Multimedia: Bryan Clay Boebi Junior.
*-----*
Rosie berjalan cepat saat melintasi lorong kelas kekasihnya, namun ternyata Clay lebih dulu menyadari keberadaan si gadis dan membuat gadis cantik itu terpergok "Kenapa kau buru-buru sekali?" ujar lelaki itu sembari menghalangi langkah Rosie.Bola mata gadis cantik berambut blonde itu kemudian berputar karena merasa sebal dengan tingkah laku Clay yang seperti bocah "Aku ada kelas pagi ini" jawab Rosie seadanya lantas segera mendorong bahu bidang milik Clay untuk membukakan jalannya.
Namun Clay adalah Clay yang memang tidak akan menyerah bahkan meskipun Rosie sudah menyingkirkannya berkali-kali "Aku sedang buru-buru! Ada apa denganmu?" geram Rosie dengan nada melengking tinggi yang sempat membuat beberapa orang yang berada di sana melirik karena drama percintaan memang selalu saja jadi pusat perhatian.
Salah satu diantara mereka mendekat disertai dengan tampang heran yang terpahat di dalam ekspresinya "Rosie?" gadis cantik berambut blonde itu melirik ke belakang dan langsung memasang ekspresi terkejut setelahnya "Kenapa kau masih di sini? Bukannya kita memiliki kelas yang sama pagi ini?" lanjut gadis cantik berpenampilan tomboy itu seraya mendekat ke arah Rosie juga kekasihnya.
Rose bisa mendengar decakan kasar dan juga tidak suka dari si lelaki, namun gadis tomboy itu mengabaikan sampai akhirnya si lelaki angkat bicara "Tidak usah mencampuri urusanku dengannya, jalang!" seru si lelaki dengan nada kasar membuat Rose sempat terperanjat kaget karena nada bicara yang di kenakan lelaki itu kepadanya.
Setelah terdiam selama beberapa detik, Rose mengangkat wajah ke atas saat ia sudah tersadar dari seruan bernada hina itu. Senyum piciknya kemudian menungging jelas saat ia melihat lelaki itu, Clay Boebi "Sedang apa mau di sini, keparat?!" balasan Rose membuat Rosie jadi heran dan mulai melancarkan pertanyaan-pertanyaan di atas kepalanya.
Bagaimana mungkin mereka saling kenal satu sama lain? Begitu kira-kira pertanyaan paling besar yang berada diantara pertanyaan-pertanyaan lain yang menggerogoti isi kepalanya. Belum sempat Rosie mengira-ngira akan memilih untuk melontarkan pertanyaan apa, gadis cantik itu bisa merasakan seseorang menggenggam pergelangan tangannya degan keras dan mulai menariknya menjauh dari tempat mereka berdiri.
Saat gadis cantik itu tersadar, ia bisa mendapati tangan Clay berada di atas kulitnya, menggenggamnya dengan keras tanpa memperdulikan ringisan Rosie sedikitpun dan membawa gadis itu menjauh dari Rose yang hanya bisa mematung memperlihatkan kepergian Rosie yang memasang wajah meminta maaf.
Setelah Clay berhenti di depan perpustakaan kampus yang sedang kosong karena masih terlalu pagi, Rosie langsung saja menepis tangan Clay dan menghambur "Apa-apaan kau ini?!" ujar gadis itu dengan nada bicara yang tinggi. Clay tertawa miris sebelum menghujat "Jadi itu alasanmu soal akhir-akhir ini bisa menggambar banyak design baju? Karena wanita jalang itu?!" bentak Clay dengan nada menggeram di kerongkongan.
Belum sempat Rosie membela Rose, lelaki berbadan tinggi besar itu mendekatkan bibir tipisnya pada telinga Rosie dan mulai memperingati gadis cantik itu "Kalau saja kau tahu, itu adalah mantan kekasih adikku, Stevie Boebi. Dia sering mempermainkan banyak wanita. Jika kau ingin berdekatan dengannya, aku ingin kau khawatir dengan kedekatan kalian karena wanita jalang itu bisa saja mempergunakanmu" setelah menggeramkan kata-kata ancaman itu, Clay berpaling lantas menjauh sampai menghilang di ujung lorong karena berbelok.
Otak Rosie kembali memutar ancaman Clay kepadanya lantas segera menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada pertanyaannya tentang bagaimana Clay dan Rose bisa saling kenal karena tentu saja tadi Clay sudah memberikan jawabannya.
Ternyata Rose mantan kekasih Stevie Boebi? Stevie Leigh Boebi yang mana adalah adik kadung Clay yang sudah dikenalnya sejak SMA dulu kala? Bagaimana mungkin Rosie tidak pernah mengetahui sosok dibalik patah hatinya Stevie sampai-sampai gadis cantik itu tidak bisa mempercayai gadis lain setelah dengan Rose?
Langkah Rosie berubah menjadi gamang dan tidak memiliki tujuan sampai ia tiba-tiba saja menubruk pundak seseorang yang untungnya menangkap pinggangnya dan menjaga ia agar tetap seimbang. Saat gadis berambut blonde itu mengangkat pandangan, ia bisa mendapati seorang gadis bermata biru dengan rambut terikat rapi ke belakang "Kau baik-baik saja?" suara serak gadis tomboy itu menembus ruang ketidaksadaran Rosie dan membuatnya langsung saja menyeimbangkan diri di atas kedua kakinya yang jenjang "Ah-ya. Aku baik-baik saja." Rosie sedikit merasakan gemetar di kakinya karena masih terlalu syok dengan tubrukkan tidak terencana itu, namun ia tetap saja memberikan senyum manis sebegai tanda permintaan maaf yang langsung dibalas dengan anggukan oleh si gadis bermata biru.
Gadis itu pergi, namun gemetar diantara kedua kakinya malah semakin menjadi. Pusing secara tiba-tiba menghampiri, dan dengung di dalam gendang telinganya datang menghantui. Pertanyaan-pertanyaan yang menggerogoti semua isi kepalanya membuatnya mual dalam seketika.
Jesus Christ!
Ada apa ini sebenarnya?
Belum sempat Rosie mengerjapkan mata untuk menghilagkan rasa pusing yang mendera kepalanya, gadis itu sudah terjatuh tidak berdaya di tengah-tengah kerumunan mahasiswa.
*--*
Buram menghampiri penglihatannya saat ia berusaha membuka mata, dan dengung diantara kedua telinganya masih saja tersisa, lebih parahnya lagi, Rosie merasa kerongkongannya kering dan perih sampai tiba-tiba saja ia menangkap harum parfum yang sudah sangat dikenalnya. "Sudah kubilang, jaga kesehatanmu" disertai teguran itu, seseorang mengangkat tengkuk Rosie untuk membantunya terduduk menyandar pada tepian ranjang.
Tepat saat Rosie berhasil menegakkan tubuhnya dengan diganjal oleh bantal, penglihatan buramnya perlahan menghilang sampai akhirnya sepasang mata hijau bercampur biru itu bertubrukkan dengan sorot mata emerald milik Rose yang hanya berjarak beberapa senti dari wajah cantiknya yang terlihat lebih pucat.
Rosie menggeram saat ia merasakan pahit di indra perasanya, ia juga sedikit memukul-mukul tengkuknya yang terasa sangat berat saat ia berusaha untuk tetap menjaganya tetap seimbang diantara bantal-bantal yang ditumpuk tinggi. Rosie bisa melihat kalau Rose menggenggam tangannya yang ditancapi oleh selang infus dan gadis cantik itu juga bisa merasakan adanya usapan-usapan kecil di sana.
"Aku menghawatirkanmu sedari tadi" ucapan gadis tomboy itu terdengar tulus dan entah mengapa Rosie bisa merasakan sesuatu di dalam dadanya bergetar hangat menjalar sampai ke pipi dan membuat kedua pipinya merah merona disertai senyum yang mulai terukir indah di sana.
Rosie tidak ingin berterimakasih karena gombalan ataupun perhatian Rose kepadanya, tapi ia tidak bisa tidak berterimakasih karena Rose sudah menjaganya di sini dan rela untuk melewatkan kelas kesukaannya yang sejujurnya lebih penting daripada Rosie sendiri. Maka, alih-alih Rosie tersipu malu lebih lama lagi, akhirnya gadis cantik itu mengangkat pandangan dan menubrukkan mata mereka seraya mengatakan "Terimakasih" meskipun suaranya hilang dan hampir tidak terdengar sedikitpun.
Mendengar suara serak Rosie, Rose cepat-cepat mengambil air mineral dari dalam ranselnya. Gadis tomboy itu memang selalu membekal air untuk ia minum jika saja ia kekurangan cairan. Dan akhirnya air itu mengalir diantara kerongkongan Rosie yang langsung memuja segala Dewa yang telah membuat kesejukan di dalam air mineral yang diberikan Rose.
"Sungguh. Terimakasih untuk menghkawatirkanku. Kau sungguh membuatku seperti seseorang yang berharga"
Rose mengulum senyum seraya beranjak berdiri hanya untuk melabuhkan satu kecupan di pelipis Rosie dan langsung menepuk pucuk kepala Rosie disertai dengan bisikan lembut "Kau memang berharga untukku"
*-----*
Riska Pramita Tobing.
Note: Follow all My social media, the link is gonna be in my profile. Please.
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanfictionRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...