Multimedia: The geng
*-----*
Stevie tertawa saat ia melihat Rose menutup wajahnya yang tiba-tiba berubah jadi merah "Apa kau baik-baik saja?" Rose melirik kikuk saat Ally yang menyentuh bahunya, dan gadis itu segera saja mengangguk lantas beranjak mendekat pada Stevie untuk mengamit dagu lancipnya dan mencium gadis itu dalam-dalam.
Sorak sorai tiba-tiba saja memenuhi lingkaran para pemain dan hal itu pula lah yang membuat Rose tersadar untuk segera mengakhiri ciumannya dengan Stevie. Saat Rose menjauh untuk mengakhiri sesi make out yang dilakukannya dengan Stevie, gadis cantik berrambut hitam itu justru semakin menarik Rose kedalam pelukannya membuat Rose hilang akal karenanya.
Meskipun tidak ingin untuk menghentikan sesi ciuman panas yang terjadi, Rose mendorong bahu Stevie agar melepaskan bibir mereka "We have to play again" bisik Rose saat ia melihat Rosie sudah cemberut di samping Shannon.
Sarah menyambut Stevie dengan pelukan. Lain halnya dengan Rose yang di sambut dengan pertanyaan menyakitkan "Kau sangat menikmatinya, bukan begitu?" Rose menggeleng sebagai jawaban namun Rosie justru tidak mempercayainya dengan menarik dagu Rose dan kemudian menjatuhkan satu kecupan disana "Kita berbeda. Jangan samakan aku dengan dia. Aku merasakan cemburunya, jadi jangan samakan aku dengan Sarah yang mudah percaya, karena aku tahu kalau dia mantan kekasihmu sedangkan Sarah tidak pernah mengetahui hal itu" bisik Rosie dengan nada protektif yang terdengar sangat jelas.
Rose terkekeh lembut "Aku tidak akan pernah menyamakanmu dengan Stevie, karena kau adalah masa depanku dan dia adalah masalaluku" Rosie mengukir senyum merekah dan membiarkan lesung pipi tercetak jelas di pipinya "Terimakasih"
*------*
"Aku tidak percaya kalau Stevie bisa melakukan hubungan jarak jauh dengan Sarah" Rose melirik lembut saat ia mendengar Rosie membisikkan kata-kata tersebut tepat ke telinganya. "Stevie adalah gadis yang memiliki kepercayaan tinggi, tidak mudah untuk mengubah pandangan yang ia anut. Selagi dia percaya, maka dia bisa" balasan yang diberikan Rose membuat Rosie melirik lembut padanya "Kau mengetahui gadis itu sampai sejauh ini"
Rose hanya bisa menunggingkan senyum saat ia melihat raut wajah Rosie berubah tidak nyaman. "Aku mengenalnya dimasalalu. Dan sekarang aku ingin mengenalmu lebih jauh daripada aku mengtahui Stevie di masalaluku" Rosie terkekeh saat ia mendengar gombalan murahan yang dilemparkan kekasihnya "Aku tidak ingin berdusta. Aku cemburu buta dengannya" aku Rosie saat Rose menggenggam tangannya.
Rose mengusap punggung tangan Rosie dengan lembut dan mengecupnya "Perasaan cemburu itu datang karena kau cinta. Aku tidak akan menghalangimu untuk merasakan cemburu" dan dengan itu Rosie menarik dagu Rose untuk menyatukan bibir-bibir mereka yang sudah saling merindu satu sama lainnya.
*-----*
Rosie menguap lebar tanpa berniat menutupinya sedikitpun. Sudah dua jam lamanya Rose mengajari gadis cantik itu soal bahasa sastra dan Rosie sudah tidak bisa menahan kantuknya lebih lama lagi. "Bisa kita pergi beristirahat? Aku lelah seharian membahas hal yang sama dan berulang-ulang. Lagi pula sekarang hari minggu dan aku tidak memiliki kelas kuliah hari ini. Kenapa harus belajar?" runtuk Rosie saat ia melihat Rose sedang menunjuk papan tulis yang diisi dengan teori-teori dasar yang memusingkan kepala Rosie.
Gadis yang sedang berdiri itu membetulkan letak kacamatanya lantas segera menunjuk buku Rosie untuk melanjutkan pelajaran yang sedang mereka bahas "Aku tidak ingin memiliki pacar dengan IPK hancur lebur" dan jawaban itu sukses membuat Rosie cemberut habis-habisan.
Melihat Rose sebagai gurunya memang sangat mengasyikkan. Gadis itu terlihat tegas dan berwibawa saat menulis di atas papan. Tapi pelajaran yang mereka bahas membuat Rosie tidak tahan dan menguap terus-menerus. Teori yang di berikan oleh Rose sebenarnya sangat membantu, namun Rosie tidak pernah bisa terus-terusan membahas hal yang sama. Gadis itu akan merasa bosan dan kemudian tidur untuk kelanjutannya.
Selain karena pembahasan ini sudah berulang kali di terangkan oleh Rose, gadis berrambut brunette itu terlihat menggugah selera dan membuat Rosie ingin untuk menelanjanginya segera. Pemikiran itu membuat Rosie jadi panas dingin seketika. Tidak pernah sekalipun dalam hidup Rosie merasakan sesuatu seperti ini.
Rosie tidak pernah kehausan akan sentuhan dari para lelaki sebelumnya, tapi lihatlah yang dilakukan seorang gadis berrambut brunette itu! Gadis itu berhasil membuat Rosie merasakan hal tidak disangka seperti sekarang. Rosie merindukan sentuhan Rose diatas kulitnya, Rosie merindukan kecupan Rose di setiap titik sensitifnya, Rosie merindukan erangan erotis yang bisa Rose buat saat mereka sedang bercinta.
Jesus crist!
Menarik napas dalam, Rosie berusaha untuk mengenyahkan pemikiran itu dari atas kepalanya. Gadis cantik berrambut blonde itu bisa melihat kalau Rose tengah menunjuk papan tulis "Apa kau memperhatikan?" dan pertanyaan itu membuat Rosie menyengir dengan disertai perasaan bersalah. Gadis itu kemudian mengangkat pandangan untuk menatap Rose "Bisa kita mengulanginya besok? Aku sedang tidak bisa konsentrasi sekarang"
Rose menggeleng seraya melepaskan tangannya dari pinggang "Mulutku sampai berbusa menjelaskan semua teori ini kepadamu, dan kau tidak mendengarkanku sedikitpun? How dare you!!!" Rose menggeram kesal namun Rosie malah melemparkan cengiran khasnya "Give me kiss" ujar Rosie yang langsung membuat Rose menggeleng.
"Ada-ada saja kau ini" bisik Rose sebelum ia memberi satu kecupan manis di bibir Rosie yang mengkilap karena lips gloss. Rose bisa merasakan cita rasa manis saat ia mengecup bibir Rosie dan hal itu membuat Rose jadi tidak ingin untuk melepaskan kecupannya.
Mereka saling mengaitkan bibir satu sama lain, saling bermain dan menggigit sampai akhirnya Rosie melepaskan erangan halus yang membuat Rose kehilangan akal dengan seketika. Keduanya langsung dibakar oleh suasana karena Rosie justru semakin memperdalam ciuman mereka dan bukannya menolak.
Melihat respon tubuh Rosie yang menerima dengan senang hati, Rose menaikkan Rosie ke atas meja belajar gadis itu dan mulai untuk meluncurkan ciumannya ke leher jenjang Rosie yang dihiasi dengan kalung perak.
Mendapat getaran listrik statis dari ciuman Rose, kepala Rosie tertarik ke belakang semakin membuka akses bagi Rose agar gadis itu melanjutkan. Namun belum sempat semuanya berlanjut, Rose bisa mendengar kalau seseorang mengetuk pintu kediaman Mr. Spauhgton dengan keras.
"Biarkan saja. Nanti mereka pergi" ujar Rosie seraya menarik leher belakang Rose agar gadis itu melanjutkan kegiatan yang sedang mereka lakukan. Rose menurut dan langsung melanjutkan aksinya untuk menjelajahi perut Rosie dengan kedua tangannya namun ketukan di pintu terdengar semakin keras.
"Kalau ini hanya orang iseng, aku yang akan menendang tulang keringnya" ujar Rosie saat Rose menyerah dan beranjak untuk membukakan pintu bagi pengunjung yang tidak diharapkannya itu.
Saat Rosie mendengar suara bedebum, gadis itu beranjak cepat hanya untuk melihat kalau Rose terdampar di depan pintu dengan Clay berada didepannya sedang mengepalkan tangan dan terlihat emosi.
*-----*
Riska Pramita Tobing
Note: Keyboard saya macet :(
KAMU SEDANG MEMBACA
double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|
FanficRosianne Ellizabeth Spaughton baru saja masuk universitas selama beberapa hari. Tapi kenapa hidupnya bisa berubah drastis hanya karena mencintai seorang Gadis? Ew! Memikirkannya saja hampir membuat Rosie merasa mual dan ingin kencing di celana. Se...