part 22

80 9 1
                                    

Dreeettt.... Dreeeett... Dreettttt....
.
.
.
.
.
Ponsel cowok ganteng ini bergetar,
"Hallo" ucap cowok ganteng ini.

"Maaf tuan, saya sudah melaksanakan tugas yang di beri oleh tuan"

"Oh, tolong antarkan berkas itu kerumah arlond oke, and jangan jemput saya. Karena saya bareng dengan diva" ucap cowok ini mematikan ponselnya tanpa mendengar penjelasan orang yang dari sebrang sana.
.
.
.
.
.
****
Tak terasa taksi yang di tumpangi galang, sudah berada di depan rumah yang teramat sangat mewah,
Rumah bararsitektur yang sangat baik dari semua arsitek yang ada di dunia.
Suasana yang sejuk, sederhana, namun terkesan elegant dan mewah.

"Terimakasih pak" ucap galang keluar dari pintu taksi,
Dan mulai membuka pintu sebelah kanan untuk menggendong gadis cantik berkecamata ini.
"Lo mau bawa gua kemana? Jangan jangan lo mau jual gua ya! Pulangin gua kerumah gua!" Ucap thea namun tak digubris galang.

Pintu gerbang yang terbuka otomatis terlihat, jelas rumah yang benar benar mewah dan indah, bagaikan istana seperti di dongeng saja. Gadis ini hanya menatap tak percaya, menatap takjub rumah yang dimilik cowok yang ini sedang menggendongnya.

"Tuan kamarnya sudah siap" ucap salah satu ajudan yang ada di situ.
"Oya rim, tolong hubungi dokter Rian dan suruh dia ke sini secepatnya!" Ucap galang memerintah.
Langkah kaki menyelusuri setiap bagian rumah mewah dan berhenti di sebiah kamar yang minimalis namun terlihat sangat indah.

"Lo mau apain gua!" Ucap gadis ini.

"Tidak" ucap galang membuang jas sekolah kesembarang tempat

"Lo ga macem macemkan?" Ucap gadis ini

"Hmmm"ucap galang yang mulai mendekati gadis ini dengan baju yang berantakan, terlihat seperti bad boy.

"Lang! Lo mau ngapain gua, menjauh ga! Gua teriak nih!" Ucap gadis ini.
"Teriak thea, kamar ini kedap suara" ucap galang semakin mendekat.

"Lang gua mohon!" Ucap thea mulai ketakutan..

"Lang! Menjauh dari gua!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gimana hubungan lo sama thea?"

"Lo?"
Cowok bermata sedikit sipit ini hanya tersenyum sinis,

"Ya seperti biasa" ucapnya menghisap sebatang rokok.

"Apa lo ga takut jatuh cinta?" Tanya orang itu.

"Tidak! Sama sekali!" Ucapnya.
"Ingat arlond, karma!" Ucap orang ini.

"Yuki-yuki, lo terlalu polos! Gua lakuin ini semata mata balas dendam sama galang!" Ucap orang itu.

"Balas dendam? Your stupid! Lo gasadar siapa yang lo balas dendam!"

"Sudah, lo diam saja! Lo gatau apa yang gua alamin selama ini."

"Whatever, yaudah gua balik dulu! Tapi gua harap tindakan lo, lo pikir dua kali!" Ucap yuki pergi.

"Jangan sok ceramahin gua!" Teriak orang ini, sambil tersenyum iblis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
################################################################

"Bisa diam tidak!" Bentak galang saat meraih kaki thea yang luka.
"Kenapa? Muka lo merah begitu? Berharap gua tidurin lo?" Tanya galang saat melihat rona pipi thea. Gadis ini langsung memalingkan mukanya dan mengontrol apanyang dia rasakan saat ini.
"Enak aja! Ogah gua di tidurin sama cowok brengsek kaya lo, yang mau ngebunuh gua!" Cetus thea. Galang hanya menatap tajam dan mendekatkan wajahnya kethea.
"Kalo gua mau bunuh orang kenapa ga sekalian saja"ucap galang membuat thea tegang.
"Bodoh!" Ucap galang mendorong kepala thea dengan telunjuknya.
Membuat thea seketika cemberut, galang hanya menggeleng dan meninggalkan thea yang ada di kasur menuju kursi dibalkon kamar.

I LOVE YOU (Benci Kok cinta?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang