Multimedia: Marry me?
*-----*
08:30 AM, 29 Mei 2014, Stevie's place, London, Inggris.
Rose menggenggam tangan Stevie yang terasa dingin hampir sama persis dengan tangan yang ia punya. Perasaan tidak menentu datang menghampiri hatinya saat ia memperlihatkan cincin pada gadis cantik berrambut hitam dengan warna merah di akhir rambutnya itu. "Bagaimana kalau dia menolak, Stevie?" gadis yang ditanya justru memutar bola mata kebelakang karena merasa kalau pertanyaan yang baru saja dilemparkan mantan kekasihnya adalah pertanyaan terbodoh yang pernah ia dengar.
Menaruh kado yang udah disiapkan Rose seharian, Stevie kemudian menyentuh kening Rose hanya untuk memastikan kalau gadis itu masih waras "Bagaimana mungkin dia menolak Rose?" Rose jadi terkekeh karena ditanya demikian. "Bagaimana mungkin dia menolak, Stevie? Pertama, aku tidak pantas untuknya. Kedua, aku memiliki banyak kekurangan. Ketiga, dia bisa mendapatkan seseoang yang lebih baik dariku"
"Kalau kamu tidak berniat melamarya, biar aku saja yang maju"
"TIDAK MUNGKIN!!!!"
"Lantas kenapa kamu ragu kalau kamu mencintainya? Hah?"
Terduduk lemas karena jantungnya berdebar secepat gendering, Rose cepat-cepat memantapkan hatinya saat ia melihat cincin emas bertahtakan berlian pilihan ia sendiri "Aku akan melamarnya" dan Stevie hanya bisa tersenyum puas saat mendengar perkataan mantan kekasihnya itu.
"Jangan pernah meragu, karena kalau kamu menaruh rasa ragu pada dirimu sendiri, mana mungkin dia akan percaya disaat kamu saja tidak percaya pada dirimu?" tersenyum puas pada Stevie, gadis tomboy itu akhirnya maju untuk memberikan pelukan singkat "Terimakasih"
*-----*
08:30 PM, 29 Mei 2014, Lygon Arms Hotel, Boardway, London, Inggris.
Rose tersenyum lebar saat melihat kekasihnya melambai di kejauhan. Tidak tahu harus berkata apa padanya, gadis tomboy itu hanya membukakan pintu mobil lantas membatunya untuk memasuki mobil dan duduk disamping pengemudi. Gadis tomboy itu kemudian menutup pintu dengan lembut dan memasuki posisi sebagai pengemudi.
Melirik aneh pada tingkah Rose yang tiba-tiba saja berubah menjadi manis, Rosie kemudian memasang tampang heran saat melihat Rose menarik napas dalam saat akan mulai mengemudi "Ada apa?" enggan melirik untuk menjawab pertanyaan karena sedang fokus menatap jalanan macet di depannya, Rose kemudian hanya menjawab "Tidak ada" untuk menghentikan kepenasaranan Rosie.
Tahu kalau Rose sedang menipu, gadis cantik itu kemudian hanya membiarkan kekasihnya untuk mengemudi terlebih dahulu karena tidak ingin mengganggu. Melihat kekanan dan kekiri jalanan, Rosie tahu kalau gadis di sampingnya ini sedang membawa mereka menuju Restaurant favorite Rosie "Kenapa kamu membawaku kesini?" gadis yang ditanya hanya sekedar tersenyum menjawab lantas kemudian kembali fokus menatap jalanan lurus di depan yang sebenarnya tergolong sepi.
Terfokus untuk mencari tempat parkir yang lebih sepi, Rose kemudian menghentikan mobilnya di tempat paling ujung parkiran dimana hampir tidak ada mobil lain yang berparkir disana. Gadis tomboy itu kemudian membuka pintu mobil untuk Rosie dan menuntunnya untuk berjalan perlahan menuju pintu utama.
Rose tersenyum lebar saat mereka disambut ramah oleh pelayan yang langsung saja membawa mereka ke lantai atas dimana Rose sudah memesan meja untuk mereka berdua. Balkon Restaurant adalah tempat dimana mereka duduk dan akan menikmati makan malam mereka berdua.
Satu tahun yang lalu, Rose membawa Rosie ke tempat yang sama, di tanggal yang sama hanya untuk merayakan ulangtahun kekasihnya. Sekarang, mereka disini dan Rosie berfikir bahwa mungkin saja Rose hanya akan merayakan ulang tahunnya lagi.
Terduduk tenang sambil menunggu pesanan mereka datang, Rosie tersenyum pada kekasihnya yang sedang menatap langit malam "Terimakasih telah membawaku kemari" melirik sedikit pada Rosie, gadis tomboy itu kemudian menaruh senyum kecil padanya "Terimakasih karena telah bersedia menjadi kekasihku"
*-----*
09:30 AM, 30 mei 2014, Rosie's place, London, Inggris.
Semalam, Rose dan Rosie menikmati dinner mereka dengan tenang. Sekarang, Rose sudah kembali lagi ke rumah Rosie hanya untuk membawa kekasihnya menuju tempat yang semalam mereka kunjungi dan Rosie tidak bisa menolak ajakan kekasihnya.
"Selamat pagi" sapa Rose saat gadis itu membukakan pintu untuk Rosie "Selamat pagi" balas Rosie sambil tidak lupa disertai senyuman manis yang dihiasi dengan lesung pipi "Siap untuk pergi?" dan Rosie hanya mengangguk sebagai jawaban yang langsung saja membuat Rosie masuk ke samping kursi kemudi.
Perjalanan tidak terasa dan bahkan terkesan sangat cepat sampai akhirnya Rose membawa Rosie menuju taman di belakang hotel kemudian terduduk di salah satu tempat sepi yang dihiasi dengan dedaunan indah serta tidak lupa dihiasi dengan bunga-bunga lucu yang menjalar keatas sampai membentuk tempat duduk khusus.
"OMG, It's really beautiful in here" bisik Rosie sambil melihat ke seluruh tempat yang terlihat sepi dan juga indah di satu waktu yang sama. "Not as beautiful as you" ujar Rose ikut berbisik dan membuat Rosie tersenyum sambil lalu melirik padanya seraya langsung menjatuhkan dagu karena ia melihat satu bungkusan kecil di atas paha Rose.
"Happy birthday baby"
Pipi Rosie di jatuhi dengan air mata haru saat Rose menyerahkan kadonya pada pangkuan Rosie. "Rose, you don't have to do that. Dinner last night is actually the best present, and you give me another one? I can't have it"
"Just open it"
Mengangguk patuh pada perintah Rose, Rosie kemudian merobek bungkusannya dengan perlahan "Apa ini? Apa ini bingkai foto?" dan Rose mengangguk sebagai jawaban "Apa yang spesial dari ini, Rose?" gadis yang diberi hadiah justru memutar bola mata karena tidak percaya kalau kekasihnya memberi ia bingkai foto "Coba putarkan" dan Rosie kembali patuh pada ucapan Rose.
Mata biru milik Rosie berair secara tiba-tiba sesaat setelah ia membalikkan hadiahnya. Gadis cantik itu bahkan tidak bisa berbicara apa-apa setelahnya. "Rosie?" gadis yang di panggil menoleh lantas mengangguk cepat "Yea!! Yea!!! Ofcourse I will" dan Rose menghela napas lega selahnya lantas segera memberikan cincin dan memasangkannya di jari manis milik Rosie tanpa lupa disertai dengan senyuman merekah di bibir keduanya.
"We're engaged" bisik Rosie lemah setelah Rose memasangkan cincin lamarannya "Are you happy?" Rosie mengangguk cepat sebagai jawaban "This is my dream come true" lanjut Rosie setelah ia menghapus jejak air mata bahagia yang menghiasi pipinya.
"So, we're going to get married?" Rose mengangguk dengan senyum lebar "Yes we're going to get married" dan Rosie menutup mata saat Rose mendekat padanya untuk memberikan satu ciuman.
*-TAMAT-*
Riska Pramita Tobing.
Note: Terimakasih bagi kalian yang sudah bersedia ikut campur dengan cerita berantakan yang saya buat ini. Terimakasih juga atas vote, comment, dan bahkan sampai follower yang datang dari cerita ini.
Cerita ini memiliki banyak kekurangan (Iya, saya tahu).
Tapi terimakasih bagi kalian yang sudah bertahan di cerita berantakan ini.
Sampai jumpa di cerita saya yang lain. Terimakasih!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanficRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...