Double R - Keduabelas

2.5K 104 2
                                    

Multimedia: Rosie and Rose.

*-----*

Rose menggeleng tidak yakin dengan pertanyaan yang barusaja di lemparkan oleh Stevie. Gadis cantik berpenampilan tomboy itu bahkan sampai membuat kerutan di atas keningnya berlipat ganda hanya karena pertanyaan Stevie yang bahkan tidak masuk kedalam logikanya.

"Mengacaukan kencan mereka?" tanya Rose tidak percaya. Pertanyaan yang membuat Stevie justru melempar senyum seraya mengangguk dengan antusiasnya "Apa Kau sudah gila? Rosie berkencan dengan Kakakmu! Kenapa Kau ingin mengacaukannya?"

Nada tinggi yang dikeluarkan oleh Rose membuat Stevie jadi tidak yakin kalau gadis yang seharian ini tertidur di atas kasurnya sedang menderita mual-mual dan pusing kepala, karena nada Rose barusan hanyalah nada yang dikeluarkan oleh orang protektif yang pemarah. "Rose, dengar. Aku tahu Rosie tidak pernah mencintai kakakku"

Rose menggeleng tidak mengerti dengan pernyataan yang dilontarkan secara ringan dari Stevie "Bagaimana mungkin Kau tahu Rosie tidak mencintai Kakakmu sendiri?" ekspresi keheranan Rose dibalas ekspresi bosan oleh Stevie "Oh c'mon! Aku tahu kalau Rosie lebih tertarik kepada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Bisa saja Rosie hanya ingin memiliki kencan, bisa saja Rosie hanya ingin mencoba sebuah peruntungan dengan Clay, bisa saja--" ucapan Stevie yang merentet seperti gerbong kereta api itu kemudian dipotong oleh anggukan Rose "Ok, ok. Aku mengerti" ucapnya yang kemudian menahan dagu dengan satu tangan.

Terdiam seberapa saat, Rose akhirnya mengernyit menemukan sebuah pertanyaan lain "Bagaimana jika Clay menemukan Kau adalah dalang dari kehancuran hubungannya dengan Rosie?" bagaikan memenangkan serangan balik, Stevie langsung menciut tidak habis pikir.

Bagaimana mungkin Rose bisa se-jeli itu bahkan meskipun Ia sudah mengiming-imingi Rose dengan 'berkencan dengan Rosie' Stevie bahkan mengira kalau Rose hanya akan menyetujuinya dengan cepat dan bukannya menginterogasinya sampai seperti ini.

Kehilangan kosa kata, Stevie kemudian hanya bisa menjawab pertanyaan Rose dengan menggedigkan bahu. Gediggan bahu yang membuat Rose ikut menggedig karena ikut sama-sama pusing karena usulan Stevie yang tidak rampung.

Setelah saling tatap dalam ekspresi keheranan yang tercetak hampir serupa, Stevie akhirnya mengalihkan perhatiannya pada IPhone berwarna putihnya yang bergetar hebat di atas nakas. Gadis itu kemudian mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon dari seberang.

"Halo" terdengar Stevie memulai pembicaraan, gadis itu sedikit mengangguk-angguk membalas perkataan seseorang di seberang sana meskipun gadis itu tahu kalau lawan di sebrang teleponnya tidak bisa melihat anggukannya.

"Tentu saja Aku akan ikut Spags! Aku merindukan Shannon dan Cammie!" jawab Stevie dengan nada antusias serta dibarengi dengan senyum merekah dari telinga ke telinga membuat Rose jadi penasaran dengan penelepon di seberang sana.

Beberapa saat menunggu, akhirnya Stevie menaruh kembali IPhone-nya di atas nakas, membiarkannya tergeletak begitu saja disamping gelas. Gadis itu kembali mendekat pada Rose seraya memasang senyum menungging yang tidak bisa diartikan.

Menatap curiga, Rose memiringkan kepalanya keheranan sampai kemudian Ia tidak tahan dan memuntahkan pertanyaannya "Siapa itu tadi?" pertanyaan bernada protektif itu membuat Stevie jadi menjengit "Hei. Ada apa dengan nada bicaramu itu? Kau cemburu?"

Ekspresi Stevie terkesan sangat menyebalkan saat gadis itu menanyakan pertanyaan mematikannya pada Rose, gadis cantik itu bahkan lancang menaik turunkan alisnya seperti sedang menggoda Rose yang malah tampak sebal karenanya.

"Aku penasaran" jawab Rose dengan tampang datar yang membuat Stevie jadi semakin ingin menggodanya. Gadis itu kemudian terduduk diatas pangkuan Rose mendekat sampai hampir menyentuhkan kening mereka berdua dan kemudian berkedip nakal "Aku tahu Kau cemburu" ujarnya setelah Ia berkedip.

Napas Stevie yang mengeluarkan harum mint membuat Rose jadi kehilangan akal dan hampir saja menubrukkan bibir miliknya dengan bibir tipis merah basah milik Stevie yang hanya ada beberapa jengkal saja dari bibirnya.

Menggeleng keras dengan pemikiran nyelenehnya, Rose kemudian menoyor Stevie dengan telunjuk "Kau terlalu berharap Aku cemburu padamu" terkekeh pelan, Stevie kemudian merangkak dan terbaring di samping Rose menatap wajah cantik itu yang terlihat lebih berwarna daripada tadi pagi.

"Itu Alli spagnola. Dia mengajakku untuk bertemu Shannon dan Cammie. Mereka teman-temanku dari universitas" jelas Stevie sambil memainkan ujung rambut Rose diantara tangan-tangan lentiknya yang panjang.

Tersenyum sedikit, Rose bisa merasakan kalau hatinya merasakan getaran lembut dari setiap tatap mata Stevie, bukan hanya itu, Rose juga bisa merasakan darahnya berdersir cepat dan hangat karena jantungnya tidak tahan dengan semua sifat manis Stevie yang Ia lemparkan kepada dirinya. Membuat Rose jadi meruntuk karena kebodohannya dimasalalu.

Andai saja Rose tidak bersifat bodoh dan meninggalkan Stevie karena keegoisannya, mungkin Ia akan bisa menerima tatapan mata itu disetiap harinya. Menarik napas dalam-dalam, Rose berusaha menghilangkan getaran aneh itu agar Stevie tidak merasa risih karenanya. "Malamnya para gadis eh?"

Pertanyaan yang dilontarkan Rose setelah beberapa lama mereka terdiam dalam balutan kenangan membuat Stevie terkekeh "Yah, semacam itu lah" ujarnya diantara kekehannya yang merdu di gendang telinga.

"Boleh Aku ikut?"

Leher Stevie terasa sakit karena Ia menggerakkannya terlalu cepat. Saat Ia mendonggak ke arah Rose yang berada beberapa inci di atasnya, Stevie merasakan kalau Rose sedang menatapnya dengan pandangan yang seolah berkata 'Apa yang salah dengan itu?'

Mengedip beberapa kali, Stevie kemudian menarik diri menjauh dari Rose "Mereka sudah memiliki kekasih."

Perkataan bernada datar itu membuat Rose menggulingkan kedua bola matanya karena sebal. Gadis itu paham betul kalau Stevie sedang menghinanya dengan kata-kata yang Ia lemparkan tadi. Rose tahu ada maksud didalam kalimat itu. Seolah-olah Stevie berkata 'Kau akan mengacaukan kencan Mereka jika Kau ikut bersamaku'

"Aku membawa kencanku" ujar Rose membuat Stevie mengerutkan kening karena sesuatu yang janggal melintas di otaknya "KAU MEMILIKI SEORANG GADIS?" bagaikan mendapatkan serangan bom atom, Rose melonjak kaget dari duduk tenangnya. Gadis tomboy itu bahkan sampai mengusap dadanya sendiri karena jantungnya menjadi tidak sinkron.

Mengerti kalau Rose keberatan dengan nada tinggi yang dilemparkan Stevie tepat kehadapan wajahnya, Stevie jadi menarik napas dalam-dalam untuk mengontrol sisi liar dirinya "Bagaimana mungkin Kau ingin merebut Rosie sementara Kau memiliki seorang kencan? Bajingan!" runtuk gadis itu didalam kerongkongan.

Rose hanya bisa memutar bola mata karena sebal "Kencanku itu Rosie. Bodoh" balas Rose dengan runtukkan yang Ia keluarkan dari kerongkongan. Meniru Stevie dengan tingkahnya yang membuat Stevie jadi menutup wajahnya karena malu.

Tidak kuat menahan tawa, keduanya langsung saja saling melemparkannya ke atas udara. Membuat tawa mereka memantul diantara dinding-dinding yang mulai hangat karena sinar mata hari di luar sana. Cahaya mentari merambat memasuki jendela, membuat dua insan yang berada didalam kamar jadi saling tatap satu sama lain, mendekat satu sama lain sampai akhirnya lupa dengan apapun yang berada diatas dunia ini dengan menempelkan bibir mereka dengan mesra.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

Note: Follow all My social media. The link is gonna be in my profile. Please. ppppp

double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang