Double R - keduapuluhtiga

1.3K 62 0
                                    

Multimedia: Dandelion
*-----*

         Rose meringis kesakitan saat ia merasakan sesuatu yang hangat keluar dari hidungnya "Kurang ajar" gumam gadis tomboy itu seraya cepat-cepat berdiri untuk menghalangi niat Clay yang sudah akan memasuki kediaman Mr. Spaughton.

Meskipun Rose sudah berusaha sekuat mungkin untuk menahan Clay dan menggusurnya keluar, tenaga lelaki itu lebih besar daripadanya dan hal itu membuat Rose jadi tergusur karena tingkahnya sendiri. Rose cepat-cepat berdiri saat Clay menghentikan langkahnya di depan Rosie dan gadis tomboy itu segera mendorong tubuh Clay agar lelaki itu menjauh.

"Jangan pernah mengganggunya! Dia gadisku!!!" Rose menggeram diantara gigi-giginya yang mengatup rapat dan Clay justru tertawa keras saat mendengar ancaman dari Rose yang bahkan tidak bisa menggertak Clay sedikitpun. Clay tertawa habis-habisan sampai memegang perutnya "Gadismu?" ujar lelaki itu seraya mengamit dagu Rosie dan membuatnya jadi menghadap pada lelaki itu sendiri. "Ikut denganku" Clay berusaha menarik tangan gadis cantik berrambut blonde itu meskipun gadis itu enggan untuk menyerahkan tangannya.

Rosie berusaha menjauh dan Rose berusaha untuk mendorong Clay untuk keluar rumah Rosie "Pergi atau ku hubungi polisi!!" lagi-lagi gertakan dari Rose membuat Clay tertawa "Kau tidak akan berani melakukannya"

Rosie berusaha mengambil gadgetnya dan mendial 911 dengan cepat seraya memberikan pesan singkat menceritakan hal apa yang sedang terjadi di rumahnya dan para officer berkata bahwa mereka akan berusaha sampai se cepat mungkin.

Saat Clay melihat kalau Rose benar-benar menghubungi polisi, lelaki itu segera menghempaskan tangan Rosie dan mendekat pada Rose yang kini tengah merengut ketakutan "Jangan ganggu kami!" teriak gadis tomboy itu seraya berusaha untuk menendang Clay meskipun yang ia dapatkan hanyalah angin kosong yang tak bersalah.

Tangan Clay terulur untuk menahan bahu Rose agar gadis itu tidak memberontak. Lelaki itu kemudian mendekat dan Rose bisa mencium aroma menyengat dari alkohol yang dikonsumsi oleh lelaki itu "Aku ingin melihat kemampuanmu, sampai-sampai kau bisa merebut Rosie dariku" lelaki itu berbisik lemah seraya menjatuhkan satu tamparan di pipi kanan Rose yang membuat gadis itu mendesis kesakitan.

Rosie menutup mulut menganganya "Kumohon jangan sakiti dia, Clay. Dia tidak bersalah" lelaki mabuk itu membalik tubuhnya menatap Rosie dengan tajam dan segera mendekat dengan langkah limbung tak karuan "Katakan padaku kalau kau lebih mencintaiku daripadanya" Rosie meringkuk di dinding, tangan-tangannya ia bentuk menjadi sebuah tameng kecil sebagai usaha menyelamatkan diri dan Clay jadi berdecih karenanya.

"I know you still want my dick!"

Pintu kediaman Spaughton terbuka lebar dan pemandangan Clay yang tengah menjambak rambut blonde milik Rosie menjadi bukti cukup untuk penangkapan Clay atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan juga kekerasan terhadap perempuan.

Para polisi bekerja dengan cepat membuat Rose dan Rosie berterimakasih pada mereka karena tidak bisa membayangkan hal buruk terjadi pada mereka jika saja sang polisi datang terlambat.

"Kami juga akan menjaga lingkungan ini agar anda tidak di ganggu" ujar salah satu polisi yang memperkenalkan diri sebagai Adam. Lelaki berseragam itu kemudian tersenyum kepada Rose dan Rosie sebagai tanda perpisahan dan Rose langsung menghela napas lega karenanya.

"Sialan!" umpat Rose saat ia merasakan sudut bibirnya perih karena terluka dan umpatan itu berhasil menarik perhatian Rosie untuk segera membenarkan kekacauan yang terjadi. Mendekat secara perlahan setelah mengunci pintu dengan benar, Rosie akhirnya menggapai pipi merah Rose dan mengusapnya dengan pelan "Mari"

Rose berdiri dengan perlahan mengikuti Rosie yang menuntunnya menuju kamar mandi dimana kotak P3K sudah tersedia disana. Gadis cantik berrambut blonde itu mengeluarkan kapas, korek kuping, alkohol, dan perban serta tidak lupa gunting kecil.

*-----*

          Gadget Rose bergetar hebat saat gadis itu sedang sibuk membantu Rosie memotong bawang bombai, sambil mengusap matanya yang perih setelah lebih dulu mencuci kedua tangannya di bawah air, Rose mencomot satu buah tomat kecil dan menyuapkannya.

Layar gadget Rose kembali menyala sampai akhirnya membuat gadis tomboy itu menyerah dan segera membawa gadgetnya. Nama Stevie tertera di layar dan Rose cepat-cepat membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh gadis itu.

*Messages*

Stevie: Kuharap kau membalas pesanku

Stevie: Aku tidak mendengar kabar dari Gwen. Bisa kau berkunjung padanya?

Stevie: Aku khawatir padanya

Stevie: Kumohon

Rose: Ku usahakan

Stevie: Bagaimana dengan Clay, apa kau mendapat kabar darinya?

Rose: Aku tidak memiliki hak untuk mengetahui apapun yang terjadi padanya.

Rose: Kau saudarinya, mungkin seharusnya kau yang mengetahui keberadaannya

Stevie: Clay tidak menghubungiku semenjak hampir tiga bulan yang lalu

Rose: Mungkin kekasihmu bisa berguna?

Stevie: Sarah sedang sibuk bekerja

Rose: Begitu juga dengan aku

*End of massages*

          Rose kembali ke dapur hanya untuk mendapati kalau Rosie sedang mengemut jari telunjuknya, dan pemandangan itu membuat Rose terkekeh "Apa kau mengiris jarimu sendiri?" kekehan yang dilemparkan Rose tentunya membuat Rosie mengamuk seketika karena setelahnya gadis cantik berrambut blonde itu melempari Rose dengan apapun yang ada didekat tangannya.

Berusaha menghindari serangan buas dari Rosie, Rose mengibrit menuju taman belakang yang dipenuhi dengan bunga dimana-­­mana "Eits!! Kau tidak akan pernah bisa menangkapku!!" Rose malah mengejek tidak tahu diri. Menggeram kesal sekaligus gemas karena tidak bisa menangkap Rose yang berlari secepat kilat, Rosie akhirnya menyerah dan segera terduduk di batu hias yang terletak di tengah-tengah taman.

Gadis berrambut blonde itu kemudian memetik satu tangkai dandelion dari samping kanannya lantas meniupnya secara perlahan tepat ke hadapan Rose, meminta satu pemohonan ajaib yang mungkin saja tidak akan pernah terjadi. Melipat tangannya di dada, Rose akhirnya mendekati Rosie dengan tampang penasaran tercetak jelas di raut wajahnya.

Gadis tomboy berrambut brunette itu kemudian ikut terduduk disamping kekasihnya lantas segera merengkuh pundak Rosie dan memeluknya dengan lembut "Apa yang kau minta dari dandelion sialan itu?" celetukan Rose membuat Rosie menjengak kaget karena Rose berani-beraninya menyebut bunga dandelion dengan sialan di akhir katanya.

Melirik tidak suka pada Rose, Rosie kemudian mengambil satu dandelion yang lain "Sejak kecil, aku selalu meminta sesuatu pada dandelion. Aku hanya perlu menyebutkannya dalam hati dan dia mengabulkannya"

Rose terkekeh meremehkan saat Rosie menyerahkan satu dandelion ke hadapan wajahnya "Coba saja, ucapkan keinginanmu dalam hati dan tiup dandelionnya" bujuk Rosie pada Rose yang terlihat enggan. Dengan perasaan kasihan pada Rosie yang sekarang menatapnya dengan tatapan memohon, akhirnya Rose menerima tangkai dandelion itu, memejamkan matanya lantas mengucapkan satu permintaan konyol yang melintas di kepalanya sambil lalu mengambil napas pendek untuk menerbangkan dandelion ke udara.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang