[7] Kerdusnya Gian

206 53 41
                                    

"Sendiri?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sendiri?"

"Emang kamu kira aku bakal datang sama siapa?"

"Bian."

"Idih!" Gian bergidik ngeri seraya menyecahkan bokongnya di hadapan Sarra yang tengah sibuk dengan beberapa buku. Mereka kini duduk berhadapan dengan satu meja panjang yang membatasi.

"Ya kalian kan biasanya kemana-mana berdua udah kayak biji—" ucapan asal itu mau tak mau harus segera diralat saat melihat Gian tengah melirik tajam ke arahnya. "—biji mata, maksudnya."

Gian mendengus setelah manik pekatnya mengedar berkeliling. "Aku puyeng banget kalau lihat banyak buku gini."

"Ya gak usah ke sini."

"Tapi kan ada kamu di sini."

Sarra berdecak. "Suruh siapa ke sini? Orang aku bilang sendiri juga gak apa-apa."

"Demi kamu aku samperin!" tegas Gian yang memang mengetahui keberadaan Sarra dari pesan yang cewek itu kirimkan padanya beberapa saat lalu. "Lagian kamu ngapain di sini, sih? Kayak gak ada tempat lain aja."

"Ya nyari buku buat tugas, lah. Dikira di perpus nyari gebetan."

"Gebetan kamu udah di depan mata ngapain nyari yang lain?"

"Narsis!"

Mereka berdua saling melempar senyum geli setelah Sarra menimpuk Gian manja. Sudah bisa dipastikan setelah ini Gian pasti akan meminta jawaban dari tugas yang dikerjakan Sarra. "Dhena mana?" tanya Gian yang cukup asing ketika melihat cewek di hadapannya tak ditemani pengawal pribadinya.

"Kenapa? Kangen?"

"Nanya doang, Neng."

"Masa?"

"Kenapa? Cemburu?"

Sarra mengerjap. "Hah?"

"Cie cemburu!" goda Gian saat melihat cewek di hadapannya memerah karena salah tingkah.

"Apaan, dih? Yang ada entar Bian cemburu sama kamu kalau nanyain cewek lain. Nanti kamu disangka nyelingkuhin dia sama Dhena lagi."

"Ish, bodo amat!" dengus Gian. Mendengar nama teman sialannya itu membuat mood Gian langsung bobrok.

"Idih, ambekan!" Sarra mencebik. "Dhena pulang duluan, mesti nganterin adeknya buat les."

Gian ber-oh-ria. "Biasanya kan kamu dijagain mulu sama dia. Udah kayak bodyguard aja."

"Orang aku deketnya sama Dhena ya kita nempel terus lah."

"Terus nempel sama akunya kapan?"

"Apaan sih, Gi?"

Gian tertawa menanggapi Sarra yang kembali merespon godaannya dengan cara imut. "Tapi emang bener, kan? Sampe kemarin aja yang aku kira kita cuma janjian berdua malah jadi berempat. Iya kalau double date, lah ini akunya dikacangin udah kayak pasangan homo sama si Bian."

S I N G G A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang