Double R - Keduapuluhempat

1.3K 63 0
                                    

Multimedia: Rose and Rosie
*-----*

          Rose terbaring sambil menatapi langit-langit kamarnya yang baru selesai ia cat dengan warna baru –putih tulang. Gadis itu juga baru saja selesai menempelkan wallpaper di bagian kepala ranjang berwana hitam dan dengan ukiran bunga mawar dengan tangan-tangannya sendiri.

Keringat gadis tomboy itu sudah meluncur dimana-mana namun saat ia melihat hasil jerit payahnya selama seharian ini, senyum itu akhirnya terukir juga karena kepuasan sampai di dirinya. Melihat hasil karyanya ternyata sukses bukan main "Akhirnya" dengus gadis itu sambil merenggangkan tubuhnya yang kelelahan.

Belum lama gadis itu telentang di atas kardus bekas cat yang masih belum ia bereskan, terdengar ketukan di pintu dan Rose jadi bergegas karenanya. Saat ia membukakan pintu, Sarah berdiri disana dengan raut wajah masam yang tidak diketahui penyebabnya adalah apa.

Membukakan pintu lebih lebar untuk mempersilahkan gadis itu masuk ke rumahnya, Rose tersenyum saja saat ia melihat ekspresi Sarah tiba-tiba terkejut karena rumah Rose terlihat seperti kapal pecah "Aku baru selesai mendekorasi ulang rumahku" penjelasan itu membuat Sarah mengerti dan segera saja terduduk di sofa yang masih tertutup plastik agar cat tidak menempel jika saja terjatuh di atasnya.

Mengambil dua kaleng bir dari kulkas, Rose kemudian menyerahkan salah satunya pada Sarah seraya bertanya dengan nada lembut "Ada masalah apa?" sebleum menjawab, Sarah lebih dulu membuka birnya dan kemudian menegaknya beberapa saat.

Menaruh birnya di atas kardus cat, Sarah kemudian memejamkan mata untuk menenangkan diri "Stevie meminta berpisah dariku" punggung Rose tersentak dan tegap secara tiba-tiba "Dia meminta untuk mengakhiri hubungan kalian? Mana mungkin?" protes Rose tidak percaya.

Rose tahu betul siapa itu Stevie Leigh Boebi karena gadis tomboy itu sendiri pernah menjalani hubungan romantis dengannya selama beberapa tahun. Stevie bukan seseorang yang mudah menyerah dengan suatu keadaan, dan sekarang mendengar kalau Sarah mengadu soal Stevie yang tidak ingin menjalani hubungan jarak jauh membuat gadis itu mengernyitkan kening tidak menyangka.

Stevie tidak mungkin memutuskan hubungan hanya karena alasan bodoh semacam itu. Rose tahu, pasti ada alasan lain dibalik permintaan Stevie kepada Sarah dan Rose sendiri yang akan turun tangan untuk menyelamatkan keduanya.

"Sudahlah, mungkin dia hanya rindu dan merasa kacau karena perasaan rindunya sendiri" perkataan lembut Rose membuat Sarah jadi memejamkan mata mencoba menenangkan hatinya yang seolah dibakar perasaannya sendiri.

Melihat Sarah yang frustasi, Rose jadi kasihan dan membawa gadis itu ke belakang rumahnya tepat dimana banyak sekali peralatan olah raga yang biasa Rose gunakan untuk menjaga kebugarannya. "Aku tahu kau suka memukul. Kau boleh memukul disini. Tapi jangan rusak apapun, karena kau tahu aku tidak memiliki uang banyak untuk mengganti semua peralatan ini hanya karena kau patah hati"

*-----*

          Rose berjalan cepat meninggalkan Sarah yang sudah bertengkar dengan samsak di belakang rumahnya. Gadis tomboy itu segera saja mencari gadgetnya dan menghubungi Stevie dengan tidak sabaran. Terdengar nada tunggu dari seberang sampai akhirnya nada tunggu berubah menjadi voice mail karena gadis di seberang sana tidak memberikan jawaban.

Tahu betul kalau Stevie sedang tidak ingin diganggu, Rose kemudian memberikan pesan singkat pada gadis itu.

*Messages*

Rose: P

Rose: P

Rose: P

Rose: Ada masalah dengan Sarah?

Rose: Kenapa kau meminta berpisah darinya?

Send.

Stevie is typing...

Stevie: Aku lelah, Rose

Rose: Kenapa?

Stevie: Dia terlalu keras padaku

Stevie: Aku lelah dibawah kontrolannya

Stevie: Aku bukan mainan

Rose: Jangan pernah berbohong padaku, Stevie Boebi.

Stevie: Aku tidak pernah seserius ini dalam hidupku, Rose Dix.

Rose: Datang dan bicarakan baik-baik

Stevie: Aku sedang disibukkan dengan jadwal kuliahku

Stevie: Lagipula aku tidak memiliki uang sekarang.

Rose: Aku dan Rosie bisa membawakan Sarah kesana jika kau ingin berbicara dengannya.

Stevie: Aku tidak ingin membuang-buang uangmu

Rose: Dikatakan oleh gadis yang merampok gajiku selama tiga tahun.

Rose: Kau tahu aku tidak pernah menerima penolakan.

Stevie: Terserah

Rose: Itu artinya kau berkata 'Iya'

Rose: Tunggu saja disana, dan aku akan membicarakan semuanya dengan mereka

Stevie: Aku serius soal 'Tidak ingin membuang-buang uangmu'

Rose: Dan aku juga serius soal 'Gadis pencuri gajiku'

Rose: Sudahlah jangan membantah.

*End of messages*

          Terdengar suara bedebum keras dari belakang rumah dan Rose langsung berlari sekuat tenaga hanya untuk melihat Sarah yang sedang memegangi bahunya sambil meringis-ringis kesakitan "For fuck sake! What the hell is happening in here?!" Rose berlutut lantas segera melihat tangan Sarah yang berdarah dan penuh dengan nanah.

Terpejam sambil menahan rasa ngeri, Rose cepat-cepat membuka kemeja Sarah dan menutup luka di setiap buku-buku jari milik Sarah dengannya "Kenapa kau seperti ini?" bisik Rose sambil menahan bahu Sarah yang sepertinya terkilir "Aku tidak ingin kehilangannya" Sarah menjawab dengan suara serak yang dalam membuat Rose merinding entah kenapa.

Membawa kotak P3K yang memang selalu disediakan disana, Rose cepat-cepat membersihkan semua luka di tangan Sarah dengan meneteskan alkohol kesana "Kau harus pergi ke rumah sakit. Biar aku yang mengantarmu kesana" melihat Sarah malah menggeleng Rose jadi kalang kabut seketika karena sejatinya, ia tidak ingin melihat Sarah terluka seperti ini.

Gadis tomboy yang sedang mengompres tangan Sarah itu bergidig saat melihat darah dari sana tidak berhenti mengalir "Kumohon" bisik Rose sambil berusaha menarik Sarah agar ia ingin pergi ke Rumah sakit "Bagaimana kalau dia benar-benar meninggalkanku?" bisik Sarah masih tetap menggelengkan kepala sebagai jawaban atas permintaan Rose.

"Dia tidak akan meninggalkanmu tanpa membicarakannya dengan baik-baik" jelas Rose sambil lalu menutup kembali luka di tangan Sarah "Kenapa kau sangat yakin dia akan membicarakan hal ini denganku?" mata biru bersinar milik Sarah terlihat redup dan Rose tidak bisa menatapnya barang lebih dari dua detik.

Mengambil napas panjang, Rose akhirnya melepaskan kompresan lembutnya di tangan Sarah "Karena aku pernah melewati hal ini dengannya" punggung Sarah tiba-tiba tegap karena mendengar penjelasan yang baru saja keluar dari bibir tipis milik Rose "Aku pernah melewati masalah yang sama dengan gadis yang sekarang menjadi kekasihmu. Dia tidak pernah meminta perpisahan hanya karena masalah sepele"

Sarah menatap Rose dalam-dalam "Kenapa kau tidak pernah memberitahuku kalau kau pernah bersama dengannya?" lirih Sarah sambil lalu beranjak dari duduknya "Kita pergi ke Rumah sakit sekarang" ujar gadis tomboy itu sambil lalu beranjak begitu saja dari pandangan Rose.

Sadar kalau gadis tomboy yang terluka itu tidak bisa pergi sendiri ke Rumah sakit, akhirnya ia beranjak dan segera mengikuti Sarah untuk membantu gadis itu mengemudi. "Kau harus menjelaskan tentang ini semua" tuntut Sarah sebelum ia membuka pintu kemudi dan memberikan tugas tersebut kepada Rose karena bahu milik Sarah tidak bisa digerakkan.

*-----*

Riska Pramita Tobing

double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang