Pt. 8

76.6K 1.4K 36
                                    

[ BUDAYAN VOTE SESUDAH MEMBACA :) ]
.
.
.

Mengurus orang yang sedang hamil ternyata tidaklah semudah yang Sehun harapkan, apalagi jika ia dihadapkan pada keadaan harus mengurus Irene yang mengalami gejala morning sickness nyaris setiap hari.

Bukannya ingin mengeluh, tapi tak dapat dipungkiri bahwa ia nyaris kuwalahan dengan perubahan-perubahan kecil yang terjadi pada Irene semenjak berita kehamilan istrinya itu.

Sebagai contohnya adalah sikap Irene. Istrinya itu kini berubah menjadi wanita yang manja dan selalu merengek minta sesuatu, mungkin ini adalah apa yang sering orang-orang katakan sebagaingidam.

Sebenarnya Sehun tidak masalah dengan itu, apalagi ini semua demi darah dagingnya sendiri yang tengah dikandung oleh sang istri, tapi belakangan ia jadi merubah pikiran tentang ia akan melakukan apapun demi menuruti keinginan Irene.

Karena permintaan wanita itu bisa dikatakan mulai menjurus pada hal-hal konyol dan aneh.

Seperti halnya yang terjadi beberapa hari yang lalu.

FLASHBACK

Kala itu Sehun sedang asik tertidur ketika ia merasakan seseorang mengguncang tubuhnya, Sehun mengerang karena merasa terganggu dan dengan sangat terpaksa membuka matanya yang terasa sangat berat.

Ketika berbalik untuk melihat siapa si pengganggu itu, Sehun harus menelan kembali makian yang sudah siap ia lontarkan karena ternyata dia adalah istrinya sendiri.

Sehun tidak mungkin membentak Irene, 'kan?

"Ada apa, sayang? kau butuh sesuatu?" tanya Sehun pelan, beringsut untuk menyandarkan dirinya di headboard ranjang.

Irene menatapnya dengan wajah yang berseri-seri, serta senyuman manis yang berhasil membuat Sehun luluh, hatinya terasa menghangat ketika melihat itu, hanya saja semuanya hancur ketika Irene berkata—

"Sehun-ah, aku ingin sekali makan Jajangmyeon sekarang. Bisakah kau membelikannya?" pinta Irene dengan mata berbinar.

Sehun tercengang akan permintaan itu.

Heol!

Kenapa Irene harus memintanya sekarang? Demi Tuhan! dimana ia harus mencari Jajangmyeon pada pukul tiga dini hari?

"Sayang, kau bercanda 'kan? mana ada orang menjual Jajangmyeon di jam segini?"
Pekik Sehun.

Irene mendengus.

"Aku tidak mau tahu dimana atau bagaimanapun caranya, pokoknya aku ingin Jajangmyeon, ini juga permintaan anak kita."

Sehun tidak bisa membantah lagi jika Irene sudah membawa-bawa nama anak mereka dalam sebuah pembicaraan semacam ini, karena ia hanya akan berakhir mengalah karena memang seharusnya begitu.

Sehun adalah laki-laki yang bertanggung jawab.
Ya, itu benar.
Pria itu mengerang kesal sebelum akhirnyaberanjak dari atas ranjang dan menyambar mantelnya, memakainya dengan buru-buru.

Sebelum benar-benar pergi mencari apa yang istrinya inginkan, Sehun menyempatkan diri berbalik dan menatap Irene yang juga melihat kearahnya dari atas tempat tidur, wanita itu melambai padanya.

Sehun melirik juga pada perut Irene yang masih rata, lantas kemudian membatin.

Kau bahkan belum lahir, tapi kenapa sudah menyusahkan ayahmu yang tampan ini? –batinnya nelangsa.

Setelah itu, Sehun membuka pintu kamarnya dan meninggalkan rumah.

Raut wajah Sehun nampak kebingungan ketika pria itu masuk dalam mobil. Karena hell, kemana ia harus pergi sekarang?

MY SEXY MAID | HUNRENE [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang