Multimedia: Rose and Rosie
*-----*Memejamkan mata saat merasakan sentuhan lembut di balik punggungnya, Rose hampir saja mengeluarkan desahan jika saja gadis tomboy itu tidak mengingat kalau mereka tengah bertamu ke Amerika dan lebih tepatnya lagi ke rumah mantan kekasih Rose. Pemikiran itu tentu menutup semua birahi yang sempat membuat Rose kehilangan akal. Gadis tomboy itu segera menjauhkan diri dari tindihan kekasihnya sambil tidak lupa memberikan gadis cantik itu teguran lewat tatapannya.
Gadis berambut blonde itu menggulung bibirnya ke bawah sebagai bentuk protes "Kita tidak bisa melakukannya disini Rosianne" ujar Rose dengan nada serius yang membuat Rosie jadi semakin cemberut "Do not ever call me Rosianne"
Rose lalu memberikan tatapan keras dan hal itu tentunya membuat Rosie mengalah dengan cepat "I'm sorry I'm horny" pengakuan dari gadis cantik berpipi tembam itu membuat Rose terkekeh kecil lantas segera membiarkan kekasihnya mendekat dengan cara membukakan kedua lengan sebagai bentuk perdamaian.
"Rosie, kau bahkan tidak tahu apa itu arti horny" ejek Rose yang tentunya membuat Rosie segera menampar lengan gadis tomboy itu dengan membabi buta. Tertawa karena tingkah brutal Rosie membuatnya kelelahan menghindar, Rose segera saja berlari menuju pintu kamar Stevie tanpa ingat kalau pintunya sudah di kunci karena ulahnya sendiri.
Tidak tahu harus berbuat apa, Rose akhirnya panik sendiri dan menjerit keras-keras saat merasakan Rosie menggigit telinganya. "Rose! Ada apa?" teriakan bernada khawatir milik Stevie terdengar dari luar dan Rosie jadi terkekeh sebagai jawaban jahil yang tentunya berhasil membuat Stevie jadi panik sendiri dan akhirnya membuat gadis cantik itu jadi menggedor-gedor pintu kamarnya tanpa ampun.
Tidak memperdulikan tuan rumah yang kepanikan di luar kamarnya, Rosie justru semakin liar memburu kekasihnya karena sekarang gadis tomboy itu justru berjoget-joget di atas kasur Stevie –menanggap kasur itu seperti miliknya sendiri. Kesal karena tidak bisa menangkap Rose yang tentunya lebih lincah darinya, Rosie jadi berteriak kembali membuat Sarah ikut-ikutan cemas dan berteriak "What the hell is going on?" di pintu milik Stevie dengan suara seraknya yang membuat Rosie merinding sampai akhirnya menyerah dan menyerahkan tangan kepada kekasihnya untuk meminta Rose agar membuka pintu agar kedua orang yang berada di luar ruangan tidak mengkhawatirkan mereka berdua, lagi.
Tanpa tahu malu, gadis tomboy yang memiliki rambut brunette itu menyengir polos sambil lalu menyerahkan kunci yang sedari tadi di simpan didalam saku celananya. "Give me the magic word" ujar gadis tomboy itu dengan sengaja mengulur waktu "Rose" nada peringatan telah dikeluarkan oleh Rosie, namun karena Rose adalah gadis yang bebal, maka ia justru memutar-mutar kuncinya di atas udara sampai membuat Rosie jadi geram seketika "Please" ujar gadis itu mengalah pada kekasihnya yang tiba-tiba saja berubah jadi menyebalkan.
Membuka pintu kamar milik Stevie, akhirnya Rosie bisa bernapas lega karena Stevie dan Sarah tiba-tiba masuk kedalam kamar milik Stevie sambil memasang wajah bengis tak terkira "Ada apa ini?" ujar Stevie masih memasang kuda-kuda yang terlihat lemah dan akan jatuh walaupun hanya tertiup oleh angin lemah.
Tertawa keras karena Stevie dan Sarah benar-benar mengkhawatirkan keduanya, Rose kemudian turun dari atas kasur seraya mencium pipi milik Stevie dengan lancang "Itu yang terjadi" katanya sebelum akhirnya pergi meninggalkan tiga gadis yang berubah jadi memiliki sepasang tanduk iblis serta ekor panjang di belakang merka masing-masing.
*-----*
Satu minggu telah berlalu, waktu berjalan cepat karena Rose dan Rosie menghabiskan waktunya dengan banyak kegiatan. Enam hari yang lalu setelah membuat Stevie, Sarah dan juga Rosie marah habis-habisan karena Rose mencium mantan kekasihnya, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke Bar dimana Stevie, Ali spags dan juga Ally Hills menampilkan keahlian mereka dalam bermain instrument seraya mabuk di satu waktu yang bersamaan.
Setelah malam itu, merka pergi ke berbagai tempat di Amerika pergi menikmati berbagai keindahan negara adidaya itu bersama-sama. Sekarang, Bandara menunggu mereka berempat karna Rose dan Rosie perlu kembali ke negaranya serta melanjutkan kehiduan yang sempat mereka tinggalkan.
Sarah bahkan menyempatkan diri untuk pergi mengantar Rose dan Rosie untuk penerbangan mereka karena Stevie memohon agar kekasihnya bisa mengantar merka dan memastikan kalau keduanya tidak merayau kesana sini karena melihat beberapa tempat indah yang pastinya akan mengundang keinginan mereka untuk berjelajah terlebih dahulu dan ketinggalan oleh pesawat yang akan mengantar mereka menuju negara asalnya.
Rose terduduk tenang saat mendengar mesin pesawat di hidupkan, yang membuatnya merasa takut adalah tangan Rosie yang terasa panas di atas kedua pahanya. Gadis cantik berambut blonde itu bahkan sudah tertidur sebelum pesawat lepas landas dan sekarang Rosie terlihat seperti mayat hidup karena sepa tidak tertolong dan mengiggil terus menerus.
"Rosie?"
"....."
"Rosieanne?!!!"
"Mhhh" jawaban atau lebih tepatnya gumaman kecil dari Rosie membuat Rose sedikit merasa lega karena Rose sempat mengira bahwa kekasihnya meninggal dunia --Saya tahu, imajinasi Rose memang sedikit menggelikan.
"Permisi? Bisakah saya meminta obat-obatan?" sorang pramugari cantik yang berpenampilan sedikit nyentrik dari pramugari-pramugari lainnya tersenyum kecil saat Rose menyapa "Tunggu sebentar, saya akan membawakannya untuk anda. Apakah Anda membutuhkan selimut?" dan Rose hanya mengangguk sebagai jawaban kepada perempuan cantik berambut blonde itu.
Si cantik menghilang selama beberapa menit sampai kemudian ia kembali dengan membawakan segelas susu hangat serta berbagai macam obat dan juga sepasang selimut tebal "Tolong beritahu Saya jika Anda masih membutuhkan sesuatu" dan Rose kembali mengangguk sebagai jawabannya.
"Rosie" gadis tomboy itu berusaha menggoyangkan punggung Rosie meskipun hasilnya tetap saja nihil "Rosieanne" kembali, punggung Rosie dijadikan sasaran oleh gadis tomboy itu untuk menyadarkan Rosie yang sepertinya sudah sampai ke atas kahyangan tanpa memperdulikan kekasihnya yang sedang kalap karena perasaan khawatir.
Si gadis cantik kembali dengan kedua tangannya yang panjang di penuhi dengan selimut serta tidak lupa dengan obat-obatan yang di pinta oleh Rose, "Terimakasih" ujar Rose pada gadis cantik yang langsung saja mengangguk serta pergi dari keduanya. "Rosie, kumohon. Buka matamu" Rosie tersenyum dari tidurnya meskiun gadis cantik berambut blonde itu tidak bisa membuka matanya karena perasaan pusing yang melanda "Kumohon sayang" bisik Rose dengan nada putus asa.
Gadis yang sedari tadi tidak bisa membuka mata itu tiba-tiba saja menyerahkan sebelah dari tangannya yang bebas untuk mengusap pipi Rose yang tirus "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir" bisiknya dengan suara yang tidak bisa membuktikan bahwa dia mengatakan hal yang dia rasa.
"Bagaimana mungkin aku tidak khawatir melihatmu seperti ini, Rosianne?!" geramnya tidak terima "Peluklah aku, aku akan merasa lebih baik setelah itu" dan Rose hanya bisa menuruti perkataan kekasihnya.
*------*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanfictionRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...