Bagian 44

561 19 2
                                    

Terkadang beberapa kenangan akan lebih baik untuk dikenang saja, jika mengingatnya membuat mu sakit..

__________________________________

Setelah ujian semua siswa kelas 12 pun menikmati minggu tenang sebelum hasil ujian diumumkan.

Shea bangun pagi pagi jam 7, dia berencana untuk lari pagi untuk menghirup udara segar. Saat menuruni tangga shea tak sengaja melihat manu sedang duduk diruang makan bersama papanya seraya berbincang bincang.

"om sangat berharap sekali kamu segera melamar shea " tak sengaja shea mendengar ucapan papanya, sontak ia pun berdiri terdiam.

"pasti om, setelah lulus nanti aku bakal ngelamar shea" jawab manu.

Shea yg merasa dirinya dibicarakan hanya bisa terdiam dan tidak habis pikir dengan keputusan papanya yg ingin menikahkan nya dengan manu.

"nikah? " ucap shea, sontak papanya dan manu menoleh ke arah shea.

"sye? yuk ikut sarapan" sambut manu.  Shea hanya menatap tajam pada keduanya.

"papa mau nikahin aku sama manu? maksud papa apa? " tanya shea.

"shea, papa heran ya sama kamu, papa ngelakuin ini demi kamu, papa mau kamu dinikahi oleh pria yg jelas bibit bobotnya, dan pria itu adalah manu" jelas papanya.

"yang nikah itu shea pa, bukan papa, kenapa papa lebih ngerasa berhak atas jodoh shea? " ucap shea dengan wajah yg jelas tidak suka.

"karna papa lebih tau yg terbaik buat kamu sye!!!"

"begitukah? papa egois tau gak? " ucap shea ketus lalu pergi meninggalkan dua orang yg menyebalkan itu.

Manu yg melihat shea berlalu keluar rumah lalu mengejar shea dan menarik tangannya.

"sye? " ucap manu. Shea menoleh ke arah manu.

"kamu gamau ya nikah sama aku? " tanya manu.

Entah seperti apapun pria ini berusaha menampakkan wajah sok meyakinkan nya tetap saja shea tidak pernah merasa terkesima. Shea melepaskan tangannya dengan kasar.

"sori, gue gak bisa nikah sama orang yg bahkan belum gue cintai sama sekali" ujar shea lalu melangkah meninggalkan manu.

Shea berjalan menyusuri taman yg dipenuhi oleh orang orang yg ingin berolahraga pagi. Seketika moodnya hancur, dia pun memilih untuk duduk disalah satu kursi yg berada didekat taman.

Sedang asik asiknya melamun, telfon shea pun berbunyi. Ternyata itu telfon dari fasya.

"halo sye?  lo dimana? "

"taman"

"kerumah gue yuk"

"ngapain? "

"emang lo gak kangen sama gue? "

"mood gue lagi hancur"

"gue jemput lo kesana ya"

"ok"

MINE [ COMPLETED ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang