika melihat orang itu, yang sekarang tengah berjalan ke kantin bersama teman-temannya. Dia adalah Vivian, salah satu orang yang suka membullyku.
Kudiam melihat Vivian dan teman-temannya yang semakin menjauh. Kuhela nafasku pelan. Setelah itu segera kembali berjalan menuju kantin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Saudara Kembarku [END]
Horror[Belum revisi] Culun, ya begitulah teman-temaku menyebutku. Aku tidak pernah dianggap ada, atau mungkin aku juga hanya dianggap sampah oleh mereka. Sampah ... Ya, aku rasa itu cukup bagus untuk orang sepertiku. Di dalam hatiku, aku selalu berharap...