Multimedia: Rose, Rosie and Stevie Leigh Boebi.
*-----*
Rosie mengerjap kaget saat ia merasakan ada cipratan air mengenai wajahnya, dan dengan itu Rose jadi mengumpat kesal karena air kompresannya malah mengenai wajah cantik Rosie dan membuat wanita cantik itu akhirnya terbangun. Dengan perasaan bersalah, Rose segera saja mengelap pipi Rosie yang basah seraya berkata "Maaf" dengan nada menyesal yang sungguh-sungguh.
Rosie terduduk lemah dan menyandarkan punggungnya di pinggiran ranjang "Jam berapa ini?" ujarnya setelah ia berhasil membuat tubuhnya seimbang di atas ranjang. Sebelum menjawab, Rose menyerahkan satu gelas air mineral kepada Rosie yang langsung diterima dengan suka cita oleh gadis cantik itu.
Rose melirik jam tangan yang melingkar cantik di tangan kirinya "Sudah hampir jam sepuluh malam" setelah Rose mengucapkan itu, gadis yang berada di atas kasur tiba-tiba terbangun dengan cepat lantas lari pontang-panting memasuki kamar mandi.
Melihat kelakuan sahabatnya yang aneh, Rose jadi ikut-ikutan memasuki kamar mandi dengan disertai tampang kebingungan yang terpahat di wajah cantiknya. "Kau baik-baik saja?" tanya Rose berusaha terdengar enteng meskipun sekarang tubuh telanjang Rosie menghantui penglihatannya.
Rosie tidak perduli dengan tubuh telanjangnya yang sedang ditonton oleh Rose, gadis itu segera saja berlari ke bawah shower setelah ia menutup pintu buram yang menghalangi setengah dari ruang kamar mandinya, yang Rosie pedulikan saat ini adalah kencannya yang pastinya sudah menunggu sejak tadi.
Rosie jadi meruntuk kepada diri sendiri karena gadis itu sakit dalam acara pentingnya dengan sang kekasih. Meskipun sebenarnya Rosie enggan untuk menemui si lelaki di acara makan malam keluarga, Rosie tetap memiliki peran penting diantara mereka. Jadi, biar bagaimanapun juga caranya ia harus datang.
Maka dengan pemikiran seperti itu, Rosie langsung menyabuni tubuhnya, kemudian membasuhnya secepat mungkin lantas melompatkan diri ke dalam handuk kimono yang tersangkut di saping pintu transparan yang sedari tadi tertutup.
Tanpa memperdulikan tatapan keheranan yang masih tercetak jelas diantara ekspresi Rose, gadis cantik berambut blonde itu bergegas menuju wastafel. Meminum dua butir aspirin terlebih dahulu lantas mengambil sikat gigi dan mulai menumpahkan seditit pasta gigi ke atasnya.
Sambil membersihkan gigi-giginya, Rose menatap bayangan diri di cermin. Kantung matanya terlihat berlipat-lipat karena terlalu banyak tertidur, hidungnya merah karena terlalu banyak diusap degan tissue, dan bibirnya terlihat putih seperti mayat.
Rose melenguh "Sebenarnya ada apa?"
Lenguhan kasar itu tidak membuat perhatian Rosie teralih pada Rose, begitu juga pertanyaan yang datang setelahnya. Rosie tidak memiliki waktu untuk menjelaskan apa yang akan dihadapinya nanti, dan gadis cantik itu hanya membiarkan Rose membuntutinya sampai ke ruang ganti.
Lipatan di atas kening Rose bertambah banyak saat ia melihat Rosie mengeluarkan setelan dress ringan berwarna krem. Sambil memikirkan tujuan Rosie, Rose memutar-mutar pensil alis milik Rosie ditangannya. "Sebenarnya ada apa?" lagi, pertanyaan itu terulang dari bibir Rose.
Rosie menyerah lantas segera berbalik setelah ia menyangkolkan kaitan bra-nya. "Aku memiliki acara dinner dengan keluarga Boebi malam ini" jawaban Rosie membuat Rose meruntuk kasar di dalam diamnya.
Kemudian gadis yang sedang memasang ekspresi kesal itu mendekat pada Rosie untuk membantu menutup resleting gaun cantik itu yang sepertinya sedikit macet. Sambil menyingkirkan rambut blonde Rosie agar tidak terjepit resleting, Rose membuka mulut "Kau sedang sakit. Tidakkan keluarga mereka bisa mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanfictionRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...