Jadi aku tuh sebenernya selalu punya target sebelum publish next part. Meskipun gak pernah bilang berapa angkanya, tapi vote dan komen kalian pasti mempengaruhi. So, jangan pelit vomment atau setidaknya mencet tombol bintang di pojok!!
Btw, yang salfok sama kehadiran cast baru, semoga tidak kecewa dengan penokohannya wk
VOTENYA DULU YOOOK YANG BANYAK!!
Happy reading~*****
"Astagfirullahal'adzim!"
"Lo pikir gue setan pake istigfar segala?"
Sarra langsung duduk tegak dari posisi tertelungkup. Cewek itu mengerjap kaget seraya mengelus dadanya beberapa kali. Sinting! Ia yang tengah tidur siang harus dikejutkan dengan melihat pemandangan tabu di hadapannya saat pertama kali membuka mata—Bian yang tengah memandanginya dari jarak dekat.
"Lo ngagetin gue, Sialan!"
"Bilang aja lo kaget akan ketampanan paripurna gue."
"Tampan paripurna pantat lo! Yang ada lo tuh kek setan yang tiba-tiba muncul pas gue bangun." Sarra mengusap kasar wajahnya seraya mendengus. "Gue lupa baca doa pas mau tidur, makanya digangguin makhlus halus."
"Sembarangan kalau ngomong!" Bian menyenggol lengan Sarra hingga membuat cewek itu tambah mendelik marah.
"Apaan sih, Bi?"
Bian tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya—masih dengan muka ditekuk akibat kesal dengan ekspresi heboh cewek di hadapannya tersebut. "Nih!"
Sarra terpaku. Bian membawakannya dua potong sandwich dan satu botol air mineral kecil. "Lo mau ngajak gue makan? Di perpus?"
"Sssst!" Bian menghentikan ocehan Sarra. "Gue bawain itu buat lo."
Sarra makin tak bisa mengendalikan ekspresinya. Bian membawakan makanan untuknya? Untuk apa? Sarra bahkan tak pernah bilang padanya bahwa ia belum makan siang. seingatnya ia juga tak pernah mengabari Bian bahwa ia tengah berada di perpustakaan demi terlelap ke alam mimpi barang sebentar demi mengisi energinya kembali.
"Lo dateng kesini cuma buat repot-repot bawain gue makan?"
"Udah, makan aja. Gak usah banyak nanya."
"Lo kok bisa tahu gue ada di sini?"
"Gue ketemu Dhena di kantin. Katanya lo di sini makanya gue samperin."
"Terus lo tahu gue belum makan?"
"Insting aja. Beres kelas pagi kan lo langsung ngilang. Gue cari di kantin gak ada, eh tahunya lo di sini. Btw, perpus emang jadi tempat nongkrong favorit lo, ya? Sering amat diem di mari."
KAMU SEDANG MEMBACA
S I N G G A H
Teen FictionSarra membenci pertemuan. Menurutnya, pertemuan hanya akan berujung pada luka perpisahan. Lalu bagaimana dengan pertemuannya bersama Gian? Cowok famous yang mulai menjalin kedekatan secara tak terduga dengannya. Haruskah pertemuannya berakhir dengan...