Ku berjalan dengan cepat, mengekor pada Cherry.
"Kita mau ke mana?" tanyaku.
"Ke kelas," sahut Cherry sambil terus berjalan.
"Kenapa kita harus berjalan dengan cepat? Biasa sajalah," ucapku.
"Aku tidak ingin ada orang yang mengetahui rencanaku."
Lalu tak lama kemudian, aku dan Cherry tiba di kelas. Cherry berjalan menuju tempat duduknya, kemudian dia pun duduk di tempat duduknya.
Ku duduk di tempat dudukku, lalu melihat Cherry.
Cherry sedang mengambil pena dan selembar kertas dari bukunya. Segera, setelah Cherry meletakkan kertas dan pena di mejanya, dia pun mulai menulis di kertas itu.
"Apa yang sedang dia tulis?" ucapku sambil terus berusaha melihat apa yang Cherry tulis.
"Apa yang sedang kamu tulis Cherry?" tanyaku.
"Nanti akan ku beritahu," sahut Cherry sambil melipat kertas yang baru selesai dia tulis.
"Ng, iya. Baiklah," ucapku sambil menganggukkan kepala pelan.
Cherry berjalan ke tempat duduk Kevin, kemudian dia pun meletakkan kertas yang barus ditulisnya itu ke meja Kevin.
Ku melihat Cherry yang kembali duduk di tempat duduknya.
"Yang ku tulis di kertas itu adalah, ajakkanku kepada Kevin, aku memintanya untuk bertemu dengan kita minggu depan," ujar Cherry.
Ku kerutkan alisku, "Untuk apa kita bertemu dengannya minggu depan?" tanyaku.
"Kita kan akan bermain dengannya minggu depan," ucap Cherry.
Ku telan ludahku. "Bermain lagi?"
"Iya, nanti aku juga akan mengatur rencana, agar Sasha bisa ikut bermain bersama kita di hari yang sama."
"Tapi Cherry-"
"Oh-iya, kita minum coklat dinginnya besok saja ya, jangan minggu depan," potong Cherry.
"Nanti, aku juga akan ku tunjukkan kepadamu, tempat bermainku kemarin," ucap Cherry sambil tersenyum.
"Ng ..."
Bel berbunyi. Murid yang berasal dari kelasku pun, mulai masuk ke dalam kelasku satu persatu.
Cherry tersenyum. "Nanti kita bicara lagi, ya," ujar Cherry sambil tersenyum.
Ku menghela nafas. "Iya," ucapku sambil mengangguk pelan. "Sebentar lagi, sebuah nyawa akan menghilang. Sungguh, jika aku tahu bagaimana cara untuk menghentikan Cherry, pasti aku akan lakukan. Apapun itu."
Lalu tak lama kemudian, aku melihat Kevin masuk ke dalam kelas. Kevin berjalan ke tempat duduknya, dan kemudian ketika dia ingin duduk di tempat duduknya, Kevin tersenyum, karena dia melihat ada sebuah kertas yang berada di mejanya.
Kevin duduk di tempat duduknya sambil mengambil kertas itu, dan kemudian Kevin pun mulai membaca isi kertas itu.
Sontak, setelah Kevin membaca isi kertas itu, Kevin langsung melihat ke kanan dan kiri.
Dan kemudian ketika Kevin melihat Cherry, Cherry langsung membentuk jarinya menjadi 'Love'.
Seketika, wajah Kevin menjadi merah ketika nelihat Cherry yang tersenyum ke arahnya.
Kevin tersenyum sambil mengangguk kepada Cherry, kemudian setelah itu Kevin pun kembali melihat ke depan.
Cherry menghela nafas. "Untunglah dia melihat ke arahku tadi," ucap Cherry sambil memejamkan mata, dan menundukkan kepalanya.
"Memangnya kenapa jika dia tidak melihatmu?" tanyaku sambil melihat Cherry dengan bingung.
"Ya soalnya, aku tidak meletakkan namaku di kertas yang ku tulis itu," ucap Cherry.
"Oh," jawabku singkat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Saudara Kembarku [END]
Horror[Belum revisi] Culun, ya begitulah teman-temaku menyebutku. Aku tidak pernah dianggap ada, atau mungkin aku juga hanya dianggap sampah oleh mereka. Sampah ... Ya, aku rasa itu cukup bagus untuk orang sepertiku. Di dalam hatiku, aku selalu berharap...