Ku duduk di tempat tidurku sambil melihat bintang-bintang yang sudah tampak. Sesekali aku pun menyeka air mataku yang sudah menetes sejak tadi.
Dan ya, walaupun sejak tadi Cherry sudah menguatkanku, dan berkata aku akan baik-baik saja, itu tetap tidak bisa menghilangkan rasa bersalahku.
"Hiks ... Hiks ... Hiks," isakku sambil menyeka air mataku.
Cherry memegang bahuku, lalu dia pun menyeka air mataku. "Ayolah Cassie, jangan seperti ini. Hentikanlah tangisanmu."
"Hiks ... Hiks ... Hiks."
"Aku tahu hal ini berat untukmu. Tapi mengertilah Cassie, aku melakukan hal ini bukan hanya sekadar untuk membantumu balas dendam."
"Tapi Cherry, cara seperti ini ..."
"Maafkan aku Cassie. Tapi, memang inilah cara terbaik yang dapat ku lakukan untuk membuatmu bahagia."
Ku tundukkan kepalaku.
"Ya sudah, sekarang kamu tidurlah. Sudah larut," ucap Cherry sambil tersenyum dan menyeka air mataku.
Ku anggukan kepalaku pelan, kemudian ku rebahkan diriku di tempat tidur. Cherry mengambil selimut, lalu dia pun menyelimuti diriku.
"Mimpi indah," ucap Cherry sambil tersenyum, dan kemudian dia pun merebahkan dirinya di samping kananku.
"Selamat malam," ucap Cherry.
"Iya, selamat malam," ucapku pelan.
Ku pejamkan mataku perlahan. Dan tak butuh waktu lama, aku sudah masuk ke alam mimpiku.
***
Tapi tak lama kemudian ...
"Akkhh!"
Sontak, kedua mataku langsung terbuka. Ku lihat ke kanan, "Di mana Cherry?" gumamku sambil duduk di tempat tidur, dan langsung mengalihkan pandanganku ke meja belajar. "Pisau Cherry tidak ada."
Deg!
"Bi Lia."
Reflek, aku pun langsung turun, pergi ke kamar Bi Lia.
Dan kemudian saatku sudah tiba di kamar Bi Lia, aku melihat Bi Lia sedang duduk di lantai kamarnya, menahan Cherry yang sedang berusaha untuk menusuk tubuhnya.
"Cherry!" panggilku.
Sontak, Bi Lia dan Cherry pun melihatku.
"Cassie."
Bi Lia kembali melihat Cherry, dan ...
Bruk!
Bi Lia menendang Cherry, dan membuat Cherry menjauh dari Bi Lia 1 meter.
Ku kerutkan alisku. "Bi Lia."
"Akan ku jelaskan semuanya," ucap Cherry sambil berdiri, dan kemudian dia pun mulai berjalan menghampiriku.
"Jangan beritahu dia, Cherry!" ucap Bi Lia.
"Ada apa ini?" tanyaku bingung.
Cherry menghela nafas. "Cassie, aku akan jujur kepadamu sekarang. Sebenarnya, orang yang selama ini kamu panggil sebagai bibi, adalah orang yang sudah membunuh kedua orang tua kita."
Deg!
"Apa? Itu tidak mungkin."
"Itu benar Cassie. Dia yang telah merusak rem mobil kedua orang tua kita, dan membuat orang tua kita mengalami kecelakaan. Dia melakukan hal itu, untuk mendapatkan semua harta kekayaan orang tua kita," jelas Cherry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Saudara Kembarku [END]
Horror[Belum revisi] Culun, ya begitulah teman-temaku menyebutku. Aku tidak pernah dianggap ada, atau mungkin aku juga hanya dianggap sampah oleh mereka. Sampah ... Ya, aku rasa itu cukup bagus untuk orang sepertiku. Di dalam hatiku, aku selalu berharap...