Masih ada yg nungguin? Maaf ya lama, responnya juga dikit sih ehe.
Btw, ultah Sarra di sini gak disamain sama cast nya di real life ya (Sandara Park). Menyesuaikan dengan kejadian di masa lalu *uhuk*
Happy reading dan jangan lupa VOTE!!*****
"Eh, lo udah kesini lagi, Dhe?"
Dhena menjawab dengan sebuah anggukan singkat. Pertanyaan itu terlontar dari Gian yang baru mendudukkan diri bersebelahan dengannya. Ralat. Sebenarnya ada satu kursi yang membatasi jarak mereka dan itu milik Bian. Sang pemilik kursi kini tak terlihat karena sedang sibuk ber-selfie-ria di luar bersama beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang lain. Bian yang pedenya setengah mampus dengan alay bergaya macam-macam.
Ck! Sok imut! Dhena yang hanya memperhatikan dari kejauhan bahkan serasa malu untuk melihatnya.
Matahari kini hampir tergelincir—menyiratkan jingga indah kekuningan di ufuk barat namun suhu udara di ibukota masih saja tinggi. Masih ada sekitar tiga puluh menit lagi untuk waktu kepulangan, namun Dhena yang merasa kepanasan memilih untuk ngadem di bus. Dhena yang kini tengah mengipasi dirinya sedikit melirik Gian yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Mungkinkah ia tengah berbalas pesan dengan Sarra? Atau Yoan? Pikiran Dhena memang selalu saja buruk jika itu menyangkut tentang Gian.
"Sarra gak ikut kok lo masih sumringah?" tanya Dhena tanpa melihat sang lawan bicara. "Seneng dia gak ikut? Biar bebas?"
Gian yang sadar tengah disindir menoleh lalu mendesah sesaat. "Gak gitu, Dhe. Gue juga sedih dia gak ikut, tapi ya mau gimana lagi, kan? Ini gue juga baru ngabarin dia."
Dhena ber-oh-ria. "Gi?"
Gian yang baru saja menyimpan ponselnya di saku bajunya kembali menoleh.
"Gue beneran mau nanya sama lo," ujar Dhena serius—kali ini dengan menatap lurus Gian.
"Tanya aja."
"Gue frontal aja nih, ya." Dhena berdeham sebelum kembali melanjutkan, "Lo beneran suka sama Sarra?"
Gian termangu beberapa detik mendengar pertanyaan itu namun dengan yakin ia segera menjawab, "Ya justru karena gue suka makanya gue nembak dia."
"Lo sayang sama Sarra?"
"Sayang. Gue sayang sama dia."
Ada nada ragu yang tertangkap oleh Dhena di balik jawaban Gian hingga cewek itu mendesah miris. "Kalau Yoan?"
Gian mengerjap lalu berdeham sesaat. Berusaha sebisa mungkin untuk mengendalikan ekspresinya. Belum sempat ia menjawab, Dhena yang tak sabaran telah kembali menyerang dengan pertanyaan tak terduga.
"Lo masih deket sama Yoan?"
"Ya... deket, lah. Dia kan sahabat gue."
"Tapi lo ada rasa kan sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
S I N G G A H
Teen FictionSarra membenci pertemuan. Menurutnya, pertemuan hanya akan berujung pada luka perpisahan. Lalu bagaimana dengan pertemuannya bersama Gian? Cowok famous yang mulai menjalin kedekatan secara tak terduga dengannya. Haruskah pertemuannya berakhir dengan...