Stephen menghentikan laju mobilnya tepat di depan pagar hitam sebuah rumah. Lelaki melongok dari dalam kaca mobilnya. Tidak terlihat tanda-tanda kehidupan di rumah itu. Mungkin pemiliknya sibuk di dalam rumah.
Lelaki itu melihat lagi ke layar ponselnya, membaca ulang pesan singkat berisi alamat rumah yang dikirimkan Irene padanya. Jika dilihat lagi dengan benar, alamat yang diberikan Irene benar lokasinya. Ini benar rumah milik Sheryl seperti alamat yang ditunjuk oleh Irene.
Kalian bisa bilang Stephen adalah manusia paling tidak tahu malu jika ia sudah menginginkan sesuatu. Bahkan lelaki itu bisa bertindak ekstrem ketika dia sudah memiliki keinginan yang kuat. Buktinya saja baru kali pertama berbicara dengan Irene--yang notabenenya rekan kerja Sheryl--di luar pekerjaan yang mereka lakukan, Stephen tanpa mempedulikan gengsinya langsung to the point meminta alamat rumah Sheryl pada Irene.
Awalnya Irene menolak. Jelas gadis itu menolak, mana mungkin dia membocorkan data pribadi rekan kerjanya pada orang lain. Tapi Stephen memohon pada gadis itu hingga akhirnya Irene luluh dan mau memberitahu mengenai alamat rumah Sheryl di Bandung.
Dan berakhirlah Stephen diam-diam mengunjungi gadis itu ke rumahnya. Lelaki itu baru menyadari bahwa ia belum mengenal Sheryl secara keseluruhan. Pasalnya selama lebih kurang setengah tahun mereka berhubungan sebagai sepasang kekasih, ternyata mereka belum banyak berbicara mengenai kehidupan pribadi masing-masing. Bahkan membicarakan keluarga atau mengunjungi rumah satu sama lain juga belum dilakukan. Bukan tidak pernah, tapi belum secara mendalam.
Maklum saja, Stephen dan Sheryl yang sama-sama sibuk jarang bertemu. Berkomunikasi lewat telepon saja tidak sering. Sekalinya bertemu atau berhubungan lewat pesan singkat atau telepon, mereka lebih banyak membicarakan kesibukan hari itu dan proyek keduanya. Membicarakan topik lain selain pekerjaan atau keadaan mereka hari itu jadi terlupakan.
Stephen melirik ke layar ponselnya sekali lagi, membaca pesan dari Irene, memastikan bahwa tempat yang ia tuju itu benar. Setelah memantapkan diri, lelaki itu bergegas keluar dari mobil. Tak lupa membawa buah tangan untuk diberikan kepada keluarga Sheryl. Dia ingin memberikan kesan pertama yang baik.
Stephen sendiri bingung dengan dirinya. Tidak pernah lelaki itu meluangkan waktu seperti saat ini hanya untuk menyusul seseorang. Hubungannya yang dulu dengan mantan-mantannya tidak pernah memberi kesan seperti yang ia rasakan ketika bersama Sheryl.
Dulu, ketika lelaki itu putus dengan mantannya, ia bahkan tidak peduli dan justru bersyukur bahwa ia sudah tidak perlu terlibat lagi dengan mantannya. No hard feelings, he said. Baginya hubungan jika berujung dengan putus, berarti memang tidak ditakdirkan bersama oleh Tuhan. Tidak boleh ada penyesalan. Dan Stephen tidak pernah merasa benar-benar mencintai mantan-mantannya terdahulu.
Stephen yang sekarang benar-benar di luar kebiasaan Stephen yang dulu. Dia benar-benar mempersiapkan dirinya untuk bertemu Sheryl, ingin meminta gadis itu kembali pada dirinya dengan baik. Benar-benar dia perhitungkan segala langkahnya dengan matang.
Setelah menghembuskan nafas dengan keras, lelaki memberanikan diri memencet bel yang berada di dinding samping dekat pagar rumah Sheryl. Dua kali ia memencet bel terdengar suara seseorang dari intercom bertanya pada Stephen.
"Ya, dengan siapa?" terdengar suara dari intercom bertanya pada lelaki yang berdiri di depan pagar dengan gugup.
"Maaf, apa benar ini dengan kediaman Sheryl Dorothy?" Tanya Stephen balik, suaranya terdengar gugup.
"Ya, benar. Kalau boleh tahu, Mas ini siapa, ya?"
Ugh- Stephen bingung harus menjawab apa. Apa lelaki itu harus bilang dia mantan pacar Sheryl? Tidak mungkin. Akan timbul pertanyaan lain pasti dari orang-yang-entah-siapa mengajaknya berbicara lewat intercom. Bilang kalau dia rekan kerja Sheryl? Itu juga tidak mungkin. Untuk apa rekan kerja Sheryl datang ke rumah gadis itu tanpa bilang terlebih dahulu di saat gadis itu sedang mengambil masa cuti. Dia yakin Sheryl juga tidak memberi tahu bahwa rekan kerjanya akan datang berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gravity
Fanfiction(COMPLETED) grav·i·ty noun 1. The force that attracts a body toward the center of the earth, or toward any other physical body having mass. For most purposes Newton's laws of gravity apply, with minor modifications to take the general theory of rela...