Double R - keduapuluh

1.7K 73 0
                                    

Multimedia: Allison Don Hills

*-----*

          Rose terbangun saat ia mendengar IPhone-nya bergetar hebat di atas nakas, gadis itu menggeram kesal sebab pusing yang mendera karena terbangun secara tiba-tiba dari alam mimpinya. Sambil mengumpulkan sisa-sisa nyawa yang masih tertinggal di alam mimpi, Rose menguap lebar tidak elegan dan akhirnya gadis tomboy itu pun mengangkat teleponnya.

"Selamat pagi" sapa Rose pada seseorang di seberang telepon yang bahkan belum ia tengok terlebih dahulu. "Ku kira kau mati. Selamat siang Rose Dix" suara Sarah yang berat memenuhi pendengaran Rose dan hal itu membuatnya jadi terkekeh karena jawaban dari sapaannya.

Melirik jam dinding yang menempel tepat di samping kiri kasurnya, Rose baru tersadar kalau sekarang sudah hampir jam 12 siang dan ia jadi merengut karenanya. "Ada apa?" ujar Rose setelah ia teringat kalau semalam ia kelelahan untuk mencari kendaraan berroda empat yang bisa dibelinya sampai-sampai ia terbangun siang bolong begini.

"Malam ini Ali Spagnola dan teman-temannya akan tampil di café kopi. Stevie, Shannon dan juga Cammie akan berada disana. Bisa kau datang untuk bermain bersama?" jelas Sarah di seberang dengan nada meminta pengertian.

"Ku pikir aku sedikit sibuk belakangan ini. Clay sialan itu meminta Rosie untuk memenuhi pesanannya sampai minggu depan dan aku tidak bisa tidak membantu pacarku" balas Rose dengan ringisan di akhir kata.

Ringisan Rose menimbulkan ringisan lain dari seberang telepon "Jadi, kau tidak bisa ikut?" pertanyaan itu membuat Rose mengetukkan jemarinya pada lutut "Ku pikir aku bisa mengusahakan untuk datang kesana"

"Awesome! Nanti malam pukul delapan. Ku tunggu disana" setelahnya, Sarah menutup telepon dari seberang, meninggalkan Rose yang masih mengetuk-ngetukkan jarinya pada lutut.

"Ku pikir tidak ada salahnya untuk bersenang-senang" gumam Rose seraya memanggil Rosie melalui telepon genggamnya.

Hanya menunggu beberapa detik, gadis cantik diseberang sudah menjawab dengan nada ceria "Maltese!" sapa gadis itu yang bisa Rose bayangkan dengan senyuman khasnya. Rose jadi terkekeh karena gadis itu benar-benar menganggap sisi ego Rose yang bernama Maltese itu benar-benar ada di atas dunia.

"Aku ingin mengajakmu untuk kencan malam ini" balas Rose dengan nada bicaranya yang membuat Rosie tertawa lepas di seberang telepon

"Baiklah. Aku tunggu kau dengan senyuman"

Dan dengan itu panggilan berakhir membuat Rose jadi heran kenapa ia bisa jatuh cinta mati-matian pada gadis pemalu seperti itu.

*-----*

         Rosie berdiri didepan pintunya disertai senyuman merekah yang membuat kedua lesung pipinya terlihat menghiasi wajah cantiknya. Gadis itu mengenakan setelan ringan berwarna abu-abu lantas memadukannya dengan jaket kulit dan celana jeans yang menempel pas di kaki jenjangnya sambil tidak lupa dilengkapi dengan sepatu boots yang memiliki warna serupa dengan setelannya.

Tanpa lelah Rosie menunggu dengan senyuman, dan ternyata senyumannya menimbulkan satu senyuman yang lain. Keluar dari mobil barunya yang masih kinclong dan berwarna putih, Rose terlihat membenarkan jaket kulit yang hampir serupa dengan yang dikenakan oleh Rosie. Gadis tomboy itu mengenakan kaus putih polos dan celana jeans bermotif robek-robek serta tidak lupa dengan sepatu boots berwarna hitam.

Rosie bahkan hampir tertawa saat Rose menyerahkan lengannya untuk menggandeng Rosie, namun Rosie menyambutnya dengan senang hati dengan melilitkan lengan kirinya pada lengan kanan Rose yang terbuka "Kau terlihat cantik" bisik Rose seraya mengecup pipi Rosie lantas segera melanjutkan setelah berbisik lembut "Setiap saat" Lanjutan dari kalimat Rose membuat Rosie tersenyum lebar dan percaya diri.

Harumnya jok baru bercampur dengan pewangi ruangan, dan Rosie jadi memejamkan mata saat indera penciumnya disuguhkan dengan wangi bunga mawar kesukaannya. Meskipun wangi bunga mawarnya masih tercampur dengan bau jok dan bau plastik belum tergunakan, Rosie tetap menikmatinya. Hal yang membuat ia menikmati perjalanan kali ini bukan hanya itu, melainkan usapan tangan Rose di atas lengannya.

Satu tangan milik Rose fokus memegang setir, dan satu dari tangannya yang menganggur sesekali ia gunakan untuk mengoper persneling atau mengusap lengan Rosie yang tertutupi jaket kulitnya. "Aku tahu kalau kau bukan hanya ingin mengajakku untuk kencan berdua" Rose melirik sebentar saat ia mendengar runtukkan kecil keluar dari bibir kekasihnya.

Gadis tomboy itu tersenyum sebentar sebelum akhirnya berhenti di satu café yang hanya diberi nama kopi oleh sang pemilik. "Aku tidak memiliki uang karena aku harus membayar pajak mobil baruku, maka dari itu aku mengundang teman-temanku yang lain untuk mentraktir kita makan malam" ujar Rose yang mana hanya candaan.

Setelah parkir, Rose masuk mendahului Rosie hanya untuk membuat gadis cantik itu menjerit-jerit karena tidak ingin di tinggal. Melihat kejahilan yang dilakukan senang hati oleh Rose, Rosie justru senang hati kembali mengerjai gadis tomboy itu dengan membuat semua pasang mata tertuju pada mereka gara-gara teriakkan cempreng khas Rosie yang membuat semua orang menggila.

Saat Rose berjalan mendekat ke panggung yang berada di tengah-tengah café bersama dengan Rosie yang membuntuti di belakang punggungnya, gadis tomboy itu bisa mendengar suara jernih dari atas panggung sedang menyanyikan salah satu lagu paforitnya. Lagu Lana Del Rey yang berjudul Video game itu menghampiri indera pendengarnya, dan saat ia menatap ke panggung, gadis itu tersenyum kepadanya.

Senyum menungging yang membuat Rose lemah dalam waktu dua detik untuk tidak membalas senyumannya karena dua detik setelah gadis itu tersenyum Rose jadi ikut-ikutan melemparkan senyum kepada si gadis yang terduduk sambil memangku gitar berwarna hitam yang serupa dengan pakaian yang ia kenakan.

"Ingin tahu namanya?"

Senyum Rose tiba-tiba saja menguap saat ia mendengar nada cemburu dilemparkan oleh Rosie tepat ke hadapan wajahnya, hal itu membuat Rose jadi teringat kalau ia sekarang tengah memiliki seorang gadis yang harus ia jaga perasaannya dan hal itu pula yang membuat Rose jadi menarik pipi tembam milik Rosie lantas mencium gadis itu sampai membuat beberapa penonton lain bersorak kepada mereka.

"Masih tidak percaya kalau aku hanya mencintai kau?" bisikan Rose setelah dia mencium Rosie membuat gadis berrambut blonde itu terkekeh karenanya. Karena malu akan sikap cemburunya yang tidak beralasan, Rosie beranjak pergi mendekati Shannon lantas segera memeluk gadis jangkung itu dari belakang.

Kelakuan kekanakan Rosie dibalas cengiran lebar dari Shannon dan bahkan gadis itu justru menaikkan Rosie kedalam gendongannya lantas memutar-mutarkan gadis itu di udara barang beberapa detik "Aku merindukanmu!!" teriak Rosie mengundang beberapa orang menatap pada mereka.

Tidak memperdulikan dengan kesyirikan orang-orang di sekitar mereka, gadis itu turun dari atas punggung Shannon lantas segera memeluk Cammie dan juga Sarah. "Ngomong-ngomong apa Stevie belum sampai?" ujar Rosie setelah ia memeluk Sarah.

Gadis yang tengah mengenakan pakaian serba hitam sambil tidak lupa disertai dengan satu buah headset mencantol di lehernya itu menggeleng lantas menunjuk pada kamera-kamera yang sedang menyorot tengah-tengah panggung.

"Stevie akan ikut bernyanyi disana"

*-----*

Riska Pramita Tobing

double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang