Multimedia: London City Airport
*-----*
Hilir mudik manusia menjadi salah satu pemandangan yang Rose lihat di Bandara ini. Pemandangan lainnya hanya terisi oleh Rosie yang mengenakan jaket berwarna hitam yang memiliki campuran warna pink di setiap sisi jaket tebalnya. Gadis cantik itu terlihat sangat menggemaskan dengan syal yang melilit di lehernya dan juga dengan beanie berwarna putih menempel dikepalanya.
Sambil meminum kopi yang tadi Ia beli di perjalanan, Rosie menggenggam roti bakar untuk sarapannya kali ini. Sesekali gadis cantik itu mengunyah dengan semangat ataupun mengunyah dengan mata terpejam karena sudah kelelahan untuk mengunyah makanannya.
Rose hampir terkekeh disetiap kali gadis cantik itu mengambil gigitan roti bakar, namun gadis tomboy berrambut brunette itu berusaha untuk menahan tawanya dengan mengalihkan pemandangan pada Stevie yang terduduk di kursi tunggu.
Penerbangan Stevie hanya tinggal menunggu menit dan ternyata Sarah tidak menemani Stevie untuk berangkat ke Los Angeles. Hal itu pula lah yang membuat Stevie jadi terus-terusan termenung dalam duduknya. Gadis malang itu hanya bisa melihat wajah kelelahan Sarah dari layar telepon karena ternyata pusat perfilman tempat Sarah bekerja sedang memiliki penurunan drastis sampai membuat gadis tomboy itu tidak bisa beristirahat bahkan meskipun untuk mengantar Stevie berangkat ke Bandara.
Rose bisa melihat kalau Stevie sedang menikmati suasana hilir mudik manusia, meninggalkan suara derap langkah yang membuat suasana terasa sangat ramai meskipun di pagi hari seperti ini. Koper dan troli yang didorong juga menghasilkan suara lain yang bisa membuat pening karena terlalu ribut disana-sini. Namun udara sejuk ini lah yang sedang Ia nikmati.
Udara yang menyejukkan paru-paru namun sangat menusuk tulang ini menjadi satu-satunya hal yang bisa dinikmati disini. Suara microphone yang terus-terusan mengingatkan jadwal penerbangan juga membuat suasana jadi lebih ramai lagi, membuat Rose jadi mendengus karena keramaian ini.
Pada dasarnya, Rose membenci keramaian karena teralu banyak orang yang melihat dirinya dengan tatapan mencela. Orang-orang asing yang kurang kerjaan akan selalu menilai kaum seperti Rose, Rosie, Shannon, Cammie dan Stevie (LGBT) dengan bisikkan yang dapat didengar dari jarak sekitar lima meter jauhya.
Rose bahkan berani bertaruh kalau Shannon tidak mendempet kepada Cammie hanya karena takut akan pandangan orang-orang kepada mereka yang seolah-olah ingin membunuh mereka lewat tatapan. Karena jika saja Shannon sedang berdua dengan Cammie, maka gadis cantik yang memiliki pipi tembam itu tidak akan bisa menjauh barang lima senti saja dari Shannon.
Wanita dalam microphone sudah memanggil untuk penerbangan ke Los Angeles, tapi Stevie masih betah terduduk di kursi besi dan memandangi Bandara yang mulai terlihat tenang dan sedikit sepi meninggalkan semua derap-derap langkah itu mengiang diantara gendang telinga.
Stevie berdiri tidak mengucapkan apapun kepada dunia yang sedang berbuat tidak adil kepadanya. Kepada dunia yang bahkan tidak memperbolehkan Stevie untuk memeluk Sarah sebelum Ia terbang menjauh dari kekasihnya sendiri.
Stevie marah kepada angin yang membelai pipinya karena yang Stevie inginkan adalah Sarah yang melakukan hal itu. Stevie marah kepada pepohonan yang melambai kepadanya karena Stevie ingin Sarah yang menggantikan tugas pepohonan yang mengejeknya dari kejauhan. Stevie marah kepada keramaian yang memeluknya karena Stevie ingin Sarah yang memeluknya disini. Stevie enggan menghamburkan amarahnya karena Ia tahu kalau banyak sekali orang yang akan mengusir jiwa hampa penuh dramanya dari Bandara ini dengan senang hati, maka dari itu Stevie hanya memutuskan untuk berdiam diri.
Gadis itu melangkah mengikuti Shannon dan Cammie yang sudah lebih dulu memeluk Rose dan Rosie untuk mengucapkan sampai jumpa dan saat Stevie berdiri di hadapan Rosie gadis jangkung itu bisa melihat sorot kasih sayang dari mata biru milik Rosie yang indah.
"Tolong" bisik Stevie saat gadis itu merengkuh Rosie dengan kedua lengannya yang panjang "Maafkan Clay. Karena Aku ingin Kau menjadi sahabatku" lanjut gadis cantik itu masih betah memeluk Rosie dan yang didapatkan Stevie sebagai balasan hanyalah anggukan yang membuat Stevie beralih untuk memeluk Rose.
Suasana canggung sempat terjadi barang beberapa detik sebelum akhirnya Rose mengulurkan tangan kepadanya untuk pelukan "Jaga dirimu baik-baik disana. Nanti Ku kabari kalau-kalau Gwen merindukanmu" ujar Rose saat Ia meletakkan dagunya pada bahu Stevie yang memang lebih tinggi darinya barang beberapa inci.
Stevie mengangguk sebagai tanda terimakasih sambil lalu tidak lupa berpesan "Jangan pernah main-main dengan Rosie seperti bagaimana Kau memainkanku pada zaman dulu" bisik Stevie dengan nada jenaka yang membuat Rose jadi terkekeh kecil karenanya.
Meskipun tidak ingin, Stevie melepaskan belitannya pada tubuh Rose yang hangat dan segera melambaikan tangan untuk menyusul Shannon dan Cammie yang sudah melangkah lebih dulu meninggalkan senyum milik Rose dan Rosie yang menemani mereka pergi ke atas awan.
*-----*
Suara decit rem membuat Rose kembali teringat kalau gadis itu tengah menunggu bus untuk berangkat ke universitas. Rasanya baru kemarin Stevie meninggalkan London. Namun ternyata gadis itu sudah meninggalkan Rose hampir satu bulan lamanya, dan Rose belum pernah mengabari apapun pada gadis itu.
Saat menaiki bus, Rose kesulitan mencari tempat duduk karena bus sudah penuh terisi oleh banyak orang. Mendegus kesal, akhirnya Rose memutuskan untuk berdiri dan menikmati masa-masa keramaian disekitarnya.
Sepertinya Rose harus mencari uang agar bisa membeli kendaraan roda empat. Ia tidak pernah suka menunggu di halte hanya untuk mendapati kalau bus sudah penuh oleh penumpang dan juga harus mendapati kenyataan kalau Ia akan kesiangan jika saja Ia tidak menaiki bus yang penuh dan sesak itu.
Hidup memang seperti ini.
Satu halte sudah Ia lewati dan sebentar lagi Rosie akan ikut serta didalam keramaian bus yang tengah Rose nikmati ini. Sudah hampir dua bulan hubungan diantara Rose dan Rosie berubah menjadi semakin intim. Semalam saja mereka hampir lupa dunia karena melakukan face time dan keasyikan mengobrol soal gossip terbaru di universitas.
Dan denting yang ditunggu-tunggu oleh Rose akhirnya terdengar juga. Denting yang selalu di buat Rosie saat gadis cantik itu menaiki bus hanya untuk menandakan kalau Ia siap dan bus bisa berangkat. Denting yang selalu saja membuat senyum Rose jadi lebih lebar hanya karena mengetahui kalau gadis yang selalu saja diimpikannya sudah sampai di bus yang sama.
"Hai"
"Hai"
"Bagaimana kabarmu?"
Rose menyengir saja dengan pertanyaan yang dilemparkan oleh Rosie "Mungkin akhir-akhir ini Aku tidak baik-baik saja"
Saat Rosie mendengar kalimat yang dilemparkan oleh Rose, gadis itu langsung menekuk keningnya "Kau sakit? Kenapa Kau pergi kuliah, bodoh?!" dan umpatan itu akhirnya di sematkan juga oleh Rosie. "Aku tidak baik-baik saja karena Aku merindukanmu" dan lanjutan kalimat yang di keluarkan oleh Rose membuat Rosie jadi menggulingkan kedua bola matanya kebelakang.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: Follow al My social media. The link is gonna be in my profile. Please.
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanfictionRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...