Bagian 3

3.1K 127 7
                                    

"sahabat adalah dia yang selalu marah atas kesalahan mu, bukan dia yang ikut tertawa saat kau salah~shea


---------------------------------------------------

Satu jam sudah shea nunggu fasya pulang, tapi tuh anak belum juga nongolin batang hidung nya, sampai shea ketiduran dan baru bangun jam 5 sore.


"woii gembel bangun lo" ucap fasya sambil menggoncangkan tubuh shea

"berisik lo gue ngantuk" jawab shea tanpa sadar

"yaelah dasar kebo" umpat Fasya.

"lama banget sih, gue udah nungguin dari siang juga" akhirnya shea bangun juga

"lo bolos lagi ya? ato lo pura-pura dongo hari ini kan ada pelajaran olahraga ya jelas lah gue pulang sore gimana sih" omel fasya.

"Hehe, lupa gue" ucap shea sambil menepuk jidat nya. Entah dia benar-benar lupa atau tidak fasya hanya geleng-geleng kepala tanda bingung dengan sahabat nya ini.

"nih tas lo, nyusahin aja lo pake acara ninggalin tas lagi" shea tersenyum, untung saja fasya tidak meninggalkan tas nya dikelas.

"maaci faca cuyung" shea memeluk fasya.

"btw lo kenapa bolos sih?" tanya fasya serius

"lo kan tau gue" jawab shea seperti nya dia berat mengatakan kalo dia sudah keluar dari sekolah pada fasya

"besok jangan bolos lagi lo" jawab fasya. Seperti nya fasya memang belum tau.

"sya.. "

"hmm"

"gue udah berenti jadi murid sma nusantara" jawab shea sambil menunduk.
Fasya yang saat itu sedang membereskan buku nya terlonjak kaget.

"apa barusan lo bilang?" tanya fasya

"gue udah keluar dari sekolah!" ucap shea sekali lagi, dia takut sahabat nya akan murka.

"apa??? sye lo ga lagi ngeprank gue kan?" tanya fasya tidak percaya.

"gue serius, gue tadi berantem sama jessie ditoilet, gue ngeliat dia lagi bully rara gue ga bisa diem gitu aja dong" ucap shea masi menunduk.

"truss? "

"yaa gue berantem fisik sama jessie sampe akirnya kita dipanggil kepsek dan kepsek minta gue buat bawa bokap gue besok, gue gamau trus gue bilang aja ke kepsek gue mau keluar dari sekolah, gue udah muak. Lo tau kan gu-"

"lo gamau berurusan sama bokap lo? itu kan alasan lo? " jawab fasya memotong omongan shea.

"sye lo itu udah gila apa ya, ngapain sih lo ngambil tindakan kek gitu, ato mungkin lo udah bosen sahabatan sama gue? sumpah ya gue ga abis pikir sama lo! Jadi apa yang dibilangin rara tadi bener lo berantem abis-abisan sama jessie" fasya bicara dan shea hanya diam. Dia sangat marah karna tidak seharusnya shea mengambil keputusan yang salah seperti ini.

"gue udah muak sya. Gue ngerasa dunia ga adil sama gue. Gue selalu aja disalahin, gaada yang sayang sama gue" ucap shea lirih lalu mulai menangis.

Fasya ikut prihatin dengan apa yang dirasakan shea, suatu kondisi dimana dia sendiri mungkin belum tentu kuat jika berada di posisi shea. Fasya memeluk shea.

"jangan nangis sye, maaf kalo gue emosi gue cuma mau lo berubah,jangan beranggapan semua orang benci sama lo, masi banyak yang sayang sama lo sye, salah satu nya gue" ucap fasya tulus

Shea hanya diam, sebenarnya dia bahagia fasya selalu marah pada dirinya perihal shea yang selalu membuat kesalahan dan sangat sensitif menanggapi sesuatu.

Setelah shea cukup tenang, fasya merenggangkan pelukan nya dan kembali bertanya.

"trus sekarang lo mau sekolah dimana?" tanya fasya

Shea hanya menggeleng, fasya sangat mengerti. Dia yakin papa nya shea pasti sangat marah jika tau masalah ini.

Shea menghabiskan waktu di rumah fasya,dan baru mau pulang pukul 9 malam.

"sye kabarin gue kalo terjadi apa-apa sama lo" ucap fasya saat mengantar shea pulang

Shea hanya tersenyum, "thanks sya"

Shea berjalan masuk kerumahnya, dia berharap papa nya belum pulang karna dia sangat tidak ingin berdebat sekarang.
Benar saja papa nya belum pulang, shea segera menaiki tangga dan masuk ke kamar nya. Dia berharap wijaya tidak akan memanggilnya dan mengintrospeksi nya.

Lama shea berdiam diri dipinggir ranjang nya, otak shea nyaris pecah memikirkan semua masalah dalam hidup nya, dia bahkan tidak tau akan jadi apa dirinya nanti.

Sekarang shea tidak lagi menjadi anak sekolah, dia juga tidak tau kemana dia selanjutnya dia takut papa nya akan marah besar dan mengirim nya ke amerika, itu artinya shea akan berpisah dengan sahabat nya fasya.

Puas berfikir keras shea pun memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri, sampai jam 10 malam papa nya tak kunjung pulang, yaa bisa jadi saja sekarang dia sedang bermesraan dengan istri baru nya. Shea sungguh tidak peduli dia lebih memilih tidur.

~~~

Sementara dikantor nya wijaya nyaris tidak bisa berfikir, dia sangat shoke mendengar kabar dari kepala sekolah sma nusantara yang mengatakan bahwa shea mengeluarkan diri dari sekolah hanya karna tidak mau membawa orang tua nya ke sekolah.

Dia bahkan tidak menyangka shea akan senekat itu, sampai mengorbankan masa depan nya. Setelah berfikir cukup lama wijaya pun mengambil ponsel nya dan menelfon seseorang. Biar bagaimana pun dia tetap akan peduli pada shea walaupun putrinya selalu berusaha membencinya.

Setelah menelfon seseorang itu, wijaya kemudian menelfon kedua pembantu nya.

"halo bi, tolong bangun kan shea besok untuk berangkat ke sekolah baru nya. Saya juga sudah kabari mang jarwo tadi"

"baik tuan"

Wijaya mematikan telfon nya, di dalam hati dia berharap semoga saja shea masih punya keinginan untuk sekolah, karna jauh didalam hatinya dia sangat menyanyangi anaknya.

Si cantik Shea Rabella Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si cantik Shea Rabella Wijaya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hallo selamat membaca cerita shea semuanya:)
Semoga ga bosen ya:)

Love you guys ❤
#penulisamatir

MINE [ COMPLETED ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang