Double R - Keduapuluhlima

1.3K 63 2
                                    

Multimedia: Stevie Leigh Boebi
*-----*

          Rose terdiam kaku di tempatnya berdiri saat ia melihat penampakan Stevie tersenyum didepannya. Gadis itu kembali mengecat rambutnya dengan warna baru dan warna itu tidak lain dan tidak bukan adalah warna blonde yang membuat Rose hampir kehilangan kesadaran karena melihat gadis itu secantik ini.

Menggeleng keras sambil menampar pemikirannya dengan mengigatkan kalau ia sudah memiliki Rosie di sisinya, gadis tomboy itu segera saja mendorong koper besar untuk menghampiri gadis itu "Hay darling?" sapa Rose membuat Stevie terkekeh sambil menerima pelukannya "Hay baby" nyatanya jawaban yang dilemparkan Stevie membuat Rose ikut-ikutan terkekeh seperti yang dilakukan Stevie beberapa detik yang lalu.

"Dimana Rosie?" Rose mengedigkan bahu "Gadis itu perlu pergi ke toilet" jawab Rose seadanya "Kenapa kau tidak menunggu?" Rose mengernyit tidak suka saat ia mendengar nada Stevie naik barang dua oktav "Karena dia bersama kekasihmu" jawaban Rose membuat Stevie menghentikan kegitannya yang sedang menyapu pandangan kepada banyak orang. Melirik tidak suka pada Rose, gadis itu kemudian mendengus kasar "Kau benar-banar membuang uangmu untuk menyelamatkan hubungan kita? Wow"

Rose mengernyit "Hubungan kita? Maksudmu hubunganmu dengan Sarah?" menyadari kalau lidahnya terperleset, Stevie langsung mengangguk mengiyakan perkataan Rose barusan "Ya. Maksudku hubunganku dengan perempuan sialan itu" Rose melihat Stevie menunjuk salah satu orang diantara kerumunan dan ia bisa melihat Sarah bersama Rosie disana.

Sedikit meringis karena melihat Sarah yang tengah membenarkan perban yang mengelilingi lengannya sampai ke bahu, Stevie yang tadinya enggan mendekat pada kekasihnya jadi cepat-cepat menghampiri dan bertanya dengan nada khawatir "Apa yang kau lakukan, sialan?" nyatanya amukan gadis cantik itu malah kembali keluar dan bahkan sempat membuat beberapa orang di Bandara merengut tidak suka terhadap umpatan Stevie yang terdengar kemana-mana.

Menyengir tanpa merasakan sedikitpun salah didalam dirinya, Sarah menyeletuk ringan "Bahuku bergeser karena terlalu bersemangat meninju samsak" begitu katanya dan Stevie jadi memutar bola mata karena sebal dengan tingkah gadis itu. "Kenapa kau melakukan hal seperti itu?" nada Stevie lebih terdengar bersahabat sekarang, dan Rosie jadi mendekati Rose karena tidak ingin ikut-ikutan terlibat dalam perdebatan dua pasangan bodoh yang saling merindukan satu sama lain ini.

Mendengus kecil, Sarah akhirnya memeluk Stevie dengan sebelah tangan mengurung gadis itu sekuat tenaga seraya berbisik kecil "Karna aku sempat berpikir kalau aku akan kehilanganmu" jawaban Sarah membuat Stevie tersenyum kecut "Kita bicarakan ini nanti. Mereka butuh istirahat, Sarah" dan dengan itu, Sarah mengalah sambil lalu melepaskan pelukannya.

Stevie membawa mereka menuju mobil yang sudah ia pesan sedaritadi. Sang Pengemudi bahkan tersenyum maklum saat melihat gerombolan di belakang Stevie --menyadari alasan dibalik lamanya Pengemudi menunggu "Maaf karena Anda harus menunggu lama" ujar Stevie saat gadis cantik itu mennyodorkan koper.

Lelaki itu tersenyum saat Stevie meminta maaf padanya "Sudah jadi pekerjaanku kan?" dan lelaki itu pergi menuju bagasi untuk membantu Stevie memasukan koper "Terimakasih" ujar Stevie seraya menyerahkan beberapa dolar untuk si lelaki. "Kenapa kau memberiku uang? Kau sudah membayarku" sebelum Sopir itu mengembalikan beberapa dolar yang di berikan Stevie kepadanya gadis itu lebih dulu menghindar dan masuk ke kursi di samping pengemudi.

*--*

          Rose meminum colanya seraya mulai mendesah lega setelahnya. "Panas sekali cuaca disini" gadis tomboy itu segera saja membuka jaketnya dan terduduk di atas sofa berwarna abu-abu yang menghadap tepat pada televisi.

Rosie mengangguk mengiyakan seraya membiarkan tubuhnya terbaring di atas lantai "Aku benar-benar lelah" gadis cantik berrambut blonde itu kemudian memejamkan matanya saat merasakan sentuhan lembut Rose di atas keningnya "Kau ingin beristirahat?" Stevie mendekat lantas segera mengusap rambut pirang Rosie dengan lembut dan gadis cantik itu mengangguk sebagai jawaban.

Menyiapkan kamar untuk Rose dan Rosie istirahat, Stevie mengganti speynya dengan yang baru membiarkan kasurnya terlihat rapi serta wangi untuk menyambut kedatangan keduanya ke Amerika. Setelah membereskan semuanya, Stevie mengambil bantal serta selimut dari dalam lemari dan membereskannya sedemikian rupa.

Tanpa bisa berbohong, Stevie meneteskan air mata karena tiba-tiba saja ingatan masalalunya menghampiri. Stevie masih ingat kalau hampir empat tahun yang lalu gadis itu mengecat rambutnya dengan warna blonde karena Rose meminta gadis itu untuk melakukannya.

Stevie ingat betul senyum Rose mengembang begitu besar saat gadis tomboy itu pulang dan mendapati kalau rambut kekasihnya tiba-tiba jadi terang dan membuat Stevie terlihat lebih bersinar dan juga feminism di satu waktu yang sama.

Hari itu, Stevie mengenakan kemeja putih milik Rose yang kebesaran tanpa mengenakan apapun lagi sebagai bawahannya kecuali thong. Senyum sedih seketika menghampiri wajah Stevie saat gadis cantik itu menghirup udara yang terasa mencekiknya.

Satu tetes air mata membasahi pipinya saat Stevie membenarkan selimut dan menaruhnya di dekat bantal. Gadis cantik itu kemudian mengusap pipinya dengan punggung tangan, kehilangan Rose merupakan sesuatu yang sangat berat, dan pemikiran kehilangan Sarah akan membuatnya semakin kehilangan.

Rose bahkan tidak perlu membuat mereka berbicara baik-baik karena gadis cantik itu sudah paham tujuan mereka datang jauh-jauh ke Amerika. Gadis tomboy itu sudah menyadarkan Stevie kalau ia tidak bisa kehilangan untuk kesekian kalinya.

Rose berhasil melakukan misinya bahkan sebelum gadis itu membujuknya untuk berbicara dengan Sarah "Kau benar, aku tidak bersedia untuk kehilangan" bisik Stevie pada udara kosong "Lagi" lanjutan kalimat Stevie tidak sengaja terdengar oleh Rose dan gadis tomboy itu terduduk di depan lutut Stevie.

"Apa kau baik-baik saja?" ujar Rose seraya mengusap pipi Stevie yang basah karena air matanya yang tidak sempat ia usap. Tangan lembut Rose membuat Stevie tersentak dan mengerjap kaget sektika "Sejak kapan kau disini?" bisik Stevie dengan suara serak.

Rose segera terduduk di samping Stevie dan mengambil bantal untuk menyanggah lengannya "Baru saja" jawab Rose seraya menjatuhkan dagunya di lengan "Apa kau mendengarnya?" menyerah karena punggungnya sudah ingin jatuh ke atas kasur, Rose cepat-cepat melakukan keinginannya dan memejamkan mata meskipun gadis itu tidak tertidur.

"Kau telah menyadarinya bukan?" ucapan Rose membuat Stevie kembali tersentak "Ya" dan jawaban itu membuat Rose membuka matanya serta langsung melirik punggung Stevie yang masih berada di ujung tempat tidur.

Mengambil napas dalam-dalam, Stevie kemudian menjatuhkan selimut pada tubuh Rose "Aku benar-benar kehilanganmu dimasalalu, dan kupikir aku tidak akan menginginkan untuk kehilangan Sarah setelah aku kehilanganmu" Rose terkekeh kecil saat gadis itu mendengar pengakuan Stevie kepadanya.

Gadis tomboy itu kemudian mengangkat tubuhnya secara tiba-tiba sehingga ia sejajar dengan Stevie "Jadi, kau kehilanganku dimasalalu?"

*----*

Riska Pramita Tobing.

double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang