Page 27

826 131 8
                                    

Lagi-lagi Sheryl tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Hari ini gadis itu sudah berkali-kali membuat kesalahan saat menyelesaikan kerjaan miliknya, meskipun tidak sampai fatal. Kejadian minggu lalu ketika Hexa menyatakan perasaan pada gadis itu membuat Sheryl tidak bisa berpikir dengan jernih.

Hubungan keduanya sedikit berubah setelah kejadian hari itu, tidak seakrab dulu. Sheryl lebih banyak menghindari lelaki itu. Jikapun tak sengaja berpapasan, Sheryl pura-pura menyibukan diri dengan sesuatu--seperti berpura-pura memainkan ponselnya atau memeriksa pekerjaan miliknya.

Hexa tiba-tiba menyatakan perasaan padanya pada waktu yang tak terduga. Saking terkejutnya Sheryl kala itu, ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Lelaki itu akhirnya memutuskan memberikan Sheryl waktu untuk berpikir mengenai pernyataan Hexa tentang perasaan lelaki itu dan jika gadis itu sudah siap, dia bisa menjawab perasaan Hexa kapanpun.

Bukan, Sheryl bukan mempermasalahkan mengenai perasaan Hexa padanya. Ia hanya tidak menyangka sama sekali bahwa lelaki itu dengan sangat berani bilang bahwa ia menyukai Sheryl. Meskipun sering terdengar gosip seputar Hexa yang menaruh perasaan padanya, gadis itu tidak pernah menganggapnya serius.

Tapi sekarang berita itu terbukti.

Bukan berita lagi, tapi memang benar adanya. Ia bisa saja langsung memberikan jawaban pada Hexa saat itu juga. Ia bisa menolak Hexa saat itu juga karena memang ia tidak punya perasaan lebih pada lelaki itu, ditambah ia juga sudah memiliki kekasih. Tapi Sheryl berpikir bahwa itu terlalu lancang dan tidak sopan. Ia terdengar sangat jahat dan seperti tak mempedulikan perasaan orang lain.

Ia tidak mau hubungannya dengan Hexa akan semakin buruk jika ia benar-benar melakukan hal itu.

Ditambah ia tidak mau membohongi Stephen. Ia tidak mau kekasihnya itu berpikiran bahwa posisinya tidak aman karena ada lelaki lain yang tiba-tiba datang ke dalam hubungan mereka.

Stephen sudah berkali-kali mengatakan ada yang aneh dengan diri Hexa ketika berbicara dengan Sheryl. Tetapi gadis itu tak pernah menggubrisnya. Ia selalu mengatakan pada kekasihnya bahwa Hexa dan dirinya hanya rekan kerja dan itu hanya bentuk kekhawatiran Stephen saja pada hal-hal yang Sheryl rasa tidak benar.

Dan tebakan kekasihnya itu benar. Sheryl merasa bersalah tak menggubris perkataan Stephen.

Lain halnya dengan Sheryl. Hexa bersikap seolah-olah tak terjadi apapun. Ia tetap bersikap seperti biasanya pada Sheryl. Tapi tetap saja Sheryl merasa ada yang berbeda dari sikap 'ramah' Hexa padanya. Dan jujur, itu sedikit membuatnya merasa tak nyaman dan ia merasa dirinya menjadi wanita jahat di sini.

Sheryl menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu menepuk pipinya beberapa kali, mencoba mengembalikan konsentrasi yang terlanjur buyar. Tidak, harus berkonsentrasi. Ia tidak boleh merusak performa kinerjanya.

Gadis itu memantapkan hati. Cepat atau lambat ia harus segera memberikan jawaban pada Hexa.

Ya, betul. Enak atau tidak jawaban yang akan diterima oleh Hexa. Akan berimbas seperti apa pada hubungan pertemanan antar keduanya nanti, Sheryl tak mau memusingkannya untuk sekarang.

Ia hanya harus memberikan jawaban secepatnya dan meminta maaf pada Stephen karena tidak mendengarkan ucapan kekasihnya itu.

"...ryl? Woy, Sheryl! Yailah malah dianggurin gini gue. Woy, sadar, woy! Hello! Masih ada orang di sana?"

Sheryl mengerjapkan mata lalu menatap kembali layar ponselnya yang sempat ia acuhkan tadi. Terlihat ekspresi wajah Wendy yang tertekuk sebal. Sheryl mengacuhkan Wendy yang sedang berbicara padanya lewat panggilan video. Lebih dari satu menit Sheryl tenggelam dalam lamunannya membuat Wendy kesal merasa tidak didengarkan.

The GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang