Note : Aku perbarui ya readers dan aku ketik ulang sampe nyambung bener sama yang sebelumnya
Btw 😉 terima kasih kritik dan saran dari kalian
Aku juga bingung kok sama alur selanjutnya hehehe tapi ini udah aku perbaikin sedikit aja ya aku kasih Part ini.
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
_________________________________________
[ BUDAYAKAN VOTE SESUDAH MEMBACA ]
.
.
.
Hidup sederhana bukannlah sebuah pilihan, hidup sederhana ini pula bukan menjadi alasannya untuk berhenti sekolah pula.Hidupnya telah sempurna, namun bukan kata sempurna kau memiliki semuanya seperti yang di alami oleh gadis ini.
Hidup sederhana yang dimiliki gadis ini ialah tinggal bersama sang ibu dan bersekolah sesuai dengan impiannya.
Namun,
Takdir seolah manamparnya secara kasar. Tak membiarkan dirinya terus tersenyum layaknya siapa gadis itu yang dulu.
Kehidupan sederhananya yang manis lambat laun hilang. Hilang tertelan kenangan dengan sang ibu.
Malaikatnya telah pergi untuk selamanya. Selamanya
.
.
Irene, gadis 24 tahun yang telah usah menyelesaikan sekolahnya di Busan Senior High School.24 tahun ia tinggal di Busan. Tempat lahirnya, namun hanya 23 tahun Irene hidup bahagia penuh kesederhanaan dengan sang ibu.
Ibunya telah pergi meninggalkannya sendiri setahun yang lalu, satu tahun itulah Irene berubah bukan seperti Irene yang telah lama orang orang dan tetangganya kenal.
Kini, Irene yang ceria dan penuh senyum telah hilang
Digantikan dengan Irene yang murung dan penuh dengan wajah datar.Jujur,
Irene tidak bisa menahan tangisnya kala mengingat sang ibu, dan hanya wajah datar inilah yang dia punya untuk menutupi kesedihannya.
Wajah cantiknya kini hanya meninggalkan kesan datar bahkan melukiskan kepedihan yang sangat mendalam. Terkadang bibinya, Bae Harin sering memberi Irene nasihan untuk hidup layaknya dulu
Namun satu kalimat final yang selalu membuat bibinya itu mendesah tanda ia menyerah
"Tidak apa bi, inilah aku yang sekarang. Tidak ada yang perlu di ubah."
Hanya bibinya saja yang Irene punya, namun tak luput dari kesederhanaan seperti hidupnya kini. Dan Irene sangat tidak ingin merepotkan bibinya itu. Cukup dengan rumah tinggal yang ia tinggali bersama ibunya dulu juga milik bibi Harin
Irene tidak tahu dimana ayah yang seharusnya menafkahinya, yang dia tahu ayahnya telah tiada. Ibu tidak pernah mau membicarakan ayahnya. Entah Irene tidak ingin tahu dan tidak ingin ibunya terluka karena harus mengingat kenangannya dengan ayah.
_________________________________________
"Kau tidak perlu ke Seoul Irene-ah, bibi yakin bisa menjagamu dengam baik." tutur seorang wanita paruh baya yang menggunakan syal warna merah kusam itu
Dihadapan wanita itu, seorang gadis dengan tas punggung besar di punggungnya dan tak lupa tas koper di tangan kirinya kini menetap sang bibi dengan tersenyum hangat. Sabhat hangat khas gadis itu.
"Tidak bi, aku cukup merepotkan bibi. Aku akan baik baik saja disana dan aku akan menemui sahabatku disana."
Bahkan kini gadis itu menggenggam tangan bibinya seolah mengatakan ia akan baik baik saja.
Tak dipungkiri, wanita paruh baya yang ada didepannya kini telah menggantikan posisi ibunya sejak setahun yang lalu. Kasih sayangnya pun sama seperti sang ibu, bibinya sunggu seperti duplikat dari ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY MAID | HUNRENE [ COMPLETED ]
Fiksi Penggemar[FOLLOW DULU AKUN PENULIS/AUTHOR DEMI KENYAMANAN UPDATE] . . . . . "T-tuan apa anda sudah 'bangun'?" Irene melotot saat Kejantanan besar milik tuannya telah mengacung lebih dulu daripada tuannya