Multimedia: Rose (Mawar)
*-----*
Rose terduduk dengan tenang saat Ia mendengarkan penjelasan Mr. Sam, gadis tomboy itu sangat menyukai sastra dan bahasa jadi Ia tidak memiliki sedikitpun alasan untuk melewatkan kelasnya ini meskipun Mr. Sam adalah sosok lelaki paling kaku yang pernah di lihat oleh Rose.
Sedari tadi banyak sekali Mahasiswa yang menguap karena Mr. Sam terlalu sibuk kepada materi dan tidak pernah memberikan sedikitpun candaan kepada titik fokus ajarnya. Tapi sejauh ini Rose menikmati pembahasan pelajaran kali ini, karena kota kasa Mr. Sam sangat mudah sekali di mengerti dan membuat Rose jadi nyaman dengannya.
Jam istirahat makan siang sudah menyapa dan Rose jengah karena pembahasan yang sedang di sampaikan oleh Mr. Sam tidak terselesaikan. Mungkin satu-satunya mahasiswa yang tidak ingin mengakhiri perjumpaan mereka dengan gurunya adalah Rose sendiri.
Biarpun Rose menyayangkan harus segera mengakhiri pelajaran paforitnya, Rose tetap berjalan cepat menuju Kantin universitas agar gadis itu bisa bertemu dengan Rosie yang sudah menjanjikannya teraktiran makan siang.
Baru saja beberapa saat Ia terduduk di pojok kantin dan mengambil sebotol air mineral gadis tomboy itu bisa melihat Rosie melambai di kejauhan di temani dengan Sarah yang mengekorinya di belakang disertai dengan satu orang gadis berrambut blonde pendek yang terlihat asing bagi Rose.
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju meja yang di tempati Rose dan saat ketiganya terduduk Sarah memberikan telunjuk pada gadis bertubuh kecil disampingnya seraya memperkenalkan dengan nada jenaka "Kurcaci kecil ini bernama Ali Spagnola kalau Kau ingin tahu" Ia terkekeh di akhir kata karena Ali cemberut dengan perkenalan tidak senonoh yang Ia sampaikan.
Rose hanya menyalami si gadis tanpa ingin tahu kelanjutan dari perkenalan semberono yang di lemparkan oleh Sarah tadi karena sekaran gadis itu sibuk dengan obrolan pasal pusat perfilman Sarah bekerja, sepertinya gadis itu bekerja bersama Sarah disana karena mereka terus-terusan membahas soal konsep film yang akan di garap mereka beberapa hari ke depan.
Melihat Sarah dan Ali asik dengan obrolan mereka, Rose jadi iri dan segera menoel lengan Rosie yang sedang sibuk menata lembaran-lembaran kertas "Sedang apa?" ujar Rose berusaha membangun pembicaraan agar Ia tidak kelihatan di anggurkan.
Rosie melirik sebentar lantas kembali menjatuhkan titik fokusnya pada lembaran-lembaran kertas yang penuh dengan coretan-coretan "Pekerjaanku" jawaban yang di berikan Rosie cukup sedikit saja karena gadis berrambut blonde itu sudah mengetahui kalau Rose akan mengerti dengan apa yang Ia bicarakan.
Rose merengut "Clay tidak membuatmu terlepas dari pekerjaannya meskipun kalian sudah mengakhiri hubungan kalian?" protesnya dengan nada tidak suka yang kentara. Hal yang tentunya membuat Rosie jadi menjatuhkan mata kepada wajah cemberut Rose dan secara otomatis langsung menjatuhkan kecupan lembut di pipi gadis tomboy itu.
"Dia tidak memiliki designer lain. Dan pelanggannya menyukai hasil karyaku. Aku harus tetap bergantung hidup padanya." Jelas Rosie setelah gadis itu menampakkan wajah terkejut karena telah mencium Rose tanpa sadar.
Mengangguk mengerti, Rose lantas merapatkan kursinya pada kursi yang diduduki oleh Rosie agar bisa mengintip isi-isi dari design hasil Rosie "Ingin Ku bantu?" ujar Rose seraya mengambil salah satu hasil karyanya yang belum selesai.
Rosie memutar bola mata ke belakang karena sebal "Kau berlaku manis seperti ini karena Aku lupa hutang meneraktir makan siang padamu kan?" dan Rose tertawa keras karenanya.
*-----*
Gadget Rosie bergetar hebat bertepatan dengan langkah Ia menuju kamar setelah Ia selesai mandi. Dan saat Ia melihat layar gadgetnya, gadis cantik itu memutar bola mata karena sebal. Tertara nama Clay boebi di layar gadgetnya dan gadis itu sedang enggan membuat masalah dengan siapapun kali ini. Maka dari itu ia mematikan gadgetnya dan bersiap-siap untuk tidur.
Hari berjalan sangat cepat saat ia merasa sibuk bekerja di sana sini. Badan Rosie terasa pegal disana sini karena sedari tadi ia terus-terusan memaksakan diri untuk menepati janjinya kepada Clay untuk memenuhi pesanan customer mereka yang menunggu.
Dan saat baru saja membanting tubuh kepada kasur yang sedari tadi sudah menggoda, Rosie mendengar ketukan di pintu. Gadis itu menggeram kesal karena tidak ada siapa-siapa di rumahnya. Ibu dan Ayahnya tengah pergi untuk perjalanan bisnis selama beberapa hari ke depan, dan sekarang Rosie tengah enggan untuk mengangkat bokongnya dari kasur.
Terdengar ketukan lagi di pintu dan kali ini lebih keras daripada ketukan yang pertama, hal yang tentunya membuat Rosie jadi terpaksa mengenyahkan bokongnya untuk menerima tamu yang tidak pernah di undang itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
Saat Ia melihat rambut berantakan itu yang terbawa angin disertai senyum meminta maaf dan juga setangkai bunga mawar, gadis itu tidak jadi mengumpat karena Ia tidak salah untuk membukakan pintu hanya untuk mendapati Rose berdiri disana.
Biarpun rambut panjang yang berwarna cokelat gelap itu terbang kesana-kemari, Rose masih terlihat ceria dengan senyuman merekahnya dan gadis tomboy itu terlihat sangat keren dalam balutan t-shirt berwarna hitam yang di sertai kemeja berwarna merah tercampur hitam dan juga dengan celana jeans hitam di sertai boots yang memiliki warna serupa dengan kemejanya.
"Well, silahkan masuk?" ujar Rosie yang terdengar lebih seperti pertanyaan dibandingkan dengan pernyataan. Dengan canggung, Rose melangkah perlahan lantas segera melepas sepatunya dan menyimpannya di dalam rak yang terletak di balik pintu.
"Silahkan duduk"
"Terimakasih"
Suasana canggung menghampiri mereka secara tiba-tiba.
"Rose"
"Rosie"
Mereka diam lagi.
"Eumm terimakasih telah membantuku dengan pekerjaanku" ujar Rosie akhirnya membuat Rose jadi terkekeh dan mulai menggeserkan tubuh lebih dekat dengan Rosie "Kembali kasih" jawab Rose seraya menyerahkan setangkai rose (mawar) yang sengaja Ia bawa dari pekarangan rumahnya.
"Kau mencabut salah satu peliharaanmu untukku?" pertanyaan itu membuat Rose jadi terkekeh "Lagipula di rumahku terlalu banyak bunga mawar. Seseorang selalu sirik kepadaku karena Aku memiliki nama yang sama dengan bunga yang ada di peganganmu itu" Rose hampir saja menampar mulutnya sendiri karena kelepasan membahas soal masa lalunya dengan Stevie saat Ia bersama dengan gadis yang sudah di incar-incarnya sekian lama.
Rosie tersenyum kecil saat Ia mencium aroma kuat dari mawar yang ada ditangannya "Kau sengaja memberiku di atas pot agar Aku menanamnya?" tanya gadis itu seraya memutar-mutar alas bunga mawar kuncup itu.
Rose mengangguk semangat "Begini. Kau tahu kalau Aku tertarik padamu?"
"APA?!!"
"Mana mungkin Kau tidak tahu??!!!"
"Darimana Aku bisa tahu?!!"
"Jangan pura-pura bodoh, Rosianne!!"
Rosie jadi kikuk sendiri karena Rose baru saja menegurnya dengan nama panjangnya, membuat gadis itu tersadar kalau ternyata aktingnya memang payah. "Jadi, apa hubungannya dengan ini semua?" ujar Rosie berusaha menghiraukan akting kelas kakapnya yang membuat Rose sempat jantungan.
"Kalau Aku tidak bisa mendapatkan Kau sampai bunga ini mekar, Aku akan menyerah" jawab Rose terus terang dengan rencananya sendiri.
"Kau tahu? Kau tidak perlu menunggu bunga ini mekar karena Kau sudah mendapatkan hatiku"
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: Follow all My social media. The link is gonna be in my profile. Please.
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanfictionRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...